"Kenapa saya harus pindah?" tanya Kenzi dari dalam ruangan itu.
"Karena ada pertukaran pelajar. Kamu bukan pindah, tetapi hanya belajar dan menetap 3 bulan disana. Ini kan baru awal pembelajaran kamu di kelas 12, kamu juga pintar, kamu anak dari donatur, dan kamu juga pantas untuk menjadi perwakilan. Sekolah kita satu-satunya perwakilan Indonesia untuk pertukaran pelajar disana dan harus membawa 3 wakil dari setiap angkatan" ucap Kepala Sekolah itu panjang lebar.
"Nah terus, kenapa harus saya? Gabisa Ketua Osis apa pak? Atau pemilik Sekolah gitu?" tanya Kenzi dengan wajah datarnya.
"Ketua Osis sibuk mengurusi program untuk calon pengurus Osis yang baru, sedangkan pemilik Sekolah tidak bisa meninggalkan Sekolah untuk waktu yang lama karena ia harus bertanggung jawab atas segala hal yang terjadi" ucap Kepala Sekolah itu.
Kenzi kembali menimbang ucapan Kepala Sekolah itu. Buat apa juga ia Sekolah jika di Sekolah ia hanya mendapatkan masalah masalah dan masalah saja. Lebih baik ia pergi untuk belajar sekaligus berlibur juga untuk menenangkan diri dari semua masalah.
"Iya pak, saya mau. Saya setuju untuk pergi" ucap Kenzi menganggukkan kepalanya tanpa menghilangkan ekspresi datarnya.
"Baiklah. Bagus kalau begitu. Kamu akan berangkat seminggu dari sekarang. Kamu akan bersama dengan satu anak kelas 10 dan satu anak kelas 11. Kalian akan pertukaran pelajar ke Amerika" ucap Kepala Sekolah itu.
"Baik pak. Saya permisi" ucap Avi singkat kemudian melangkah keliar dari ruangan itu dan kembali menuju kelasnya.
Kenzi membuka pintu dan mendapati Kevin yang berdiri didepan pintu itu. Ia hanya terdiam dengan wajah datarnya sambil terus menatap Kevin.
"Lo ada perlu apa didalam" Kevin akhirnya memulai pembicaraan.
"Ada urusan" jawab Kenzi singkat.
Kenzi menghembuskan nafas kasar, "Ya tapi urusan apa?"
"Lo mau tau?" tanya Kenzi menaikkan satu alisnya tanpa tersenyum.
"Ya iyalah"
"Tanya aja didalem kalau emang lo berani" ucap Kenzi menjahili Kevin. Siapa juga yang berani masuk kecuali anak berprestasi yang dipanggil atau anak bermasalah yang masuk untuk diproses.
Kenzi meninggalkan Kevin yang sanagt kesal dengan jawaban Kenzi. Padahal Kevin sangat penasaran apa alasan Kenzi pindah.
Dikelas.
Kenzi yang sibuk membaca novel sambil mendengarkan lagu, diganggu oleh suara cempreng milik Jessica.
"Kenzi! Elo kemana aja!" teriak Jessica.
Greya yang berada disamping Jessi hanya bisa menutup telinganya untuk menghindari suara cempreng Jessi juga untuk menjaga keselamatan telinganya.
Kenzi membuka earphonenya lalu menatap Jessica lama. Kenzi menatap dengan wajah datar dan juga tanpa ekspresi sedikitpun.
"Apa?" tanya Kenzi singkat.
"Lo kemana aja woyy? Giliran muncul, cuma diem-diem aja. Lo pikir kita pacaran apa, main diem-dieman segala" ucap Jessi mengoceh.
"Terus?" tanya Kenzi lagi. Kenapa dengan Kenzi? Kenzi sangat bosan dan malas untuk bicara sekarang. Terlalu banyak masalah yang terjadi beberapa hari ini.
"Lo cuma jawab gitu? Lo gak merasa bersalah atas yang udah lo lakuin ke kita? Atas salah elo yang gak ngasih kita berdua kabar selama beberapa hari ini?" celotehan Jessi membuat telinga Kenzi semakin panas. Kenzi tidak bisa berdiam diri terus menerus karena jika ia diam terus, maka Jessi juga tidak akan diam dam akan terus mengoceh tanpa batas waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl VS Bad Boy
Teen Fiction[BUDAYAKAN UNTUK FOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM MEMBACA KARENA MEMBUAT CERITA TIDAK SEMUDAH MEMBACANYA] Hati-hati.. cerita ini ada kata-kata kasar dan baper-baperannya banyak.. Cerita ini adalah cerita kedua karangan saya.. Menceritakan tentang kisah...