Bagian Dua Puluh Empat

9.3K 284 8
                                    

Malam hari ingin dihabiskan Kevin dan Kenzi dengan menonton film. Mereka berdua menonton film Dilan 1990 dan Dilan 1991. Saat pertengahan film Dilan 1991, Kevin menyadari bahwa gadisnya telah tertidur sangat lelap.

Kevin menepuk-nepuk kedua pipi Kenzi untuk membangunkannya. Namun, alhasil, Kenzi gak bergerak sedikitpun. Pada akhirnya, Kevin meletakkan snack ditangan Kenzi diatas meja dan menggendong Kenzi ala pengantin dan diantar ke kamarnya.

Kevin tersenyum saat melihat gadisnya tidur sangat lelap dan lucu seperti seorang putri kecil.

Kevin berniat untuk membereskan area depan tv dan bergegas tidur di kamar Kenzo. Malam ini Kevin akan tidur di rumah Kenzi menemani Kenzi sampai keluarga Lernard kembali dari Swiss.

Saat Kevin baru menutup matanya sebentar, hujan turun dengan sangat deras diselingi suara petir yang menggemuru. Tak lama Kevin dibuat terkejut karena Kenzi tiba-tiba masuk dan memeluknya diatas tempat tidur.

"Vin, gue takut" ucap Kenzi sambil menutup matanya juga keringat bercucuran di dahinya.

Kevin membalas pelukan Kenzi dan mengelus-elus rambut Kenzi. "Semua bakalan baik-baik aja. Percaya deh sama gue" ucapnya untuk menenangkan Kenzi.

Kenzi mengangguk pelan didalam pelukan Kevin. Sekitar setengah jam mereka berdua berpelukan dan setelah hujan reda, Kevin melepaskan pelukan Kenzi di tubuhnya.

"Kita ke kamar lo yuk. Gue anterin lo" ucap Kevin.

Kevin bingung mengapa Kenzi tidak meresponnya atau membalas ucapannya atau bergerak. Ternyata, Kenzi sudah tertidur lelap sejak dipeluk oleh Kevin.

"Nih anak, terpaksa deh, dia harus tidur bareng gue dikamar ini" ucap Kevin. Kevin memperbaiki posisi tidur Kenzi dan menyelimutinya. Kevin mengatur tempat tidurnya yaitu diatas sofa.

Kevin melihat jam dinding dikamar itu dan  menunjukkan pukul dua belas malam. Kevin langsung bergegas tidur setelah melihat jam mengingat ia dan Kenzi akan ke Sekolah besok.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Bi, bi, bibi lihat tuh si Alfa, masa dia mecahin lukisan di kamar Vian sih, bi" keluh Vian saat ia baru saja menuruni tangga untuk mandi.

Alfa yang sibuk mengolesi rotinya dengan selai langsung angkat bicara, "Lah, apa buktinya gue yang mecahin lukisan lo?"

Vian mendengus sebal, "Buktinya buah pir yang udah gue buang kemaren"

Alfa tersenyum sinis, "Lah, kok bisa? Gue kemaren kekamar lo makannya buah apel lagi. Lagian, di kulkas juga gak ada buah pir. Nah, lo masih nuduh gue juga?" protes Alfa membela dirinya.

Bibi hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan kedua anak laki-laki itu.

"Den Alfa, den Vian, sudah berantemnya. Bibi pusing denger kalian. Mending kalian masak. Bibi masak ayam balado loh, kesukaan kalian" ucap Bibi mempersiapkan makanan di meja.

"Iya bi" jawab Alfa dan Vian bersamaan.

Setelah selesai mandi, Alfa sarapan pagi terlebih dahulu. Alfa bingung mengapa adiknya terus menatapnya sejak tadi.

"Woy! lo ngapain natap gue kayak gitu? Semoga aja gak nafsu deh, lo" ucap Alfa merasa jijik.

"Idih, ngapain gue nafsuin elo, emang apasih yang berguna juga bagus dari elo? Gaada kan?" tanya Vian.

"Ada kok. Buktinya dulu Kenzi lengket ama gue" ucap Alfa membanggakan dirinya.

"Itu kan dulu. Beda ama sekarang bray. Buktinya sekarang jauh kan sama Kenzi?" ucap Vian mengejek kakaknya.

Bad Girl VS Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang