Tok tok tok
"Nona, sudah waktunya rapat" Kenzi pun terbangun setelah mendengar suara teriakan Zee dari luar kamarnya yang mengingatkannya untuk rapat dengan klien.
Kenzi bangun dan mengucek kedua matanya berkali-kali. Kenzi membuka pintu dan mengambil setelan yang sudah disiapkan para waiter untuknya. Kenzi kemudian bersiap mandi dan berdandan senatural mungkin.
Kenzi kemudian merapikan rambutnya dan memakai sendal pilihannya. Kemudian ia pun keluar dari kamarnya dengan disambut beberapa waiter dan juga Zee.
"Nona, klien sudah berada di gedung tersebut sejak sepuluh menit yang lalu" ucap Zee sambil mengikuti Kenzi dari belakang.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Dok, saya mau pulang dok. Besok sudah kegiatan besar di Algeas, dok" ucap Reyhan memohon pada dokter.
"Ini sudah malam, Rey. Alangkah baiknya kamu istirahat" ucap Dokter yang memeriksa keadaan Reyhan.
"Mah, mama lihat dokter tuh, Reyhan mau pulang mah, besok udah kegiatan AFES" ucap Reyhan memohon-mohon kepada ibunya.
"Dengerin dokter aja, Rey. Kali ini aja, dengerin perkataan dokter. Mama cuma gak mau Reyhan tambah parah keadaannya" ucap Ibunya menentang kemauan Reyhan.
"Gini deh dok, seperti kemarin-kemarin, gimana kalau misalnya saya diizinin pulang besok, tapi setelah kegiatan AFES, saya akan menginap disini dengan intensif" Dokter pun berpikir lama untuk mempertimbangkan tawaran Reyhan. Setelah berpikir lama, dokter pun akhirnya mengiyakan keinginan Reyhan dengan satu syarat.
"Ada satu syarat kalau kamu mau seperti itu" ucap Dokter kepada Reyhan.
"Apa syaratnya dok?" tanya Ibunya Reyhan dengan penasaran.
"Reyhan harus check-up ke Rumah Sakit setiap pulang dari kegiatan sebelum ia di rawat inap" Reyhan dengan semangat mengiyakan keinginan Dokter tersebut.
"Pastinya dok, saya bakalan check-up terus" ucap Reyhan dengan semangat.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Selamat malam, nona Queen. Pengusaha muda tersukses di era sekarang ini" ucap seorang lelaki gagah tampan yang diketahui Kenzi adalah asisten kliennya.
Kenzi menatap datar asisten klien yang sedang berbicara didepannya. Setelah selesai, Kenzi pun bertanya kepada asisten klien itu.
"Klien saya dimana?" satu pertanyaan singkat dari Kenzi membuat asisten klien itu bungkam. Kenzi menatap sinis kepada asisten klien itu, Kenzi kemudian mengambil pulpennya.
Tak tak tak
Kenzi mengetukkan pulpennya tiga kali diatas meja membuat asisten kliennya sampai ketakutan dan berkeringat dingin.
"Dalam hitungan ketiga, kalau dia tidak bertemu dengan saya, maka saya akan membatalkan kerja sama ini" ucap Kenzi dengan wajah datar dan berbicara dengan nada dinginnya.
"Satu," Kenzi memulai hitungannya dengan menatap sekeliling.
"Dua," Kenzi melanjutkan hitungannya namun tetap saja kliennya tidak muncul.
"Ti-" Sebelum Kenzi menyelesaikan hitungannya, Kevin muncul dari pintu masuk ruang VIP itu dengan memakai pakaian formal layaknya orang kantoran.
Kenzi terpaku melihat Kevin yang datang dengan pakaian formalnya dan memasuki ruangan VIP itu.
"Saya terlambat?" tanya Kevin dengan wajah datarnya.
"Karena gue profesional, gaakan segampang itu gue bisa tersenyum. Karena gue adalah Queen bukan Kenzi" ucap Kenzi dalam hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl VS Bad Boy
Teen Fiction[BUDAYAKAN UNTUK FOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM MEMBACA KARENA MEMBUAT CERITA TIDAK SEMUDAH MEMBACANYA] Hati-hati.. cerita ini ada kata-kata kasar dan baper-baperannya banyak.. Cerita ini adalah cerita kedua karangan saya.. Menceritakan tentang kisah...