Bagian Sebelas

14.2K 471 3
                                    

Kenzi POV

Pada saat gue membuka mata, kepala gue terasa pusing, perih, bahkan gue merasa dahi gue basah seperti ada cairan. Nah, gue akhirnya ingat kalau tadi gue kepeleset dan kepala gue kena ujung meja, kan jadi berdarah. Kasian pala gue.

"Gue dimana?" ucap gue saat pertama kali membuka mata.

"Lo gimana?" tanya Kevin pertama kali dengan raut wajah khawatir khasnya.

"Kamu baik-baik aja sayang? Mau apa?" sekarang tante Asty yang nanya.

Gue cuma mandangin mereka tanpa ada niat menjawab.

Gak lama, Della pun tiba-tiba datang ke samping gue dan memeluk gue dari samping.

"Lo baik-baik aja? Gue bener-bener takut lo kenapa-napa tadi" ucap Della sangat khawatir ke gue.

"Semuanya, Kenzi baik-baik aja. Maafkan Kenzi sudah buat kalian khawatir" ucap gue sambil senyum pada semua orang.

"Baguslah kalau begitu" ucap tante Nila yang kini sudah mulai tenang mendengar jawaban gue.

Gue bangun dari tidur dan ganti posisi jadi duduk. Sumpah, kepala gue pusing banget.

"Emm, Vin, maaf ya ngerepotin" ucap gue sok kalem.

"Gapapa. Santai ae" ucap Kevin dengan senyuman. Widih, pertama kalinya gue lihat tuh makhluk idup senyum.

"Gue mau masak deh" ucap gue bersiap berdiri tapi tangan gue ditahan untuk Kevin. Hobi banget tuh anak nahan tangan orang. Suka tilang orang kali ya, pake tahan-tahanan melulu.

Gue mengerutkan dahi karena kebingungan maksud Kevin.

"Dahi lo berdarah. Tunggu sebentar, gue obatin dulu baru gue bantu lo masak" ucap Kevin pergi ninggalin gue. Mungkin dia mau ngambil kotak P3K kalik.

Gak lama gue diem kayak patung, akhirnya Kevin datang dan membersihkan luka gue.

Gue menatap lekat wajah dia. Kalau diperhatiin baik-baik, walaupun nyebelin, nakal, berantakan, bandel, sok ganteng, dia manis juga. Apalagi wangi parfumnya yang selalu menusuk hidung gue itu membuat gue merasa terbang dan nyaman.

Tapi bahaya juga kalau gue terlalu larut sama wanginya, bisa-bisa gue gak bisa tidur kalau gak nyium wangi parfumnya dulu.

"Gue tau gue ganteng. Ga usah gitu juga kali natapnya" ucap Kevin sambil tetap pembersihan luka gue.

Seketika gue kaget dong. Gimana gak kaget, gue ketahuan natap dia sejak tadi.

"E-eh kepedean lo!" ucap gue nelakukan pembelaan untuk menutupi kegugupan yang liar biasa terjadi dalam diri gue.

"Gak usah boong" ucap Kevin sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Jijiek gue lihat lo" ucap gue mengalihkan wajah ke arah lain.

Kenzi POV End

"Jijiek gue lihat lo" ucap Kenzi mengalihkan wajahnya ke arah lain untuk mengatasi kegugupannya sekarang.

"Selesai. Ayo kebawah. Kasian keluarga gue lo php-in karena lo pake acara jatoh segala jadi mereka khawatir dan gak ada satupun yang berniat masak kecuali nungguin lo" ucap Kevin panjang lebar.

"Maaf. Lagian, denger ya, jatoh itu gak disengaja and gue juga gak berniat mau php-in keluarga lo" ucap Kenzi membela dirinya.

"Udahlah. Yuk turun" ucap Kevin diangguki Kenzi.

Kevin dan Kenzi memang selalu berdebat sepanjang waktu dan selalu Kevin yang memulainya. Dan terkadang sangat sulit menghentikan perdebatan mereka.

"Eh, kenapa Kenzi nggak istirahat aja?" tanya Asty.

Bad Girl VS Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang