Setelah Arion berlalu, aku berbalik ingin masuk, tetapi suara mobil berhenti di depan gerbang menghentikan langkahku. Kembali aku membalikkan badan. Mobil yang berhenti itu milik Papa yang dipakai Kak Dani. Aku membuka gerbang, setelah itu menutup dan menguncinya setelah mobil masuk garasi. Karena aku masuk lewat pintu ruang depan, aku bertemu Kak Dani di ruang tengah yang masuk dari arah garasi.
"Mobil siapa tadi, San?" Kak Dani sempat melihat mobil Arion saat dia datang tadi.
"Mobil teman."
"Oh, gitu. Teman kuliah?" Di rumah, aku akan selalu mendapat pertanyaan seperti ini. Padahal aku sudah menyelesaikan kuliahku beberapa tahun yang lalu. Sepertinya penghuni rumah ini merasa aneh jika aku mendapat teman selain teman-teman kuliah dulu.
"Bukan, teman yang berhubungan karena kerjaan aja, sih, Kak," jawabku sambil berharap Kak Dani cepat masuk ke kamarnya.
"Oke, hati-hati aja bergaulnya Sandri. Jangan mudah terpesona hanya karena tampang dan harta." Nasihat yang sangat menusuk hati, menurutku. Mungkin karena Kak Dani melihat mobil Arion yang mewah tadi. Kak Dani tidak tahu saja, tadi Arion telah bertemu dengan Papa dan Mama bahkan diminta ikut makan malam. Sudahlah, aku hanya bersyukur kakakku masih memperhatikanku, walau sebenarnya aku juga bisa menjaga diri.
Aku membersihkan meja makan dan ke dapur mencuci piring bekas makan malam kami tadi. Kak Dani sudah masuk ke kamarnya. Biasanya kalau pulang agak telat, dia sudah makan malam sebelum balik ke rumah. Setelah urusan bersih-bersih selesai, aku masuk kamar dan mandi. Badan rasanya sudah lengket sejak tadi. Setelah mandi nanti, aku berencana melanjutkan desain untuk Ferdy. Besoknya aku berencana menyelesaikan satu alternatif konsep desain buat Arion. Desain ini akan kukerjakan secara paralel.
Sudah hari Sabtu lagi dan hari ini jadwal rutinku mengunjungi Rannu. Sesuai saran dari Kak Ika, aku sudah mengirim pesan pada Kak Arie dan Kak Lia untuk mulai menjenguk Rannu kembali. Harapan kami, Rannu sudah bisa menerima kehadiran mereka. Tadi Kak Arie sudah mengabarkan sudah masuk Jakarta dan sebentar lagi akan mampir ke rumah untuk menjemputku. Aku sudah bersiap dan memasukkan beberapa makanan kesukaan Rannu ke paper bag. Aku masih bolak-balik dapur dan kamar ketika terdengar klakson mobil dari arah depan.
"Sepertinya Kak Arie, tuh, Sandri," kata Mama yang sedang berada di ruang tengah merapikan buku di rak. Kak Dani belum keluar dari kamar sejak tadi. Biasanya hari Sabtu dia bangun telat karena tidak ke kantor, memanjakan dirinya sejenak terbebas dari urusan pekerjaan. Aku ke depan, dan benar Kak Arie dan Kak Lia sudah tiba. Aku membuka gerbang pagar dan mempersilakan mereka masuk. Seperti biasa, Mama akan meminta Kak Arie dan Kak Lia sarapan dulu sebelum ke rumah sakit.
"Benar ya Sand, kami sudah bisa menjenguk Rannu?" tanya Kak Arie untuk memastikan kembali jika mereka sudah bisa melihat kondisi Rannu.
"Saran Dokter, sih, begitu Kak. Kondisi Rannu mulai membaik dan sebaiknya beradaptasi kembali dengan kehadiran Kak Arie dan Kak Lia."
"Oke, semoga aja Rannu sudah bisa melihat kami tanpa histeris seperti waktu itu." Kak Arie dan Kak Lia sangat mengharapkan Rannu bisa menerima kehadiran mereka. Aku pun berharap demikian. Ini bisa membantu proses kesembuhan Rannu lebih cepat. Selesai sarapan, kami pun bersiap menjenguk Rannu. Aku hampir saja lupa memasukkan titipan makanan kesukaan Rannu yang dibuat Mama. Aku selalu membawakan makanan-makanan tersebut saat mengunjungi Rannu, karena tahu dia pasti bosan dengan menu rumah sakit walau Rannu tak pernah mengeluh. Yang dia keluhkan hanya, kapan dia bisa keluar dari rumah sakit.
"Ferdy masih sering mengunjungi Rannu nggak, Sandri?" Pertanyaan Kak Arie saat kami sudah di jalan.
"Masih, kok, Kak. Nggak sesering dulu, sih, mungkin sibuk."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasti Ada Cinta Untukmu (complete)
RomanceAku dan Rannu adalah saudara sepupu yang sangat dekat. Usia kami sebaya. Ibuku dan ibunya Rannu bersaudara. Aku adalah tempat Rannu berbagi keluh kesah. Dia merasa berbeda dengan saudaranya dan berpikir mungkin dia hanya anak angkat. Apa yang dikerj...