"ANDAIKAN KAU TAU RASA SAYANG KU MELEBIHI RASA SAKIT INI.." Rian berkaraoke ria di Rumah pembinaan Gerry. Hari ini Omorfos sedang libur kuliah maka dari itu mereka memilih berkaraoke dan menghibur Gerry.
"MUNGKIN KAU TAKKAN PERNAH MENYANGKA MENGAPA KU TETAP DI SINI? HO-OH!" Rian kembali melanjutkan nyanyi nya dengan sangat menghayati.
"LAKUKANLAH SEMAU MU SAMPAI KAU LELAH MENYAKITIKU.."
"SEBISA KU TAKKAN MENGUSIK MU, KU AKAN MENCOBA...."
"MENGERTI DIRIMU...." Suara riuh tepukan tangan dari Omorfos memberikan apresiasi kepada Rian yang sudah mau menyumbang kan suara nya untuk bernyanyi.
Pede tidak pede. Rian kan pedenya sangat tinggi, jadi ia pasti tetap pede bernyanyi di depan tujuh sahabat nya. Bernyanyi di depan teman sekelasnya saja dia berani.
Leo juga yang paling semangat bertepuk tangan. Ia juga menyoraki bestie nya itu saat Rian selesai menyanyikan lagu. Entah kenapa Rian dan Leo memilih lagu Bertahan Terluka, mungkin menggambarkan perasaan mereka.
"Hebat banget, bro. Suara Lo.."
"FALES!!" Kata Farel sengaja memotong ucapan Leo yang sebenarnya ingin memberikan pujian dengan. Lebih tepatnya sih, Farel dan Leo sudah bersekongkol. Leo sengaja menggantung ucapan nya agar Farel memotong ucapan Leo.
"BHUAHAHHAHHAHAHAA!!!!" Suara tawa Omorfos menggema ke seluruh ruangan tempat Omorfos sedang berkumpul. Mereka menertawakan nasib Rian yang selalu dinistakan.
"Yang sabar ya, Yan." Kata Yudha menepuk bahu Rian lalu ia kembali melanjutkan tawa nya. Sementara Rian, ia hanya mendengus sebal dan mengumpat kesal dalam hatinya.
"Kalian semua ini anak Dajjal, ya?" Ucap Rian memaksakan senyum nya. Lantas ia mengganti musik yang akan ia putar. Kini, ia menggantinya dengan lagu berjudul Rumah Singgah.
"Lo mau puter lagu Rumah Singgah?" Tanya Syahrul.
"Iya, kenapa? Mau diganti lagu qasidah? Atau lagu nasyid? Kalo iya, pergi ke kamar aja. Dengerin sendiri." Ketus Rian.
"Rumah singgah mah sama aja tempat penginapan." Kata Iqbal yang masih fokus melihat ceramah nya ustadz Adi Hidayat. Meskipun ia tidak melihat interaksi sahabat-sahabatnya, telinga nya tetap terpasang lebar.
"Nggak gitu konsep nya, anjing!"
Omorfos kembali tertawa terbahak-bahak. Iqbal memang nomor satu untuk urusan mengganggu mood Rian dan membuat laki-laki itu kesal setengah mati.
"Ganti, Yan. Gue nggak mau dengerin suara Lo lagi, bikin telinga gue berdenging. Ntar gue budeg kan bahaya. Mendingan ga usah ya, bestie.." Ucap Yudha lebay.
"Dih, bestie, bestie, tai lu!"
"Nggak usah sensi amat bro kek cewek pMS, orang yang suka marah ntar cepet tua lho, lu mau cepet tua? Gue sih ogah, ntar kalo ada yang nanya lu temen gue apa bukan, gue sih bilang aja Lo uyut gue." Kata Yudha lemes.
"DIH! SETAN LO!" Umpat Rian kesal. Bisa-bisanya Yudha kembali berkata dengan mulut nya yang selemes mulut perempuan. Bahkan mengalahkan mulut emak-emak.
"Udah, udah. Kita curhat aja.." Kata Dama.
"Mau curhat apa Lo?! Palingan masalah pelajaran, gue sih ogah. Palak gue udah mau pecah ya, sekarang waktunya gue healing. Haram menyebutkan nama Pelajaran." Tekan Leo. Ia langsung memijit kepala nya sok-sokan seperti sedang pusing.
"Semoga pusing beneran habis itu kejang-kejang, ntar gue gelas syukuran ngundang Lee Min Ho. Pasti dia seneng, gembel kek Lo is dead juga!" Kata Rian.
"Mulut Lo dijaga Juleha! Aa Leo yang ganteng nya turunan dari Lee Min Ho punya sembilan nyawa. Susah buat is dead." Tekan Leo tidak mau kalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERRY ALEXANDRE
Teen Fiction"Bang Gerry mulai sekarang Nanda panggil Geger ya." "Gak.Ngaco Lo!?" "Bang Geger.Tunggu!" "Berisik Lo!" "Nanda pulang sendiri aja.Bye!!!" "Gue anter.Ga terima penolakan.Naik!!" "Nanda pengen Bang Gerry tetep disisi Nanda hari ini dan selamanya.Nanda...