|33|

626 55 4
                                    

Setelah dirinya pulang dari rumah Opa Zaf dan terjadinya pertemuan dengan sang ayah yang tak terduga, Raka langsung menutup diri di kamar beralasan bahwa dirinya butuh istirahat agar otaknya dapat berjalan kembali.

Alvin sendiri yang ingin kekamar Raka ragu-ragu apalagi dirinya tidak enakan, baru pagi tadi Raka sendirilah yang membuka pintu kamarnya sendiri dengan hati yang sudah tak berantakan mengajak Alvin untuk menemaninya sekedar menghibur di kala pusing akan penyusunan skripsinya.

Semua buku yang di butuhkan sudah mengitari menumpuk banyak di sekitar Raka, terdapat buku yang berbeda ukuran dari tebal dan kecilnya serta lembaran refisi dari dosen pembimbing yang memang sedang di perbaiki dirinya hari ini. Alvin Memperhatikan bagaimana frustasinya Raka yang sedang mengerjakan penelitian skripsinya yang sedang di susun.

"Tolong abilin abang buku merah yang hurufnya kuning di rak buku paling bawah".

Alvin tentu saja tak bosan malah ia sangat bersemangat membantu Raka, di perintahkan langsung berdiri dari duduknya mengambil dengan gesit buku yang di maksud Raka itu.

"Abang yang ini bukan?".

"Mana? Bukan tapi yang di sebelah kirinya".

"Ini?". Mengembalikan buku yang berada di genggamannya dan menunjukan kembali buku yang di maksud Raka.

"Nah, iyaa". Raka melihatnya buku yang di butuhkannya, mengangguk tersenyum.

Alvin segera membawa buku itu di tangannya berjalan kepada Raka dengan hati-hati karena takut menginjak kertas dan buku yang berserakan di karpet, setelah dengan hati-hati berjalan menuju Raka Alvin memberikan buku itu.

"Makasih". Ucap Raka

Alvin segera kembali ke tempat duduknya tadi memperhatikan kembali apa yang di lakukan Raka ataupun sedikit membaca-baca apa yang terdapat pada setiap lembaran atau buku yang terbuka, dirinya sendiri tak berani membuka dan membawa buku atau kertas yang berserakan dekat Raka untuk dia baca atau di buka-buka di setiap lembarnya.

Karena, Alvin tahu ini sangat penting untuk Raka dan Raka tidak ingin di ganggu apalagi banyak bertanya mengenai penyusunan skripsinya jadi Alvin hanya diam memperhatikan dan membaca-baca sekilas.

"Bosen enggak di kamar Abang?". Tanya Raka

"Enggak".

"Kalau bosen maen aja ke kamar Dava, biar enggak bosen". Tawar Raka

"Bang Dava suka marah-marah males". Ucap Alvin dengan lesu.

Memang dilihat Alvin tidak bosan akan apa yang ada di kamar Raka, sudah hampir dua jam namun adiknya itu masih anteng dengan Raka yang jarang bicara hanya menatap laptop. Itulah kegiatan mahasiswa akhir di rumah bila keluar akhir-akhir ini hanya untuk memenuhi data penelitiannya ataupun bimbingan kekampus, kecuali kemarin dirinya di perintah kan sang bunda untuk mengambil di rumah Opa Zaf.

Raka jadi teringat kembali pertemuannya dengan sang Ayah di rumah Opa Zaf, bila sudah terlintas dalam pikirannya seperti ini otaknya selalu tak bisa di ajak kerjasama untuk segera menyelesaikan kegiatan revisinya. Raka selalu merasa kesal bila mengingatnya.

"Libur sekolah satu minggu lagi kan?".

"Hem? Iyaa". Alvin baru menyadarinya juga satu minggu lagi akan masuk sekolah ternyata waktu tak terasa

"Mau liburan atau jalan jalan kemana enggak? Seru kayanya kalau ngecamp terus bakar-bakar". Tawar Raka deadline skripsinya masih lama juga, tidak ada salahnya untuk merefres otaknya dulu bukan.

"Terserah abang aja".

Keduanya kembali hening Raka kembali semangat dengan mengerjakan revisiannya karena akan liburan dulu tinggal bicara pada bunda pasti setuju, sedangkan Alvin berdiri di dekat jendela melihat seseorang keluar dari mobil yang baru saja masuk ke pekarangan rumahnya.

ALvInTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang