|18|

2.7K 183 4
                                    

"Bukannya kau sudah meninggal, kenapa kau kembali lagi dari neraka".

Lingga tak percaya saudara kembar nya ini masih hidup mereka bertemu di sebuh restoran privat hanya mereka berdua, dengan tidak sepengetahuan Dian Langga keluar dari rumah tanpa Orang kekar yang selalu mengikutinya.

"Apa?! Aku masih hidup Lingga".
Lingga berbicara seenaknya membuat Langga sedikit berteriak.

"Tapi kenapa ada kabar bahwa kau sudah meninggal".

"Siapa yang telah memalsukan kematian ku". Heran Langga

"Apa Dian?wanita itu yang merawat mu setelah kecelakan dan komakan".

"Tidak mungkin, apa yang dia rencakan dengan memalsukan kematianku?".

" Langga mari kita membuka lembaran baru".

Lembaran baru yang Dian sebut adalah memalsukan kematiannya dan hidup bersamanya dan Reval, dengan menipu semua orang terutama Alvin bungsunya. Ini benar-benar gila

"Bapa belum tahu tentang kabarku meninggalkan?". Bahaya jika Zafar mengetahui dia meninggal.

"Belum, karna kematian mu sangatlah janggal aku tak percaya benar saja sekarang kau masih hidup ada di hadapanku".

"Apa yang harus aku lakukan kalau memang Dian yang memalsukan kematianku dan Alvin bagaimana sekarang?". Langga mencemaskan Alvin ini pertama kalinya ia mencemaskan bungsunya.

"Apa kau mencemaskannya?". Ucap Lingga mengoda Langga

"Tentu.. tentu aku mencemaskannya, aku bertemu ketika ingin berangkat ke Rumah sakit akan cek up Alvin menunggu hujan reda sendirian di halte dengan wajah pucat dan kau tahu Lingga---.. dia mimisan sangat banyak aku khawatir".

"Aku sudah tahu ada yang tidak beres dengan Dian, beresiko jika aku menunggu sampai tersadar jadi aku meninggalkannya". ucap Langga dengan penuh penyesalan.

"Apa aku tidak salah dengar?".

" Kau lupa Langga Alvin tidak diberi makan malam mengurungnya di kamar mandi dengan luka lebam dan baju basah semalaman ".

"... memukul, mencambuk tanpa ampun sampai tak sadarkan diri dengam darah yang merembes  tapi kau hanya---...". Ucapan Lingga terhenti oleh teriakan Langga

"Diam!".

"Ya benar kau hanya diam".

" Mental Alvin terganggu mengalami trauma, tiga tulang rusuknya retak sakit yang tak terlihat lebih menyakit kan Langga". Ucapan Lingga membuat Langga tertohok.

"Aku menyesalinya sudah cukup".
Langga dengan penyesalannya.

"Apa kau mulai ngakui Alvin?".

"Ya aku mengakuinya dia anak bungsuku". Lirih Langga.

"Percuma kau mengklaim suatu fakta, Alvin dia teralu banyak luka yang kau gores mungkin saat ini dia masih mengingat-ngingat apa saja yang dilakukan ayahnya padanya". Lingga dengan tersenyum remeh.

"Apa yang harusku lakukan sekarang?". Langga putus asa

"Apa koma membuat mu jadi bodoh".
Ucapan Lingga membuatnya kesal melihatnya dengan mengintimidasi.

ALvInTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang