|15|

5.5K 348 23
                                    

Sekarang ini Alvin sedang di temani oleh bundanya Lisa ,mangkuk bubur berada di tangannya dan satu sendok suapan bubur masuk kedalam mulut alvin taklepas dari senyum manis alvin yang di perlihatkan kepada bundanya.

"enak gak bubur nya?kalau gak enak bunda bikin di rumah aja nanti bawa kesini mau?."Alvin mengangguk antusias senyum nya tak pudar pada sang bunda.

"kenapa senyum- senyum terus dari tadi."

Alvin hanya mengelengkan kepalanya, Lisa hanya tersenyum Dengan mengarahkan sesendok bubur terakhir pada alvin dan memberi segelas air putih.

Lisa membantu alvin supaya alvin minum nya tidak tersedak, setelah itu mengambil tisu yang berada di nakas untuk mengelas bibir Alvin.

"Makasih Bunda.".

Lisa hanya membalas dengam senyuman tanganya membenarkan rambut alvin perlakuan manis bunda membuat hati Alvin menghangat, mungkin begini rasanya di manja oleh seorang yang melahirkannya dan seseorang yang berarti di hidupnya.

Klek

Suara bukaan pintu dari kamar inap Alvin terdengar dan memperlihatkan Raka yang masuk ke kamar inap Alvin dengan tergesa.

"Vin kok sampe disini? siapa yang bawa alvin kesini? sekarang gima ada yang sakit gak?heh?!! jawab dong jangan senyum gitu, terus gimana kata dokter engak ada yang serius kan??". Alvin hanya diam saat Raka menayakan banyak hal pada nya.

"Raka kamu itu kalau nanya satu-satu Alvin juga bingung kalau kamu nanya nya kaya gitu."terang sang bunda dibalas anggukan oleh Alvin Raka diam menyengir menggaruk kepalanya yang enggak gatal.

"Bang gimana keadaan bang Dafa?." Alvin yang bertanya.

"emm.. Bang Dafa udah sadar,katanya mau di temenin bunda,Alvin biar aku yang jaga aja bun".ucap Raka

"Bunda ke bang Dafa aja aku sama bang Raka aja di sini".senyum alvin pada sang bunda.

"kalau gitu bunda ke Dafa dulu Vin kamu baik-baik ya sama bang Raka". hanya dibalas anggukan oleh alvin bunda pamit dengan mengecup kening Alvin.

Sekarang di ruangan hanya ada Alvin dan Raka suasana pun menjadi hening sampai dengan suara bass dari Raka keluar.

"Vin..".

Alvin menatap mata Raka mereka saling bertatap,karna Alvin takut ia langsung memalingkan wajah nya menunduk.

"Sebenarnya bang Raka punya banyak pertanyaaan yang harus alvin jawab".
Raka dengan mengusap lembut rambut Alvin.

"Ceritanya panjang, Bang Raka pasti enggak akan ngerti dan mungkin enggak akan percaya." Alvin tersenyum masih dengan wajah yang menunduk.

Baru saja Raka ingin bertanya kembali kepada alvin pintu rawat alvin terbuka Raka melihat ternyata Reval yang masuk dengan membawa buah-buahan tak lupa senyum manis yang Reval perlihatkan.

"Bang Reval."Alvin tersenyum

"Hai~".Reval

Raka menghembuskan nafas kesal, Reval berjalan menghampiri alvin dan Raka menyimpan buah-buahan nya di meja.

"Gimana keadaanya?udah enakan?." reval bertanya tangannya mengusap kepala Alvin.

"Lumayan".alvin tersenyum.

Raka yang melihat hanya diam melipat tangannya di didada, tadi saja dia bertanya pada alvin tak menjawab sekarang Reval yang bertanya pada alvin malah menjawab dan memberi senyuman.

"Loe ko tahu Alvin ada disini?loe tahu dari mana?."Raka pada Reval.

"Dari orang nya lah, alvin sendiri yang nelpon kalau dia di rawat dan minta gue kesini ."

Reval dengan sombong nya mengucapkan itu pada Raka, Raka semakin kesal dia saja di beri tahu dari suster kalau alvin dirawat Raka melirik ke arah alvin.

"iya bang, alvin yang nyuruh bang Reval kesini".

Dengan alvin berucap seperti itu Reval serasa menang dihadapan Raka taklama kemudian suara telpon Raka bunyi ia menjauh dari alvin dan reval untuk mengangkat telpon membiar kan alvin dan Reval berdua.

"Hallo bunda".

"Raka kamu pulang dulu bawa keperluan Dafa sama Alvin,bunda enggak bisa pulang Dava lagi engga bisa di tinggal pariman lagi ijin enggak ada yang bawain."

"iya bun, terus----".

Tut

---- Alvin gimana bun?."

belum juga Raka menuntaskan bicaranya telponnya sudah bundanya tutup.

"Vin enggak papakan kalau bang Raka tinggal dulu?abang kerumah bawa perlengkapan Dafa sama alvin nanti abang kesini lagi."

Dafa? Apa dafa sakit juga gumannya dalam hati Reval bukankah Daffa baik-baik aja kenapa Dafa dan Alvin bisa sama-sama masuk rumah sakit pasti tidak ada yang beres.

"enggak papa".terlihat tatapan alvin yang sayu dan senyum yang di pakasakan dari alvin.

"Kan ada BaBang Reval disisni alvin enggak bakal kesepian disini iya kan Vin".ucap Reval sedikit meledek pada Raka, Alvin hanya membalas dengan anggukan dan senyum pada Raka.

"Bang Raka pulang dulu nanti kesini lagi."pamit Raka mengusak rambut alvin dan mencium kening nya.

Reval yang ada disana melihat interaksi Raka dan Alvin hanya tersenyum kecut, dia memang bersaudara tapi kedekatannya jauh dari kata saudara tak pernah diperlakukan baik selama ini. Melihat semua ini serasa dia bukan siapa- siapa, atau Reval memang bukan siapa-siapa?

"Bang Reval".alvin mengguncangkan tangan reval, Reval terlihat sedang melamun.

"emm.. iya kenapa?."

"seharus nya alvin yang nanya abang kenapa?."

"enggak papa cuman mikirin kalau Dava bisa sakit juga ya?."

"ya iyalah bisa orang bang Dava manusia pasti ngalamin sakit lah, Bang reval gimana sih ."alvin dengan tertawa reval pun tertawa dan mengusak rambut alvin.

Terus Reval manusia apa yang selalu merasakan sakit dan menyakiti orang, apa membuka lembaran baru adalah jalan yang terbaik untuknya atau ia harus menutup lembaran baru itu dan menghilang.

Terus Reval manusia apa yang selalu merasakan sakit dan menyakiti orang, apa membuka lembaran baru adalah jalan yang terbaik untuknya atau ia harus menutup lembaran baru itu dan menghilang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ALvInTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang