Bitter

83 11 10
                                    

Yuri lagi ngadem di Pavaliun dengan bunga wisteria sambil mantengin layar hologram, mencoba fokus memerhatikan dan mencatat kekuatan musuh di Regbat.

"ahh... Tantou nya lincah, padahal udah di kroyok 6 orang." gumam Yuri mencatat di kertas yang ada di depannya

"Aruji-sama!"

Yuri menoleh, mendapati Konnosuke berada di gendongan Tsurumaru.

"ah konnosuke, Tsurumaru... Konnbanwa.

"konnibanwa aruji/-sama." sapa keduanya

"ada perlu apa?"

"Ini ada kiriman dari teman aruji." Konnosuke menyerahkan sebuah surat dengan lambang bunga wisteria

"ah... Dari 'dia'. Apa ya..."

Yuri membuka surat tersebut, ternyata berisikan nomor-nomor. Yuri sempat terdiam dan akhirnya berooh pelan.

"isinya apa aruji?"

"link."

"link?"

Yuri mengangguk.

"maa.. Aku sendiri tidak tau."

Yuri menyalin link tersebut ke leptop miliknya, ternyata video Kiwame hizamaru.

"ooh Hizamaru da!" seru Tsurumaru semangat

"sepertinya di saniwa lain Hizamaru nya sudah pulang. Ayo kita lihat~"

Yuri, konnosuke, dan Tsurumaru menonton video tersebut cukup lama. Awalnya aura Yuri berbinar-binar, ia ingin tau perkembangan toudan nya itu.

Sampai akhirnya... Aura tadi menghilang secara perlahan, kini prasaan nya di liputi kekecewaan.

"Aruji! Lihat lah... Bukan kah hizamaru sangat— aruji?"

Yuri segera menegakan kepalanya, ternyata air mata mengalir di mata kanan nya. Tsurumaru panik dan menghapus air mata tersebut.

"a-aruji? Aruji tidak apa-apa?!" tanya Tsurumaru panik

"... Ya... Aku baik-baik saja. Daijobu..."

"tapi aruji menangis..."

"... Ah ini hanya air mata senang! Aku senang hizamaru bisa berkembang sepesat itu..."

Yuri tersenyum dengan bibir yang gemetar, Tsurumaru melirik kearah leptop tersebut dan mematikannya. Sepertinya ia mengerti kenapa Aruji nya itu menangis.

"Yosh aruji! Bagaimana kalau kita makan malam bersama?" tawar tsurumaru

"... Tidak terima kasih. Aku tidak nafsu makan, aku akan menyelesaikan laporan nya terlebih dahulu, baru akan makan. Nee..."

"demo..."

Yuri menarik tangan Tsurumaru dan mengelus nya.

"Daijobu... Aku akan menyusul. Jangan beritahu siapa-siapa ya."

Yuri meletakan jari telunjuknya di bibir dan tersenyum, Tsurumaru mengenggam tanagn sang Saniwa erat dan memperlihatkan mimik sedih tapi segara mengangguk.

"Wakatta... Tapi aruji jangan bersedih ya."

"pfft... Kenapa pula aku harus bersedih."

"mungkin saja aruji sedih karna menonton Touken ranbu musical lagi."

"mou..."

Yuri terkekeh pelan, Tsurumaru tersenyum dan bangkit, ia pamit meninggalkan sang Saniwa dengan konnsouke di pelukannya.

"matta ne... Aruji..."

"ee..."

Tsurumaru melangkah keluar dari Pavaliun milik Yuri. Tsurumaru terhenti dan bergumam sesuatu dan kembali melangkahkan kakinya.

"Uso-tsuki."

My story with Touken RanbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang