|37|

534 58 2
                                    

Reval mengajak Dian sang Mama untuk menjenguk Alvin ke rumahnya, karena sudah hampir satu minggu ini tidak ada kabar ponselnyapun tidak aktif. Sedikit membuat hati Reval gelisah apakah ada hal yang serius terjadi.

Dian sendiri dengan senang hati mengantar anaknya Reval mungkin akan ada sedikit celah untuk dekat dan masuk pada keluarga Lisa, apalagi Reval sudah dua kali masuk ke dalam rumah dan di terima baik oleh Lisa. Liburan semester kali ini Reval tidak bersemangat seperti sebelumnya, di tawari Dian dia menolak tetapi saat diajak untuk menjenguk Alvin bersemangat.

Reval memang akhir-akhir ini uring-uringan karena tak mendapat kabar dari Alvin, mood nya sangat jelek satu minggu kebelakang membuat Dian sedikit terganggu. Tetapi mood hari ini sepertinya membaik dari pagi bersiap-siap tak sabar untuk menjenguk Alvin, apalagi katanya Reval lumayan sedikit pede karena bersama Dian tak seperti biasanya.

Dalam perjalan masih terus tersenyum semoga saja Reval dan Mamanya dapat di terima untuk masuk dan tak ada penolakan. Namu, ketika Dian membunyikan klakson untuk membuka gerbang seorang pria berbadan tegap berwajah garang keluar dari gerbang. Reval dan Lisa segera keluar dari mobil untuk menemuinya.

"Maaf nyonya anda tidak bisa masuk". Ucap pria itu tegas

"Loh kenapa kan saya ingin menjenguk ibu Lisa dan Alvin". Ucap Dian

"Untuk saat ini tuan muda Alvin belum bisa di jenguk untuk bertemu?". Pria itu menatap keduanya.

"Memangnya kenapa pak? Apa terjadi hal serius?". Ucap Reval khwatir

"Tuan muda sedang di kondisi drop, dan tidak di perkenankan untuk bertemu siapapun untuk saat ini". Pernyataan pria tegap itu membuat senyum Reval sirna, Reval dan Dian kembali di tolak.

"Yasudah kalau begitu saya hanya akan bertemu Lisa saja". Ucap Dian masih kekeh karena melihat raut wajah Reval yang mulai sedih.

"Tidak bisa nyonya". Pria itu masih dengan tegas melarang.

"Loh kenapa begitu?! Saya sangat kenal dengan baik Lisa, anak saya juga satu sekolah dengan Dava dan Alvin. Kamu jangan melarang saya masuk!". Dian mulai terpancing emosi, dia sangat kesal Reval sudah mempersipkan semuanya dari pagi tak sabar bertemu Alvin tapi setelah sampai keduanya di tolak masuk.

"Tetap tidak bisa nyonya, untuk saat ini nyonya Lisa tidak menerima tamu datang". Dengan tegas.

"Coba panggil Lisa sekarang!". Dian sudah emosi meninggikan suaranya, berjalan kehadapan pria tegap itu menatap tajam.

"Mah udah enggak papa". Reval mulai menyadari situasi mamahnya terpancing emosi, kedua tangannya segera menahan badan Dian untuk tidak maju.

"Engga bisa gitu dong!". Dian tak terima ingin melepaskan genggaman tangan Reval di kedua tangannya

"Maaf ya pak mengganggu, sampaikan salam aja sama Alvin kalau saya Reval dan Mamah saya kesini". Ucap Reval dengan tennag segera menarik Dian untuk masuk ke dalam mobil kembali.

Dian dengan wajah kesal menyalakan mobil meninggalkan kediaman Lisa, dirinya tak terima mengapa ia di tolak padahal waktu itu ucapan Lisa sangatlah manis didengar. Mengapa sekarang Reval dan dirinya menerima penolakan. Dian rela tidak apa-apa bila diberikan penolakan, tapi untuk Reval anak satu-satunya ia tak terima.

"Ucapannya engga bisa di pegang, waktu itu aja katanya kapan aja boleh ke rumah". Dian terus menggerurutu namun masih fokus mengendari mobil.

"Sekarang kita ada niat baik ketemu malah di tolak".

"Mamah engga pernah buat salah perasaan". Ucap Dian dengan lantang tak merasa bersalah, padahal kekacauan hidup Alvin itu adalah gara-gara dia.

"Pake gaya-gaya segala sekarang rumahnya di jaga kaya gitu".

ALvInTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang