"Rin!"
Sasaki Saniwa sebelah mendobrak Shoji membuat semua yang berada di ruangan kaget.
"Paan sih Len,"
"Aing ke garem cuk."
"kegarem gimana? Biasanya juga aku yang digaremin."
Yuri nyeruput tehnya, Sasaki nunjukin ponselnya yang terpampang foto salah satu tantou Awataguchi, Mouri Toushirou.
"SANIWA SEBELAH DAPET MOURI, LAH AING KAPAN?!!"
"KAGAK USAH JERIT-JERIT ELAH!"
Sasaki langsung mojok, Yuri masih fokus sama ponselnya Sasaki.
"emang Mouri Rare ya?" tanya Yuri polos
"Ya iyalah, diamah no drop kecuali di Event gali-galian dan smiting."
Tiba-tiba kedenger suara Hota yang berlari seakan di kejar sesuatu.
"Aruji! Tatsukete!"
"ada apa Hota? Si bango jailin kamu?"
"bukan! Itu—"
"Hotarumaru! Ayo main!"
Salah satu tantou Awataguchi dengan surai hijau berlari menghampiri Hota yang bersembunyi di belakang Yuri.
"uuuh~ aruji..." Hota ngerengek
"tenang, Aruji bantuan kamu, tapi habis ini kamu langsung bantu Kasen sama lelejuo di kandang kuda ya."
Hota cuman ngangguk setuju, Mouri mendekat.
"Aruji liat Hotaru gk?"
"gk, coba cari ke belakang, mungkin lagi bantu Mitsu."
Mouri cuman ngangguk-ngangguk polos terus pergi, Hota mendesah lega.
"makasih Aruji!"
"sok sekarang bantuin kasen sama—"
"SEJAK KAPAN MANEH PUNYA MOURI, RINNN?!!"
Sasaki teriak kenceng, sampe buat Hasebe yang tadinya lagi lari kejar Tsurumaru, Nihongou, sama doudanuki kepeleset gara-gara lantai yang licin setelah di pel sengo dan Kikkou.
"ITU SUARA KECILIN NAPA, JANGAN TEREAK-TEREAK. Sejak lama, malah sekitar dua minggu setelah aku jadi Saniwa."
"KOK KAGAK BILANG-BILANG?!"
"KAMU YANG GK NANYA!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My story with Touken Ranbu
Fanfictionseorang perempuan bergelarkan Saniwa bernama Yuri Sailendrana, perempuan berdarah asli Indonesia. clotehan juga Ceritanya bersama para Touken danshi yang kerjaannya bikin ribut juga hilaf para Saniwa. motto mereka adalah "Tiada hari tanpa keributan...