PACU #14 Ada Yang Berubah

327 52 1
                                    


Tiga hari aku fokus dengan desainku. Ternyata jika fokus, desain yang sedang aku kerjakan lebih cepat selesai. Walaupun ada saja yang mengganggu atau menyita waktuku, seperti Ferdy, tetapi bisa kuatasi dengan baik. Desainku pun selesai, akan tetapi aku berencana menghubungi Ferdy dua hari lagi. Aku memutuskan berleha-leha dulu, bantu Mama dan melakukan hobi yang lain, mengurus tanaman. Selain berkutat dengan desain, saat yang paling menyenangkan buatku adalah berkutat di halaman. Apalagi kalau sudah berhadapan dengan tanaman suplir, bisa lupa waktu.

Baru selesai aku meletakkan peralatan tempurku jika sedang mengerjakan desain, pesan Dita masuk ke ponselku.

Dita : Sandri, gimana desain Mas Ferdy, apa sudah selesai?

Aku : Dikit lagi Dit.

Biasanya setelah menyelesaikan sebuah desain, masih ada saja yang perlu aku sempurnakan. Makanya info yang kuberikan pada Dita seperti itu.

Dita : Ada client lagi, nih, yang mau ketemu. Bisa atur waktu nggak, San?

Wah ..., semangatku jadi naik berlipat ganda. Client baru lagi. Selama ini, kadang belum selesai satu pekerjaan, sudah ada lagi client yang menawari kami pekerjaan. Aku selalu bersyukur akan hal itu. Walaupun bekerja secara freelance, pekerjaanku hampir tidak pernah putus.

Aku : Bisa, kok. Minggu depan?

Dita : Oke, hari Senin atau Selasa, gitu?

Aku : Siap. Ntar aku info.

Dita : Oke, San. See you.

Aku ke dapur dan bersiap membantu Mama menyiapkan makan siang. Sejak Papa pensiun, Papa lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Namun, Papa masih bekerja sebagi Tenaga Ahli di sebuah perusahaan. Hanya part time saja, jadi jika dibutuhkan, Papa akan datang ke kantor. Selebihnya dia lebih banyak bekerja dari rumah. Papa memang tipe yang tidak suka berdiam diri. Mungkin karena terbiasa melakukan kegiatan sehingga masa pensiunnya pun masih bisa dimanfaatkannya dengan melakukan pekerjaan yang masih dibutuhkan oleh orang lain.

Dua hari ini aku tidak mengunjungi Rannu, setelah kejadian hari Sabtu kemarin. Aku hanya bertanya kondisinya pada Kak Lia. Info dari Kak Lia, kondisi Rannu mulai stabil kembali. Aku sangat senang mendengar kabar bahagia tersebut. Rencana besok pagi aku kembali mengunjunginya.

Setelah makan siang, aku menghabiskan waktu di halaman. Mengganti media dalam pot, membagi tanaman suplir yang sudah penuh dalam pot menjadi beberapa bagian, mencabut daun-daun yang sudah menguning kemudian menyiramnya. Setelah selesai, aku duduk di gazebo sambil memandangi halaman yang telah bersih. Rasanya sangat damai melihat tanaman yang sudah rapi. Aku kemudian berbaring dan hampir saja tertidur karena embusan angin yang sangat menyejukkan. Buru-buru aku masuk ke rumah. Hari ini cukup menyenangkan bagiku, tidak ada gangguan.

***

Jam sembilan pagi, aku sudah memesan ojek online ke tempat Rannu. Jalanan masih macet juga, padahal sudah lewat peak hour. Butuh waktu 45 menit aku tiba di depan rumah sakit. Sengaja aku tidak memberitahu Kak Lia, jika hari ini aku akan menjenguk Rannu. Sesekali aku ingin memberikan kejutan. Aku juga membawa paper bag berisi makanan kesukaan Rannu. Aku bertemu suster jaga, minta izin, kemudian menyusuri koridor menuju tempat Rannu. Di halaman aku melihat Rannu dengan hobi barunya, merajut. Sepertinya syal yang kemarin dibuatnya pada saat kami datang sudah hampir jadi. Aku pun memberanikan diri mendekatinya, walaupun tetap memasang sikap waspada. Aku harus bisa seperti Ferdy.

"Pagi, Rannu," sapaku dengan suara pelan, khawatir mengejutkannya.

Rannu menoleh dan aku melihat tatapannya yang normal, persis seperti dulu. Jika melihat kondisinya seperti ini, Rannu tidak sakit. Bibirnya tertarik, membentuk lengkungan indah. Dia tersenyum melihatku.

Pasti Ada Cinta Untukmu (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang