0.35 Lulus jadi Mantu!

38 5 0
                                    

Kelas XII IPA 3 sangat berisik. Hari ini mereka tidak ada guru. Padahal beberapa minggu yang akan datang, mereka akan melaksanakan Ujian Sekolah. Namun, guru justru malas sekali masuk ke kelas mereka.

Padahal kelas mereka tidak ada murid yang bandel dan minim akhlak, terkecuali Rian dan Leo. Mungkin guru-guru malas berhadapan dengan Rian dan Leo yang sudah tidak mempunyai akhlak, bestie.

Tapi, bagi siswa yang pintar seperti Gerry, Dama, Iqbal dan Syahrul tentu nya rugi jika kelas mereka tidak ada guru seperti saat ini. Tentu nya mereka belajar tidak efektif, apalagi mereka akan Ujian. Kedua, Rian dan Leo akan jadi Ketua Persekutuan Minim Akhlak di kelas dan membuat keributan.

Ketiga, mereka jadi tidak mendapatkan pelajaran seperti biasanya karena guru-guru jarang masuk ke kelas mereka. Mungkin trauma berhadapan dengan murid seperti Rian dan Leo yang sangat menguji kesabaran.

"Ger! Lo mah katanya ketemu sama camer Lo, tapi kok Lo ga cerita-cerita ke kita sih gimana pertemuan perdana Lo dengan Orangtuanya Nanda. Cerita dong, kepo nih bestie!" Ucap Rian lebay membuat Iqbal mau muntah.

"Muka Lo biasa aja, Bal. Lo keliatan jijik sama gaya ngomong gue. Padahal Lo dah hafal kalo gue ngomong emang kek begini." Kata Rian seolah bisa merasakan apa yang dirasakan Iqbal.

"NAJIS! Gue jijik, denger kata-kata Lo. Menggelaykan!" Ucapnya lalu kembali ke tempat duduknya saat melihat Farel dan Yudha sudah kembali dari jajan di kantin.

"Hobi Lo semua menistakan gue. Padahal gue kurang apa lah sebagai sahabat? Gue ganteng, kaya, rajin sih rajin nyontek maksud nya. Kurang apa coba?"

"Kurang waras sih iya, Yan." Timpal Yudha.

"BANGSAT LU, BRO!"

"Gue lulus jadi mantu Ayah dan Bunda nya Nanda kok." Ucap Gerry membuat sahabat-sahabatnya langsung mengerubungi nya. Mungkin mereka masih sangat penasaran. Sementara Gerry sibuk membaca buku.

"Apa?! Lulus jadi mantu?!"

"Iya lah. Siapa nolak calon mantu kek gue. Udah ganteng, kaya, jadi pewaris nya Keluarga Winata, pintar, sopan, santun, punya attitude di jaga. Jago beladiri, jago segalanya, dan Ketua Geng Motor lagi." Sombong nya.

"Cih! Muji diri sendiri sih boleh. Tapi, jangan berlebihan Pak Ketos. Biasa aja dong muka Lo. Mentang-mentang di terima dan lulus jadi menantu nya Om Aditia."

"Ga berlebihan, Yan. Emang nya ada yang bisa nolak gue jadi calon menantu nya, secara ganteng nya kek Jeno NCT, langsung turunan dari Taehyung BTS, lho."

"CK! Mual gue denger nya, Ger." Kata Farel menampilkan ekspresi seolah-olah ingin muntah.

"Biasa aja Lo semua. Mau gue tendang ke alam baka?!" Omorfos menggeleng tak mau."Makanya, biasa aja."

"Enak Lo, Ger. Dapet lampu hijau dari Om Aditia sama Bunda nya Nanda. Gue kapan ya punya pacar terus ngapel sekalian main bareng camer. Gue iri."

"CK! Ga beruntung camer Lo, punya calon mantu kurang waras kek Lo sih bikin mertua Lo cepet mati, Yan. Mendingan ga usah sama sekali, Yan." Ucap Yudha.

"Lo mah bukannya doain, malah ngomong begitu." Rian melirik Yudha sinis."Kenapa?! Lo ga terima?! Bukannya emang bener ya omongan gue?!" Tantang Yudha.

"Bener juga sih omongan Lo, makanya doain biar gue cepet waras, cepet punya attitude yang bagus. Biar ga malu-maluin kalo gue dateng ke rumah camer."

"CK! Ngaku juga dia kalo kurang waras." Kata Syahrul menatap Rian miris. Laki-laki itu sebenarnya mau berbicara, hanya saja tampak nya kata-katanya mahal sekali.

"Rul, Lo sebentar lagi mau nikah, calling gue jadi penyanyi dong, atau jadi fotografer nya deh. Gue mah mau, asalkan bayaran nya setimpal ya?" Kata Rian.

GERRY ALEXANDRE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang