PACU #30 Arion Dan Masa Lalunya

397 57 2
                                    

Kepalaku rasanya berputar mendengar masa lalu Arion yang dituturkan oelh Ferdy. Ternyata setelah Shinta meninggal, Arion kembali ke Jakarta. Dia menyesal, tetapi sudah terlambat. Kedatangannya membuat keluarga Shinta murka.

"Sikap Mas Arion yang liar sedikit berkurang setelah kematian Shinta," lanjut Ferdy. Aku belum bisa menanggapi apa-apa ucapannya. Aku shock mendengar masa lalu Arion. Kemudian Ferdy melanjutkan ucapannya. "Sejak keluarga Shinta mengetahui, kalau pada saat jatuh dari apartemen kondisi Shinta sedang hamil, keluarganya marah besar. Mereka mencari tahu pria yang terakhir dekat dengan Shinta. Mas Arion yang tahu keluarga Shinta mencarinya datang ke rumah Shinta. Kamu sudah bisa menduga apa yang terjadi pada Mas Arion."

"Mereka mengahajarnya, kan, Mas?" ucapku.

"Bukan itu saja, mereka menyeret Mas Arion ke meja hijau."

"Mas Arion dipenjara, Mas?" tanyaku penasaran.

"Papa akhirnya turun tangan Sandri. Mas Arion bisa bebas dari semua tuntutan karena campur tangan Papa. Lalu, Papa meminta Mas Arion melanjutkan kuliahnya di luar negeri dan mewanti-wanti, jika terjadi lagi hal liar yang dia lakukan, Papa sendiri yang akan menjebloskannya ke dalam penjara. Walaupun sekarang Mas Arion terlihat sudah bersikap baik, tetapi saya selalu khawatir jika sikapnya yang dulu kembali. Itu yang membuat saya khawatir saat melihat kamu di apartemennya." Aku sangat bisa memahami kekhawatiran Ferdy. Apalagi aku dan Rannu masih berhubungan keluarga. Jika hubungan keluarga Rannu dan Shinta dari pihak Om Fritz, aku dan Rannu dari pihak Tante Elis. Bisa saja Arion mendekatiku karena tahu aku masih berhubungan keluarga dengan Rannu. Aku berharap, Arion tidak menjadikanku sasaran balas dendam selanjutnya pada keluarga Rannu. Semoga saja dia benar-benar sudah berubah dan bisa mengambil hikmah dari kelakuannya di masa lalu.

"Mas, saya jadi nggak tahu harus bersikap gimana kalau bertemu Mas Arion." Aku pastikan sikapku akan berbeda saat berhadapan dengannya nanti. Rasa takut pasti saja ada, itu sudah jelas. Syukur-syukur jika saat bertemu dengannya aku tidak kabur.

"Saya tahu banget kalau Mas Arion tertarik sama kamu. Baiknya kamu bersikap biasa aja, ya. Tapi, saya juga nggak memaksa kamu untuk bersikap baik padanya setelah mendengar masa lalunya." Wajahku rasanya memanas saat Ferdy mengatakan Arion suka padaku. Justru hal ini malah membuat rasa khawatirku meningkat. Lalu aku harus bagaimana? Baru kenal saja sikap pemaksanya sudah kelihatan, bagaimana kalau kami sudah jadian? Aku makin bingung. Perasaan seperti ini paling sering aku hindari, karena pada dasarnya aku tipe orang yang tidak suka berpikir yang jelimet. Pekerjaan sudah membuatku kadang kelimpungan apa lagi kalau dikejar deadline, jangan lagi ditambah dengan pikiran lainnya. Itu yang membuatku sampai sekarang lebih suka sendiri. Rasa tertarik pada lawan jenis selalu ada, tetapi kalau sudah dihadapkan dengan keruwetan, aku lebih baik memilih mundur. Kepalaku tak mampu menerima banyak beban pikiran.

"Apa setelah Shinta meninggal, Mas Arion nggak punya teman dekat wanita lagi, ya, Mas?" Aku berharap pertanyaanku tidak membuat Ferdy merasa sedang diinterogasi. Aku perlu tahu banyak mengenai Arion, terlebih lagi sesuai info dari Ferdy tadi dia tertarik padaku. Bukannya senang, ini malah membuatku memasang alarm waspada saat nanti bertemu Arion. Misalnya aku menolaknya, apa tindakan Arion nantinya? Apakah dia akan marah karena ada wanita yang berani menolaknya? Terlebih lagi, dia sangat terkenal dengan pesonanya yang mampu membuat wanita mudah jatuh hati. Aku sangat paham itu sejak pertama kali melihatnya. Jadi, jika ada wanita yang berani menolaknya, kupastikan harga dirinya akan terkoyak. Wajar jika timbul rasa ketakutan pada diriku.

"Ada beberapa, sih, Sandri, tapi sepertinya nggak ada yang serius. Itu juga aku tahu kalau kebetulan berpapasan di kantornya. Setelah kejadian Shinta, Mas Arion sangat menutup rapat-rapat kehidupan pribadinya. Kami nggak pernah tahu siapa yang lagi dekat dengannya. Ketemu saya aja sudah jarang banget. Baru-baru ini aja dia rajin menghubungi hanya nanyain kamu kalau kamu nggak bisa dihubungi." Tuh, kan, info ini malah menambah rasa gusarku. Kalau sudah seperti itu, aku nggak akan bisa menghindarinya. Mau nggak mau aku harus menghadapinya, apa pun yang terjadi.

Pasti Ada Cinta Untukmu (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang