Bagian Tujuh Puluh

734 46 2
                                    

Hari ini adalah hari pernikahan Kevin dengan gadis yang sama sekali ia tidak kenal ataupun ia tahu namanya. Jangankan tahu namanya, sengaja bertemu saja tidak pernah.

Kevin bersiap dengan tuxedo putih yang menambah ketampanannya serta peci putih.

Kemudian ia turun dari kamarnya dan siap untuk akad nikah. Setelah selesai akad, resmilah sudah ia menjadi suami dari gadis itu.

"Kenzi, maaf" ucapnya lirih. Ia kemudian menghapus setetes air mata yang mengalir di pipinya.

Di kamar pengantin.

"Ini istrinya Kevin ya?" tanya Greya dengan penuh senyuman.

"Iya, saya perempuan itu"

"Wah, istrinya Kevin cantik banget, ya Jes"

"Bener sih, cantik banget" ucap Jessica menyahuti.

"Seneng gak nikah sama Kevin?" tanya Angel tiba-tiba.

"Kalau dia gak seneng sama abang gue, biar gue usir aja" ucap Della dengan nada yang mengerikan.

"Gimana gak seneng, orang dia dambaanku"

Skip.

Semua tamu yang datang sudah mulai pulang satu per satu, bahkan Kevin tidak begitu memperhatikan wajah istrinya yang ditutupi masker karena dikala pandemi begini, tidak baik jika melanggar protokol kesehatan.

"Okey, kita foto keluarga" gadis itu membuka maskernya usai mendengar ucapan si fotografer.

"Dia gak mau lihat aku, ya?" gumamnya pelan.

Suaranya hampir sama, ucapnya dalam hati.

"Saya malas melihat wajah jelekmu seperti nenek lampir itu" ejek Kevin tanpa menoleh kesamping.

"Yasudah kalau tidak mau" ucap gadis itu dengan wajah santainya.

"Eh gas kita foto gass" teriak Desta memenuhi seluruh gedung pernikahan yang tidak begitu luas namun lumayan elegan itu.

"Kenapa? Pegal?" tanya Jessica pada gadis yang kini menjadi istri Kevin itu. Entah sejak kapan ia gemar berinteraksi dengan istri Kevin itu.

"Biar kamu ke kamar saja, sayang. Sudah foto berdua juga kan, jadi pergi saja kekamar, malam ini kan masih resepsi" ucap Asty dengan lembut pada gadis itu.

"Biar saya antar dia naik kekamarnya, tante"

Sejak tadi tidak ada yang menyebutkan namanya, namanya siapa, tanya Kevin dalam hatinya dengan rasa penasaran.

"Tidak usah dilihat kebelakang, kan tadi eneg liatnya" ledek Nila dengan senyum yang masam.

Setelah selesai melakukan swafoto dengan keluarga dan sahabat-sahabatnya, Kevin pun naik kekamarnya berniat untuk menyiksa gadis itu agar resepsi malam ini tidak terjadi.

Namun saat sampai dikamar, ia tidak menemukan keberadaan gadis itu. Ia baru menyadari setelah melihat pintu kamar mandi yang masih tertutup.

"Saya mau mandi, cepat keluar"

"Hm iya" gadis itu keluar dengan mengeringkan wajahnya serta rambutnya dengan handuk sehingga Kevin tidak dapat melihat wajahnya.

Ia pun tersenyum tipis, "Dasar, kok nyebelin ya" gadis itu kemudian melupakan tingkah suaminya itu dan mulai merias wajahnya dengan natural. Ia menggunakan sweater oversize putih polos dan celana yang sangat pendek, sehingga orang melihatnya mengira ia tidak memakai celana.

Ia menguncir asal rambutnya dan turun dengan elegan untuk makan siang bersama keluarga.

"Gimana? Dia sudah melirik kamu?" gadis itu menggeleng.

Bad Girl VS Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang