"Kita mau kemana lagi? Lo mau kemana? Pulang atau?" tanya Kevin pada Kenzi.
"Gue mau kita makan dulu. Terus kita ke kantor gue. Tengah malam, kita pulang ke rumah. Oke?" ajak Kenzi pada Kevin.
"Okey. Tapi kalau besok lo telat, bukan salah gue" ucap Kevin pada Kenzi.
"Oke. Kan kalau gue telat, pasti elo telat juga karena gak ada sejarahnya elo cepetan dateng kecuali lo piket" ucap Kenzi diselingi tawa kecilnya.
"Lo ngejek gue atau apa?" tanya Kevin dengan wajah datarnya.
"Gue bukan menghina. Gue juga bukan memuji. Ini kan sesuai fakta. Gak pernah ada sejarahnya kalau elo itu cepet dateng" ucap Kenzi.
"Udah ah. Kita makan. Cacing dalam perut gue udah dangdutan nih" ucap Kevin sambil mengelus-elus perutnya.
Kenzi berdiri dan roknya tertiup angin, untung saja angin hanya meniup roknya sampai diatas lutut dan menampakkan paha mulus dan putih miliknya.
Tiba-tiba Kenzi merasakan ada sesuatu yang terikat dipinggulnya. Ternyata itu adalah jaket milik Kevin. Kevin mengikatkan jaket itu dipinggul Kenzi agar rok pendek Kenzi yang kekurangan kain itu bisa tertutupi.
"Lain kali jangan kayak gini lagi kalau elo pergi sama cowok selain gue. Cukup gue yang lihat" ucap Kevin sambil tersenyum jahil.
Kenzi melolotkan matanya tak percaya dengan perkataan Kevin.
"Dasar mesum!"
"Gue mesum tapi lo suka kan" teriak Kevin dari kejauhan.
"Amit-amit dah"
Kevin dan Kenzi mengendarai mobil masing-masing menuju sebuah restoran yang cocok dengan selera makan mereka sekarang.
Saat sampai di restoran itu, Kenzi dan Kevin mengambil tempat di VIP. Seorang gadis datang sambil tersenyum kemudian berdiri didekat Kevin duduk.
"Gue boleh minta foto sama elo?" tanya cewek itu. Jika dibandingkan dengan Kenzi, Kenzi berada di tingkat teratas melebihi kecantikan gadis itu.
Kevin menatap Kenzi dengan menaikkan alisnya seolah bertanya, "Apa?"
Kevin kemudian mengiyakan ajakan gadis itu setelah lama tidak mendapatkan respon dari Kenzi.
"Sekali lagi dong" ucap gadis itu. Gadis itu kemudian menggandeng tangan Kevin dan menyenderkan kepalanya di bahu Kevin.
Cekrek
Satu jepretan foto selesai dan gadis itu belum pergi-pergi juga. Kenzi mulai geram dengan perilaku gadis itu. Menurutnya itu terlalu berlebihan.
"Boleh gue minta nomer handphone lo?" tanya gadis itu lagi.
Saat Kevin mengeluarkan ponselnya dan berniat memberikan ponselnya untuk gadis itu, Kenzi langsung berdiri dan menarik paksa ponsel Kevin sebelum gadis itu mendapatkannya.
Kenzi menghembuskan nafasnya pelan, "Denger ya, gue tadi masih diam saat lo minta foto sama pacar sekaligus tunangan gue ini. Tapi sekarang, lo minta nomer handphonennya. Lo mau jadi orang ketiga diantara gue dan dia? Terus lo umbar ke sahabat lo kalau dia ini pacar lo yang ganteng banget. Upss, basi gaya lo. Maaf ya, dia tunangan gue dan gak sembarang orang boleh nyentuh dia. Jadi sekarang, lebih baik elo pergi daripada gue buat elo tambah malu disini" ucap Kenzi.
Gadis itu menunjukkan kekesakannya dengan menatap Kenzi dengan wajah yang merah padam juga penuh kekesalan. Kenzi kembali duduk setelah memarahi gadis yabg menurutnya sudah kelewatan itu.
Kevin tersenyum menatap Kenzi. Ia sangat gemas dengan perlakuan Kenzi tadi.
"Uuh, imut banget sih" ucap Kevin sambil menatap Kenzi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl VS Bad Boy
Teen Fiction[BUDAYAKAN UNTUK FOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM MEMBACA KARENA MEMBUAT CERITA TIDAK SEMUDAH MEMBACANYA] Hati-hati.. cerita ini ada kata-kata kasar dan baper-baperannya banyak.. Cerita ini adalah cerita kedua karangan saya.. Menceritakan tentang kisah...