|30|

685 65 1
                                    

Lisa di sibukan dengan kegiatan membuat cakenya di dapur, entahlah setelah tanggung jawab kantor di berikan pada Lingga dan Zafar semuanya semakin ringan. Dirinya semakin banyak memiliki waktu luang untuk merawat anak-anaknya apalagi sekarang sedang libur kecuali Raka yang terkadang masih bolak-balik ke kampus.

"Raka! Kamu lagi sibuk engga?". Teriak Lisa dari dapur.

"Kenapa? Enggak-enggak sibuk". Raka berjalan menghampiri sang bunda tangannnya sedikit mencomot strawberry dan cream yang manis.

"Bantu bunda buat belanja ya.. list belajanya ini". Lisa memcuci tangannya terlebih dahulu karna kotor akan adonan, segera memberikan selembar kertas di laci kitchennya memberikan pada Raka.

"Iya Bun".

"Bunda lupa harusnya hari ini, malah bikin cake". Lisa dengan sibuk memotong strawberry untuk isian cake nya.

"Ajak aja Dava buat bantu bawa barang belanjaan, kalau Alvin disini aja sama Bunda". Ujar Lisa untuk Alvin dari kemarin terlihat sekali masih menghindari dirinya, Lisa masih berpikir apakah ada yang salah dengan dirinya pada sang bungsu.

"Dava buruan ikut belanja sama gue". Raka menghampiri Dava dari Dapur, berjalan dengan mencari kunci mobil.

"Engga mau gue mager". Dava yang tiduran di sofa dengan focusnya pada handpone tapi TV yang masih menyala bersama Alvin duduk di dekatnya.

"Cepet nanti keburu malem". Raka masih kekeh

"Sama Alvin aja tuhh". Dava malas keluar rumah untuk hari ini, ingin menikmati hari libur sekolahnya di rumah saja.

"Engga lo sama gue belanja biar Alvin bantu bunda, lo diam di rumah mana mau bantu bunda di dapur". Ucap Raka karna benar Dava tidak bisa di andalkan

"Alvin mau ikut Bang Raka aja". Alvin segera berdiri menghampiri Raka yang sudah di pintu keluar.

"Tuh mau ikut lo, udah sana pergi gue mau di rumah aja".

Dava segera mengahampiri sang Bunda yang sedang di dapur tangannya sibuk menata strawberry untuk menjadi isian di dalam cake, Lisa yang melihat Dava menghampirinya bukan Alvin merasa heran.

"Lohh bukannya ikut sama Abang?".

"Engga mau keluar lagi mager". Mengambil strawberry untuk dia makan, mengahmpiri sang bunda bukannya membanti tapi Dava memakan bahan untuk isian ckenya

"Terus Alvinnya mana?". Tanya Lisa pasrah saja dengan kelakuan Dava yang emmang seperti itu hanya tahu makan saja.

"Ikut Bang Raka belanja".

"Alvin yang mau atau kamu yang maksa". Sinis Lisa

"Apasih Bun orang mau sendiri tanya aja sama Bang Raka nanti".

"Jangan di makan terus nanti engga cukup". Tegur Lisa bukannya membantu sama-sama menata malah memakannya langsung tiga buah dalam satu suapan.

"Maap Bun". Dafa dengan cengengesan.

Sedangkan di lain tempat Alvin dan Raka sedang sibuk berjalan kesana kemari untuk mengambil barang belanjaan yang terdapat di list sang bunda, Alvin hanya membuntuti kemana saja Raka berjalan yang mendorong trolli pun Raka list belanja di tangan Raka juga.

"Mau ini enggak". Tawaran Raka hanya dibalas gelengan oleh Alvin.

"Kenapa engga mau sama bunda?". Tanya Raka terlihat sekali dari kemarin Alvin menghindari percakapan ataupun dekat dengan Lisa.

Alvin sendiri masih menggeleng tidak ingin mengeluarkan sepatah katapun pada Raka, mulutnya tertutup rapat padahal seharusnya Alvin lebih baik bukan bila sudah bertemu Dr. Farlan sebagai spikiaternya kenapa ini malah sebaliknya semakin tertutup. Apakah keputusan sang bunda salah terhadap keadaan Alvin, Raka sebagai anak yang di tuakan ia juga sama-sama memikirkan jalan terbaik untuk keadaan Alvin.

ALvInTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang