back from kiwame

64 10 0
                                    

Yuri tidur di kursi kerjanya, dengan tangan melipat dan menyenderkan tubuh ke kursi. Terdengar dengkuran halus membuat Buzen yang tengah menjadi sekertaris harus berhati-hati agar tak membangunkan sang Saniwa.

Pintu di ketuk, buru-buru Buzen membukakan pintu dan menyuruh orang itu masuk. Keduanya terkihat mengobrol sebentar sampai akhirnya buzen membungkuk singkat dan pergi meninggalkan ruang kerja sang Saniwa.

Orang itu mendekat ke arah Yuri yang tengah tertidur, ia menatap lekat wajah sang Saniwa sampai akhirnya mendekatkan bibirnya ke telinga sang Saniwa.

"Aruji... Tadaima." bisiknya

Yuri melenguh, ia membuka sebelah matanya dan melihat siapa yang menganggunya tidur.

Pandangannya masih belum jelas, sampai seseorang dengan surai coral white, dengan pakaian serba putih berdiri di samping Yuri.

"Konnichiwa Aruji." sapanya

Yuri terdiam, ia menatap dari atas kebawah orang yang berada di sisinya. Sampai akhirnya kesadarannya terkumpul.

 Sampai akhirnya kesadarannya terkumpul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

".... HIGE?!"

"ehehe... Tadaima modorimashita aruji."

Yuri langsung menerjang Hige dan memeluknya.

"Okaeri! Gomen ne... Aku tak menjemputmu di gerbang, aku ketiduran."

"daijobu yo aruji. Tokorode...."

Higekiri mengeluarkan sebuah kotak kayu yang di ikat dengan pita merah.

"ini apa?"

"etto... Omiage?"

Yuri menarik terlebih dahulu pita yang mengikat di kotak kayu, tutup kotak kayu di buka dan memperlihatkan sebuah Kanzashi bunga Higanbana merah.

Yuri menarik terlebih dahulu pita yang mengikat di kotak kayu, tutup kotak kayu di buka dan memperlihatkan sebuah Kanzashi bunga Higanbana merah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kanzashi?"

"etto... Saat sedang melakukan pelatihan, saya melihat kanzashi bunga Higanbana dan itu mengingatkan saya pada Aruji.

Yuri terdiam.

"Arigatou na, aku akan memakainya nanti."

"umm."

"mau ospek sekarang atau bagaimana?"

"sekarang juga tak masalah."

"ok."

* * * *

Higekiri kembali dengan medium damage, Yuri memapah Higekiri menuju ruang Repair. Higekiri mencopot semua artibutnya dan menggantikan pakaiannya menjadi kimono putih polos.

Yuri tengah memilah artribut milik Higekiri sampai matanya menatap jubah Higekiri.

Yuri menatap sekeliling, merasa sudah aman Yuri mendekatkan jubah tersebut ke wajahnya dan mengosokan wajahnya pada bulu jubah.

"AAAAA.... FUWA-FUWA~" Inner Yuri

"aruji~"

Tubuh yuri menegang, dengan patah-patah Yuri menoleh.

"e-ehehe..."

"jadi aruji lebih tertarik dengan jubah saya daripada orang nya ya..."

Higekiri mengenbungkan pipinya

"chi-chigau! A-aku... Etto..."

"Hidoi na Aruji~"

"cotto Higekiri!"

Higekiri melemparkan Timer pada Yuri, reflek Yuri menangkap timer tsb dan melihatnya.

"EBUSET 11 JAM?! MANA MAHAL LAGI?!"

Higekiri hanya terkekeh dan kembali ke futon nya.

My story with Touken RanbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang