|2|

10.8K 706 6
                                    

Alvin sudah menahannya dari mulai akan berangkat, tapi perutnya tak bisa ia tahan lagi Raka menanyakan keadaannya pun tak sanggup ia jawab karena serasa ada yang ingin keluar dari perutnya dan sakit di perutnya mengalihkan segalanya.

Beruntungnya Raka memarkirkan mobilnya di tepi jalan tak menunggu lama alvin pun langsung membuka pintu mobil berjalan tak jauh dari mobil sambil meremas perutnya yang mulai semakin mual.

"Hoek.. Hoek.. Uhhukk..".

Alvin langsung berjongkok memuntahkan isi perut nya keringat dingin bercucuran dari dahinya alvin terus meremas perut nya yang semakin sakit, kepalanya mulai pening tubuhnya lemas.

Raka menyusul alvin keluar dari mobil dengan membawa minum dan tisu rasa khawatir menyelimuti diri nya.

" Hoek.. uhhuk B-bang".

Tangan hangat itu mengusap punggung alvin yang bergetar dan memijat-mijat tekuk alvin untuk membantu memper mudah mengeluarkan isi perut nya.

bubur yang alvin makan tadi pagi keluar sudah semuanya, muka alvin yang memerah dan urat-urat lehernya terlihat mengencang peluh pun membasahi rambutnya.

"Udah jangan di paksain kalo emang, engga ada yang mau di keluarin".

Sambil terus mengusap-ngusap punggung alvin raka meraih tubuh alvin untuk berdiri tanganya sibuk membersihkan muntahan alvin yang ada di mulut.

Nafas alvin masih belum tenang karna aksi muntahnya tadi, merasa alvin menumpukan seluruh badanya Raka karena jujur saja badan nya sekarang sangat lemas dan kepalanya juga tersa pening untuk berjalan saja tak ada tenaga.

"Udah?".

Alvin hanya mengangguk lelah Raka pun memberikan minum kepada alvin dan mengusap keringa di dahi alvin dengan tisu.

"Makasih bang, maaf".

"Heem".

Memapah alvin masuk ke mobil dan menutup pintu nya, Raka memutari mobil membuka pintu mobil sebelahnya dan masuk ke dalam mobil dilihat nya wajah alvin yang pucat dan kelihatan lemas matanya terpejam dan tangannya terus meremas perutnya.

"Perutnya sakit?."
Raka memasangkan sabuk pengaman memberi alvin minum.

"Sedikit".

"Mau kerumah sakit?".

"E--engga.. jangan kerumah sakit". ucap alvin yang lemas.

Alvin masih memejam kan mata pening dikepalanya masih ada dan sakit di perut nya tak mau hilang apalagi pinggangnya tadi pas batuk sangatlah sakit.

"tapi kalau kenapa-kenapa gimana? kita kerumah sakit aja yah".

"Kerumah bunda aja".

Raka mengusap kepala alvin wajah  yang pucat tangannya masih meremas bagian perutnya, Raka kawatir pada alvin karena sampai sekarang mata alvin masih terpejam dengan sedikit meringis seperti menahan sakit.

"yaudah nanti kalau gak kuat bilang, okee". Dibalas anggukan Alvin

Hanya dibalas deheman pelan Alvin tanpa Raka segera melajukan mobil nya ia pasrah dengan sikap alvin yang keras kepala dengan rasa kawatir masih menyelimuti nya.

🍃🍃🍃


Suara klakson terdengar di depan rumah bertingkat dua yang bercat kan putih dan bernuansakan klasik tak lama gerbang pintu rumah itu segera di buka oleh pak Adi penjaga rumah.

Raka pun langsung memarkirkan mobilnya pak adi mengeluarkan barang-barang yang di bawa oleh Alvin dan Raka .

Raka membantu membukakan pintu mobil untuk alvin, Raka tau tubuh alvin pasti masih lemas terlihat dengan wajah nya yang masih pucat tetapi senyum masih terpatri di wajahnya.

ALvInTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang