Kami melanjutkan obrolan sampai tidak terasa sore menjelang. Seperti yang Arion janjikan pada Ferdy jika dia yang akan mengantarku pulang, maka saat aku pamit, pria itu bersikeras mengantarku dan aku pun tidak bisa mencegahnya.
Banyak banget yang kami obrolkan tadi. Aku baru tahu, Arion dan Ferdy sempat terpisah ketika orang tua mereka bercerai. Arion ikut ayahnya, sementara Ferdy ikut ibunya. Mereka masih SD kala itu. Aku jadi paham keduanya tidak tertalu dekat karena hidup terpisah. Masuk SMA Arion kemudian tinggal bersama ibunya. Saat kuliah, dia terpisah lagi dengan Ferdy karena pria penuh misteri masa lalu itu kuliah di Jerman. Kakeknya menginginkan dia menjadi penggantinya mengurusi perusahaan keluarga. Ayahnya sudah menikah kembali dan mereka punya adik perempuan. Ibunya juga sudah menikah lagi dan hidup bahagia bersama suaminya, walaupun mereka tidak dikaruniai anak. Aku agak terkejut juga Arion bersedia membagi kehidupan keluarganya. Dari cerita ini, aku jadi tahu secara perlahan kehidupan Arion dan Ferdy. Hidup dengan keluarga terpisah seperti itu tentu saja tidak mengenakkan. Aku salut, mereka bisa mencapai tahap ini tentu butuh perjuangan yang panjang, mungkin sampai berdarah-darah, tetapi mereka bisa melaluinya. Orang-orang yang bisa keluar dan membuktikan pencapain seperti itu menurutku sangat keren. Beruntungnya lagi, mereka dari keluarga yang berkecukupan jadi dari segi materi mereka tidak akan berkekurangan. Yang masih tersisa dalam pikiranku adalah kesalahan apa yang diperbuat Arion sehingga Ferdy sangat mengkhawatirkan diriku kala bersamanya?
Arion mengantarku sampai tiba di depan rumah. Aku berbasa-basi mengajaknya mampir, walau sebenarnya yang kuiinginkan dia cepat pergi. Aku merasa tidak pantas saja mengajaknya mampir ke rumah yang sangat jauh dari orang sekelas Arion. Namun, basa-basiku disambut Arion dengan turun dari mobil dan bersamaku masuk ke dalam rumah. Aku jadi was-was. Walaupun keluargaku tidak juga terlalu sederhana, tetapi dibandingkan dengan Arion, sangat jauh. Aku khawatir dia tidak bisa beradaptasi. Dugaanku meleset. Dengan santainya dia masuk dan menyapa Papa yang sedang duduk di teras membaca buku. Aku sampai memperhatikan caranya berinteraksi dengan Papa. Dari yang aku lihat, dia berbicara dengan Papa wajar-wajar saja, tidak ada rasa canggung bahkan sopan. Aku masuk dan membiarkannya duduk mengobrol dengan Papa. Di dalam, Mama menyambutku dengan pertanyaan.
"Baru pulang? Tadi Mama dengar ada teman kamu. Mana dia?"
"Lagi di depan ngobrol sama Papa." Aku terus ke dapur hendak membuat minuman setelah menyimpan printilanku di kamar.
"Dia siapa? Teman kuliah kamu?" tanya Mama lagi. Sepertinya Mama sedang dalam mode serba ingin tahu. Tidak biasanya dia bertanya sedetail ini.
"Kakaknya Ferdy, Ma."
"Ketemu di mana? Apa kalian sudah kenal sebelumnya?"
"Dia tertarik sama desain Sandri, jadi pengen juga dibuatin yang seperti itu, Ma," jelasku pada Mama. Mama mengganguk mendengar penjelasanku, tetapi raut wajahnya menyiratkan sesuatu, entah apa.
Minuman yang kubuat sudah selesai dan aku membawanya ke depan. Mama juga tidak bertanya lagi dan kembali serius dengan tontonannya. Mungkin ada berita yang lebih penting yang diberitakan di televisi jadi perhatiannya teralihkan. Aku kadang waspada jika Mama bertanya lebih jauh mengenai hubunganku dengan Ferdy dan Arion.
"Silakan Mas, diminum. Maaf ala kadarnya aja," kataku setelah meletakkan minuman di atas meja.
"Arion teman ngobrol yang asyik juga nih, Sandri." Itu suara Papa. Tumben banget Papa betah mengobrol dengan orang yang baru dikenalnya. Aku dan Kak Dani memang sudah jarang menemaninya mengobrol karena sibuk dengan urusan masing-masing. Kak Dani apalagi, dia bekerja lebih keras agar bisa mengejar cita-citanya melanjutkan S2 di luar. Dan sepertinya itu tidak lama lagi. Saat ini Kak Dani sedang sibuk mengurus dokumennya. Sedang aku, jika sedang mengerjakan desain lebih banyak menghabiskan waktu di kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasti Ada Cinta Untukmu (complete)
RomanceAku dan Rannu adalah saudara sepupu yang sangat dekat. Usia kami sebaya. Ibuku dan ibunya Rannu bersaudara. Aku adalah tempat Rannu berbagi keluh kesah. Dia merasa berbeda dengan saudaranya dan berpikir mungkin dia hanya anak angkat. Apa yang dikerj...