|21|

2.3K 158 7
                                    

Pagi ini setelah beberapa hari Dava di rawat karena typus, ia akan sekolah makan bersama di meja makan memperhatikan gerak-gerik Alvin.

"Vin berangkat sekolah bareng gue". Dengan masih ego setinggi langitnya.

"Heh gak salah denger?".

"Apa?! Gue duluan berangkat salah.. bareng alvin juga masih protes, salah mulu perasaan". Kesal Dava menatap Raka yang hanya tersenyum mungkin Dava sudah mulai menerima Alvin.

Terlihat Alvin selesai makan Dafa memegang tanggannya Alvin yang di pegang hanya diam menurut, Dafa pamit pada sang Bunda. Lisa yang melihat hanya tersenyum semoga ini menjadi awal baik bagi Alvin dan Dava.

"Bang gue duluan! Bunda kita berangkat". Dava pamit.

"Iyaa hati-hati di jalan jangan ngebut". Lisa

Dava dan Alvin masuk ke dalam mobil ya semenjak kejadin itu Lisa membolehkan Dava membawa mobil, di perjalanan Alvin hanya diam menunduk tentu saja karena tak berani menatap Dava apalagi takut membuat kesalahan jadi agar itu semua tidak terjadi Alvin hanya diam.

Setelah sampai parkiran sekolah Alvin akan keluar tapi di cegah Dafa menarik bahunya sedikit kasar membuatnya meringis, lumayan linu pada tulang rusuk nya yang belum benar-benar pulih.

"Sorry". Ucapa Dava hanya anggukan yang alvin jawab.

"Loe masih takut sama gue?".

"Engga". Memberanikan menatap mata Dava.

"Terus kenapa diem mulu dari tadi?".

"Mulut alvin lagi sariawan". Lirihnya

" HAH".

"Iyaa.. kan dari kemarin Alvin ngomong sama bunda bang Raka juga tahu.. udah kan". Tak tahu keberanian darimana Alvin mulai merasa kesal dengan Dava.

Memang setelah beberapa hari ini Alvin sering terserang Demam, batuk, pilek sekarang panas dalam berujung sariawan kumplit sudah. Penyebabnya entah apa mungkin perubahan musim memang imun tubuh nya tak sekebal orang lain.

"Ohh okey".

Mereka berdua keluar dari mobil pemandangan hari ini membuat satu sekolah gempar biasanya Alvin akan bersama Maren sekarang dengan Dava, pemandangan tidak biasa ini terlihat oleh Reval yang juga baru saja sampai tersenyum miris memilih untuk langsung masuk kelas saja tidak ingin menggangu.

"Bang Dava ngapain loe kesini ngikutin Si Alvin?". Sewot Maren yang sudah menunggu Alvin di depan kelas

"Gaada yang larang juga kenapa emang?".

Dava tak kalah sewot, mengusak kepala Alvin yang menunduk membuat menatapnya kaget tentu apalagi Dava tersenyum dan melenggang pergi begitu saja.

Kejadian tersebut membuat Maren menatap ngerii, Alvin masih diam berjalan masuk kekelas tak berbicara apapun pada Maren.

" Alvin bang Dava gak lagi kesemsem sama loe kan, kenapa sikapnya bisa manis gituh gak kaya kutub es". Yang ditanya hanya mengedikan bahunya tak tahu.

" ko bisa berubah gitu yaa, apa karena sakit typus nya kemarin?".

"Masa gara-gara typus bisa kesemsem sama loe Vin".

Bugh

Buku paket Biologi melayang mengenai belakang kepala Maren, tidak terlalu keras tidak juga sakit tapi lumayan terasa tentu saja pelakunya adalah Alvin karena kesal bicara Maren mulai ngelantur kemana saja.

"Ihh kenapa,, gue kan gak salah".

"Berisik gue lagi sariawan".

"Yaa maap gue kan gak tau, ngomong ke dari tadi".

ALvInTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang