"Dek. Kenapa ngelamun terus?"
Naufal duduk di samping adiknya. Ia sedari tadi memperhatikan Nanda yang melamun dan hanya mendengar musik di taman belakang rumah.
Nanda tak mendengar ucapan Naufal. Ia hanya fokus melamun dan mendengar musik menatap kosong."Dek! ADEK!" Naufal yang jengah langsung mencabut earphone dari telinga adiknya.
Nanda terlonjak kaget. Ia menoleh kesamping mendapati Naufal yang menatapnya."Abang kenapa si!? Nanda lagi ga mood. Jangan ganggu Nanda."
Naufal geleng-geleng. Ia tau adiknya habis menangis. Bisa dilihat dari wajah nya. Matanya juga sembab. Hidungnya juga merah."Kamu nangis lagi? Karena Gerry ya?"
"Iya."
"Ckckck! Astaghfirullah adek! Sampe kapan si kamu mau nangisi dia terus. Emang nya kamu ga capek? Emang nya air mata kamu banyak sampe-sampe kamu ga takut kering."
"Enggak."
Naufal menghela nafas. Ia pergi ke dapur mengambil makanan yang tadi ia buat untuk adiknya. Nanda jika sudah patah hati seperti ini pasti tidak mau makan. Jadinya,harus Naufal yang membujuk nya.
Ia kembali dengan nasi goreng kesukaan Nanda di tangan nya."Dek, makan dulu. Nanti kamu sakit. Makan ya! Abang yang suapin deh." Nanda menoleh sekilas,ia menggeleng lemah tanda tak mau."Makan dong. Masa ga mau makan. Nanti kamu sakit. Makan ya...."
Akhirnya Nanda mau makan. Walaupun Naufal harus menyuapinya,tapi tak masalah bagi Naufal. Asalkan adiknya mau makan walaupun sedikit.
"Udah."
Naufal berhenti menyuapi adiknya. Ia tidak ingin memaksa sang adik menghabiskan makanan nya. Mau makan sedikit saja sudah bersyukur."Makanan buatan Abang enak ga?"
Nanda menoleh,ia memeluk erat Naufal. Naufal mengernyitkan dahinya bingung. Kenapa Nanda tiba-tiba menangis lagi dalam pelukannya."Dek! Kamu kenapa? Hei,kenapa nangis lagi? Makanan Abang ga enak?"
"Makanan Abang enak. Sangat enak. Abang emang yang terbaik. Nanda cuma butuh Abang, Nanda bener-bener lagi hancur. Nanda kehilangan untuk kedua kalinya seorang Gerry Alexandre Winata."
"Kehilangan untuk kedua kalinya? Maksudnya gimana sih!? Cerita sama Abang semuanya biar Abang ngerti." Tentu Naufal tidak tau apa yang sudah terjadi. Nanda mengangguk,ia mulai menceritakan semuanya pada Naufal.
Naufal manggut-manggut. Ia paham apa yang membuat adiknya menjadi seperti ini."Kamu ga kehilangan dia lagi dek. Hanya aja dia yang sengaja ingin menghilang dari hidup kamu. Bener kata Dama. Nanti saat dia udah bisa maafin diri dia sendiri,maafin kesalahan dia di masa lalu. Dia pasti kembali lagi sama kamu. Kamu bisa ngelewatin ini semuanya.... percaya sama Abang."
Nanda melepaskan pelukannya. Ia tersenyum lebar pada Naufal. Memang hanya Naufal yang bisa membuat nya kembali bersemangat."Makasii! Abang Naufal tersayang."
"Sama-sama."
—GERRYALEXANDRE—
Nanda terus mencari-cari keberadaan Gerry. Dari mulai kelas Gerry,tapi Gerry tidak ada di kelasnya. Ia pergi ke Ruang Omorfos,tapi hasilnya juga nihil. Ia terus mencari keberadaan cowok itu.
Hingga akhirnya,ia bertemu kembali dengan Iqbal dan Syahrul yang sedang libur semester dan mengunjungi Universitas tempat Omorfos kuliah.
"BANG IQBAL! BANG SYAHRUL !" Nanda melambaikan tangannya. Ia berlari menghampiri Iqbal dan Syahrul. Kedua cowok itu tersenyum lebar pada Nanda. Mereka salut pada gadis itu yang masih bisa tersenyum dan tampak baik-baik saja seperti tidak terjadi sesuatu di hidup nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERRY ALEXANDRE
Teen Fiction"Bang Gerry mulai sekarang Nanda panggil Geger ya." "Gak.Ngaco Lo!?" "Bang Geger.Tunggu!" "Berisik Lo!" "Nanda pulang sendiri aja.Bye!!!" "Gue anter.Ga terima penolakan.Naik!!" "Nanda pengen Bang Gerry tetep disisi Nanda hari ini dan selamanya.Nanda...