|1|

16K 813 8
                                    

Raka masih menatap wajah pucat Alvin plester penurun demam masih menempel di kening adik bungsunya. Selama ini tak ada kabar mengenai alvin dan ayah sekertaris sang ayahlah yang memberi tahu bahwa ayah nya terlibat kecelakaan yang membuat nya meninggal.

Dilihat nya wajah kurus dan pucat Alvin, Ayah nya tak merawat alvin dengan benar dan lebih kagetnya Raka melihat banyak bekas luka di punggung, tangan, dan kaki ada ruam - ruam membiru setelah mengganti baju alvin tadi.

"Bang Raka?". Lirih Alvin

"Hmm..".

Alvin melihat wajah abangnya Raka masih sibuk mengoleskan salep untuk ruam membiru yang ada di tubuhnya.

"Gimana udah enakan?".hanya di balas anggukan.

Alvin tak berani menatap mata Raka langsung ia hanya menunduk dan tersenyum, apa yang harus Alvin jawab kalau abang nya bertanya ruam dan bekas luka di tubuh nya.

"Makasih bang Raka".raka membalas dengan senyuman

Raka menempelkan tangan nya ke leher alvin memeriksa suhu badan adiknya itu merasa panasnya sudah sedikit turun tak sepanas kemarin.

"Abang ambil bubur dulu".berjalan keluar kamar alvin dan menoleh kembali ke belakang.

"jangan turun dari tempat tidur sebelum bang Raka dateng."

Di balas dengan anggukan lemas dari Alvin, Alvin merasa sedikit lega Raka untuk sekarang ini tidak menanyakan kenapa ada banyak luka dan ruam kebiruan di tubuh nya.

jujur saja badan nya memang sangat lemas dan kepalanya masih pening bekas kejadian kemarin kehujanan, untung saja ada abangnya menjemput kalau tidak pasti dia akan tergeletak pingsan di pemakaman.

Sebebenarnya alvin memejamkan mata tidak tidur, sekelebat ingatan dengan ayah nya muncul ketika ia sakit tidak pernah di perlakukan seperti abang nya lakukan kepada nya sekarang, malahan ia di omeli dan di kurung di gudang.

Karna ketika alvin sakit ia takfokus dengan apa yang ayah nya perintahkan padanya, Alvin tidak pernah melawan kepada ayah nya ketika ia di siksa ia hanya akan diam dan menerima siksaan yang di berikan sang ayah.

"Kalau ayah marah berarti alvin membuat kesalahan" .Itu yang alvin ingat.

🍃🍃🍃

Raka membuka pintu kamar yang ia lihat alvin tertidur kembali, keringat masih membasahi wajah pucat Alvin.
Dengan membawa nampan berisi bubur dan obat untuk adiknya Raka menyimpan nampan di atas meja mengusap keringat di kening alvin dengan tisu dekat kasur.

"Alvin bangun Vin".

Ucap raka sambil menyentuh pundak adik nya itu tak lama kemudian orang yang di panggil - panggil pun membuka mata nya.

Teringat kenangan nya bersama dengan sang ayah yang tak pernah membangun kannya seperti yang di lakukan Raka sekarang ini.penuh dengan kelembutan

Bila alvin telat bangun Ayah membangunkan dengan mengguyur air tanpa terkecuali ucapan kasar bernada tinggi dan sentakan di pagi hari bila Alvin tidak bangun ketika demam ia akan diseret dan di kurung di gudang oleh ayah nya tanpa ada penerangan tanpa sehelai selimbut dan makanan. sangat buruk tapi alvin tetap menyayangi ayah nya!

Alvin bangun dari posisi tidurnya di bantu oleh Raka menyenderkan punggung nya ke Headboard.

"Sekarang makan buburnya sampe habis dan juga minum obat nya."

ALvInTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang