|20|

4.2K 244 15
                                    

Setelah di pulang di rawat RS Alvin kembali masuk sekolah seperti biasa hanya sedikit berbeda kini harus membawa obat-obatan yang di perlukannya bila colapse.

"Bang Reval".

"Heyy udah masuk sekolah aja".

"Iya, takut ketinggalan pelajaran".

"Kantin yo..".

"Ayo".

Alvin dan Reval berjalan menuju kantin karna waktu istirahat di koridor banyak siswa yang menatap mereka berdua Alvin tak menghiraukan karna dari pertama ia datang sudah mengalami, sedangkan Reval bodo amat.

"Bisa-bisanya Alvin deket sama rival Dafa".

"Gak tahu diri banget ya udah di sekolahin sama Bundanya Dafa ehh.. malah deket sama musuhnya".

"Dia engga tahu atau pura-pura engga tahu".

"Gak ada Dafa si Alvin ngelunjak".

Alvin menikmati makan siangnya dengan napsu tak napsu masih terdengar desas-desus ucapan mereka tentang dirinya, Alvin bersikap sama dengan Reval bodo amat apa yang mereka lihat tak seperti apa yang mereka rasakan.

"Obatnya jangan lupa".

"Iya ini ada ko".

Reval melihat Alvin minum obatnya setelah makan masih tak percaya dengan adik bungsunya ini akibat perlakuan papahnya membuat Alvin sakit secara fisik maupun mental, karna yang Reval rasakan ayahnya sangat baik padanya mungkin hanya padanya.

"Pulang nanti sama siapa?".

"Bang Raka jemput, pulang langsung ke RS jenguk bang Dafa".

"Ohh".

"Bang Reval mau ikut juga?".tawar Alvin.

"Boleh?". Ragu Reval

"Ya bolehlah".

Setelah jam istirahat selesai mereka masuk kekelas masing - masing, kini Alvin sedang ngobrol berasama Maren yang sedikit banyak bacot.

"Alvin gue mau tanya, kenapa loe bisa deket sama bang Reval?".

"Bang Reval tuh udah deket dari gue masih sama ayah kita satu sekolah, gue nganggep bang Reval kaya abang gue sendiri".

Maren tahu keadaan keluarga Alvin sebenarnya hanya saja ia bungkam taktahu menau, Maren hanya bisa menunggu semua fakta terbuka untuk Alvin bukan lewat dirinya mungkin akan lebih baik.

"Ohh terus sekarang kenapa pindah kesini bareng lagi sama loe?".

"Katanya sihh tante Dian mamahnya pindah kerja jadi disini terus kebetulan ssesekolah lagi sama kaya gue deh".

"Bisa kebetulan gitu ya". Maren dengan selidik

"Heeem~..".

"Maren".

"Apa?".

"Loe tau gak kenapa bang Dafa sama bang Reval bisa jadi rival?". Karna dari awal ia dekat dengan Reval semua orang terus berucap Rival Dafa.

"Kata ka Rhea musuh bubuyutan basketnya, emang Bang reval gak pernah cerita sama loe kalau abang loe itu musuhnya Reval dari dulu".

"SMA Maha Bangsa sama SMA Aatrheya itu dari dulu tanding basket selalu selisih juara 1 mulu massa loe gak tau, di sekolah ngapain aja dulu?".

Maren dengan terkekeh tidak menyangka Alvin tidak tahu dirinya saja yang 4 tahun di luar negri saja tahu dengan keadaan Dafa di sekolah dari Rhea yang tak memutus komunikasi dengan Dafa.

ALvInTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang