Bagian Tiga Puluh Delapan

7.4K 277 24
                                    

Matahari mulai terbit dan menunjukkan cahayanya. Kevin terbangun duluan sebelum Kenzi terbangun. Kevin terbangun dengan keadaan masih dipeluk oleh Kenzi. Itu tandanya, sejak semalam, Kenzi tidak melepaskan pelukan Kevin satu kalipun.

Kevin memperhatikan wajah Kenzi yang sangat damai dan tenang saat tertidur. Kevin hanya berharap, Kenzilah orang yang akan dilihatnya pertama sehabis bangun dari tidurnya.

Kenzi meniup mata Kenzi dan membuat Kenzi terusik. Kenzi kemudian mengucek-ucek matanya sesaat setelah Kevin bangun dari tidurnya dan berlari untuk bersiap-siap ke Sekolah.

Bel rumah Kenzi berbunyi, Zee yang baru saja selesai bersiap, langsung membuka pintu rumah. Dua orang cowok berpakaian rapi sudah berdiri didepan rumah Kenzi. Zee menatap dua orang itu dari atas sampai bawah.  Zee tidak merasa orang yang didepannya sekarang adalah teman bisnis Kenzi karena Zee tahu wajah-wajah rekan kerja Kenzi.

"Ada apa? Apa yang anda perlukan?" tanya Zee pada kedua orang itu.

"Kenzi nya ada? Gue mau ketemu sama dia" ucap orang yang didepan. Zee mengangguk.

"Tunggu sebentar"

Zee kemudian memanggil salah seorang pelayan untuk memanggil Kenzi. Untuk saja Kenzi sudah selesai mandi dan bersiap menuju Sma Algeas. Karena rambutnya mas8h basah, Kenzi masih mengeringkan rambutnya dengan menggunakan handuk.

Tok tok tok

Kenzi membukakan pintu kamarnya dan menampakkan seorang pelayan.

"Apaan?" tanya Kenzi. Pelayan itu mengangkat kepalanya.

"Ada yang ingin bertemu dengan nona" ucap pelayan itu. Kenzi mengerutkan dahinya karena kebingungan.

"Penting atau enggak?" tanya Kenzi. Pelayan itu menggeleng cepat.

"Saya tidak tau, nona. Orang itu bahka tidak menyebutkan namanya" Kenzi kembali berpikir. Setelah beberapa saat ia diam, Kenzi memutuskan sesuatu.

"Suruh mereka masuk, bilangin aja tunggu gue 5 menit lagi" Kenzi menutup pintunya dan pelayan itu segera meninggalkan kamar Kenzi.

Kenzi mengambil sendal rumah dan memakainya kebawah. Kenzi turun menggunakan lift khusus dan terkejut karena mendapati yang datang kerumahnya sepagi ini adalah Alfa dan juga adiknya, Vian. Kenzi suah tau banyak mengenai Vian karena saat dekat dengan Alfa dulu, Alfa banyak menceritakan tentang keluarganya.

Kenzi duduk di sofa yang ada di seberang sofa yang ditemapti Alfa dan Vian.

"Kalian ngapain kesini sepagi ini?" tanya Kenzi dengan wajah datarnya.

"Gue mau pergi" ucapan Alfa seketika membuat Kenzi membeku.

"Lo mau pergi kemana?"

"Ke Singapura"

"Buat apa?"

"Sekarang gue akan jawab pertanyaan lo soal kepergian gue bertahun-tahun yang lalu.

"Gue akan pergi ke Singapura. Itu karena waktu gue pergi ninggalin elo, kedua orang tua gue meninggal karena kecelakaan. Karena itu gue ninggalin elo tanpa alasan karena gak mau elo khawatir" Kenzi yang mnedengar ucapan Alfa seketika merasa bersalah.

"Gue gak nyalahin elo atas kepergian lo dulu. Gue juga minta maaf karena terlalu membenci elo padahal gak atau alasan sebenarnya. Al, lo sama Vian harus jaga diri baik-baik. Kalian harus bahagia dan jangan lupa jalan-jalan lagi kesini" ucap Kenzi sambil tersenyum. Alfa dan Vian tersenyum senang. Meskipun ada rasa penyesalan tidak bisa bersama Kenzi lagi, tetapi mendengar Kenzi sudah memaafkan dirinya, itu sudah sangat cukup bagi Alfa. Alfa dan Vian berdiri dan memeluk Kenzi.

Bad Girl VS Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang