Bagian Tiga Puluh Tiga

7K 284 20
                                    

"Kenzi tidak apa-apa. Tangannya sudah saya obati dan sudah saya perban. Kalau tangannya mengeluarkan darah, perbannya tinggal diganti saja" ucap dokter Mery, dokter Kenzi yang datang kerumah Kenzi untuk memeriksanya.

Kevin tersenyum.

"Makasih dokter" dokter Mery mengangguk.

"Itu dahi kamu berdarah" Kevin tersenyum.

"Gapapa dokter. Ini luka kecil kok. Bisa saya obatin sendiri"

Kevin mengantar dokter Mery keluar dan Kevin kembali ke kamar Kenzi. Kevin memerhatikan wajah Kenzi yang sangat damai saat tidur.

"Aku tau aku cantik" gumam Kenzi dengan mata yang masih terpejam.

Mata Kevin membelakak karena terkejut.

Kenzi membuka matanya dan memperhatikan Kevin yang salah tingkah. Kenzi tersenyum dan ekspresinya berubah saat melihat dahi Kevin yang berdarah belum juga diobati.

"Vin, sini deh"

Dahi Kevin mengkerut, "Mau ngapain?"

"Sini aja" ucap Kenzi sambil menepuk pinggir kasurnya.

Kevin menggeleng cepat. "Sini, Vin. Aku nyuruh baik-baik loh"

Kevin pun mengalah. Ia mengambil posisi tepat di pinggir kasur Kenzi.

"Bentar ya" Kenzi berdiri dan membuka laci di meja-meja yang ada di kamarnya. Setelah membuka beberapa laci, Kenzi akhirnya menemukan kotak P3K.

Kenzi kembali ke kasurnya dan mulai mengeluarkan kapas. Kenzi membersihkan darah yang mulai mengering di dahi Kevin sambil sesekali meniupnya.

"Kenapa bisa luka?" tanya Kenzi pada Kevin yang sejak tadi memerhatikan wajahnya.

"Itu, em, anu, it--" Kenzi tiba-tiba menghentikan aktivitasnya.

"Itu anu itu anu, apaan? Aku mana tau"

"Emm maaf. Jadi tadi, waktu aku kesini, karena saking buru-burunya, aku jadi ngebut dan hampir nabrak mobil orang. Pas aku berhenti tiba-tiba, kepala aku kepentok stir mobil" ucap Kevin sambil tersenyum.

"Makanya jangan ngebut" Kenzi memakaikan plester pada luka Kevin.

"Selesai" Kenzi merapikan kotak P3K yang tadi digunakan olehnya.

"Makasih sayang" Kenzi mengangguk. Kenzi meletakkan kembali kotak P3K itu tepat ditempat Kenzi menemukannya.

Kevin melihat tangan Kenzi kembali mengeluarkan darah sampai membasahi perbannya. Kevin mengambil kotak P3K tadi dan duduk di pinggir kasur Kenzi.

"Siniin tangan kiri kamu" ucap Kevin sambil membuka kotak P3K itu.

Kenzi menyembunyikan tangamnya dibelakang punggungnya.

"Gak perlu. Ini udah baikan" ucap Kenzi sambil menyembunyikan tangannya.

"Siniin" Kenzi menggeleng.

"Kenzi"

"Kevin"

"Kenzi, siniin ah"

"Enggak"

Kevin pun mengambil jalan pintas. Kevin mengambil tangan Kenzi dari belakang punggung Kenzi.

"Tapi ini udah baikan" ucap Kenzi terus menolak bantuan dari Kevin.

"Kamu buta apa rabun? Gak liat nih darahnya basah lagi?" Kenzi mengaku kalah. Tangannya memang kembali mengeluarkan darah. Karena luka bekas pecahan kaca tidak mudah untuk kering dan tertutupi.

Bad Girl VS Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang