"Aruji, Okaerinasai..."
"Tadaima~ lewat doang sih, ehe."
Oodenta cuman mengangguk, Yuri duduk di sofa sambil ngemilin kue yang ada di atas meja.
"Aruji, ada pesan dari Goverment tadi sore."
"ooh~? Coba buka..."
Oodenta meletakan gelas ocha di meja dan menyalakan layar hologram, Yuri menyesap teh yang di buat Oodenta selagi menunggu pesan di layar hologram.
Bzzzzt bzzzt
"hmm?"
BRAK!
"Aruji!"
"huft!"
Kiyomitsu menerjang Yuri yang duduk di sofa, suara tawa khas dari Mikazuki terdengar.
"Ahaha... Akhirnya Aruji pulang~"
"Aruji~ Aruji~"
"haiish... Turun dulu,"
Kiyomitsu melepaskan pelukan dan memeluk lengan Yuri, Mikazuki kembali tertawa sedangkan Oodenta menatap sang Saniwa dengan tatapan datar.
"Aruji~ event?"
"event... Tanggal berapa beresnya sih, aruji lupa."
"Tanggal 29 aruji."
"ahh..."
"Aruji?"
"... Gpp kok."
Mikazuki duduk di sofa solo, sedangkan Yuri dan Kashuu duduk di sofa panjang, Oodenta sendiri sibuk berdiri dengan tangan di keybord layar hologram.
Bzzzt bzzzt
"pesan dari Government Aruji?"
"iya."
Layar hologram yang awalnya statis mulai menunjukan seseorang, Yuri menyipitkan matanya menatap layar hologram.
"Toudan baru?—"
"hoo..."
"Mikazuki?"
Mikazuki hanya tersenyum di balik lengan kimono nya dan mengangguk-angguk, Yuri melirik sesaat Mikazuki dan meminta Oodenta memainkan pesan yang di kirim Goverment.
Bzzzt bzzzt
" The momentum of the 'Great Invasion' is not abating. They have made inroads into the route to headquarters. The government will now be entering an emergency defensive state.... The clouds are breaking, From now on, a standalone program will be used to continue the Honmaru's function via a kudagitsune.... Yakumo, cut off.... Don't die."
Suasana di ruangan seketika hening, Kiyomitsu melonggarkan pelukannya dari lengan Yuri.
".... oodenta."
"Ha'ai?"
"Naikan tingkat defend Honmaru dari Normal levels ke Extreme Levels, hubungi... <Black Honmaru> dan katakan pada mereka aku ingin melakukan 'Emergency meeting'."
Kiyomitsu dan yang lainnya menatap Yuri kaget.
"A-aruji! Jika menaikan levels ke Extreme Aruji bisa pingsan karna kehabisan kekuatan spiritual!"
"Tidak akan, pakai ini."
Yuri merogoh saku nya, mengeluarkan Crystal berwarna biru dengan gambar bunga lily di dalam Crystal.
"Ini..."
"Spiritual power yang ku bagikan sebagian ke dalam Crystal, hmm... Emergency? Pokoknya pakai ini untuk menaikan Levels Kekkai ke Extreme dan larang semua Touken danshi untuk keluar dari Honmaru tanpa seijin ku atau Punggawa Honmaru termasuk Secretary."
Oodenta mengambil crystal berwarna biru tersebut dan mengangguk, Oodenta pamit undur diri untuk menaikan levels Kekkai yang tempatnya berada di bawah tanah.
Yuri melirik kearah Kiyomitsu dan Mikazuki yang tengah mengobrol, lebih tepatnya Mikazuki mengetahui sesuatu dan Kiyomitsu menanyakannya.
"Apa... Itu tadi?"
"Itu tadi Government Kuda-ya. Selagi kita tidak diberikan tugas untuk melawan, tugas kita saat ini sangat penting."
// Honestly ku kurang ngerti di bagian ini Mikazuki mksdny gmn :) //
Kiyomitsu menatap Mikazuki serius, tangannya meremas jas yang di pakainya.
"... Jelaskan."
"singkatnya, mereka (Government) tidak ingin kita menghabisi mereka (Jikan shokogun)."
"... Tidak ingin menghabisi mereka, artinya..."
Kiyomitsu menatap Mikazuki dengan pupil mata yang gemetar, sedangkan Yuri menyesap teh nya dengan jari bermain di atas keybord hologram sedangkan telinga nya setia mendengarkan setiap kata yang di keluarkan Mikazuki.
"Situasi Government saat ini sedang terpojok... Meskipun begitu, bukan berarti kita bisa bebas."
"Mikazuki munechika."
Mikazuki menoleh ke arah jendela dan menatap Kekkai yang perlahan bertambah seiring waktu menandakan Oodenta tengah menambah lapisan kekkai, terdengar juga suara Touken danshi dari halaman yang bertanya kenapa Kekkai menjadi tebal.
"Await the white moon."
Mikazuki menyembunyikan bibirny dengan lengan kimononya, membuat Kiyomitsu tak bisa melihat jelas gerak bibir Mikazuki. Yuri meletakan gelas Ocha di meja, membuat kedua toudan beralih pada Yuri.
"... Mikazuki, kau sekarang bertugas sebagai punggawa, menggantikan Tsurumaru. Dan panggilkan Tsurumaru untukku sekarang."
"Ha'ai Aruji."
"Aruji?"
Mikazuki bangkit dari kursi dan pamit undur diri, meninggalkan Kiyomitsu dan Yuri di dalam ruangan.
Yuri menghela nafas panjang sesaat setelah pintu di tutup rapat oleh Mikazuki, geraman juga gumaman terdengar pelan.
"This is suck!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My story with Touken Ranbu
Fanfictionseorang perempuan bergelarkan Saniwa bernama Yuri Sailendrana, perempuan berdarah asli Indonesia. clotehan juga Ceritanya bersama para Touken danshi yang kerjaannya bikin ribut juga hilaf para Saniwa. motto mereka adalah "Tiada hari tanpa keributan...