Setibanya di Rumah Sakit, Nanda langsung dibawa ke ruang ICU. Gerry juga ingin ikut masuk tapi tentu dilarang oleh perawat.
"Saya mau masuk. Izinin saya masuk." Gerry terus memohon."Maaf mas, silahkan tunggu di luar. Pasien sedang ditangani oleh Dokter." Kata perawat itu.
Gerry jongkok bersandar di dinding dekat pintu ICU. Wajah nya juga terkena bercak darah. Tangan nya berlumuran darah. Bajunya juga penuh dengan darah.
"Gerry. Bersihin dulu darah di wajah Lo,tangan Lo. Lo menyeramkan banget tau." Kata Leo namun tidak ada balasan dari Gerry. Leo berdecak. Ia mengambil kain yang sudah ia basahi."Berasa homo gue." Kata Leo sembari membersihkan wajah dan tangan Gerry.
Setelah selesai. Leo kembali duduk di samping Rian. Mereka bisa melihat kesedihan dan kehancuran dari wajah Gerry. Laki-laki itu tampak sangat terluka.
"Nanda.. bakalan baik-baik aja kan? Dia bakalan kembali lagi untuk Gerry kan?" Parau Gerry menarik atensi sahabat-sahabatnya.
"Nanda pasti bakalan kembali lagi buat Lo. Nanda pasti bakalan baik-baik aja. Berdoa aja yang terbaik,Ger." Kata Dama. Ia juga sama hancur nya dengan Gerry.
Beberapa puluh menit berlalu. Dokter belum juga keluar dari ruang ICU. Mereka masih menunggu bagaimana kondisi Nanda. Naufal juga sedang dalam perjalanan ke RS.
"Nanda bakalan baik-baik aja kan?"
Gerry masih hancur. Ia masih berjongkok di dinding rumah sakit. Dengan air mata yang masih mengalir deras. Ia menarik rambutnya frustasi. Ia belum siap kehilangan Nanda. Ia benar-benar menyesal karena pernah bersikap kasar dan selalu menyakiti Nanda.
Ia menyesal setiap mengingat perlakuan nya kepada Nanda yang menyakiti hati dan perasaan Nanda. Ia hancur sangat hancur. Dama ikut berjongkok. Ia menepuk pelan bahu Gerry."Tenang! Gue yakin Nanda bakalan baik-baik aja kok. Dia cewek yang kuat. Dia pasti bisa melewati masa-masa menyulitkan ini."
"Gue..gue salah. Selama ini,gue nyakitin perasaan dia. Tapi,gue mohon! Gue pengen bahagiain dia. Gue kesiksa liat dia terbaring lemah. Gue hancur liat dia begitu."
"Sabar Gerry. Kita berdoa aja yang terbaik untuk Nanda. Semoga Nanda baik-baik aja." Timpal Leo.
Tak lama kemudian,Naufal datang tergesa-gesa. Raut wajahnya panik dan khawatir terlihat jelas. Air matanya juga terlihat membasahi pipinya.
"Nanda! Nanda!" Naufal berlari kearah Omorfos. Ia mencoba untuk melihat kondisi adiknya dari balik pintu ruang ICU. Tapi,sayang pintu nya tidak ada kaca untuk Naufal mengintip sedikit. Dadanya terasa sesak."Nanda....maafin Abang,dek." Lirih nya.
Naufal sangat frustasi. Tak lama dokter keluar dari ruang ICU. Atensi Omorfos dan juga Naufal langsung mengarah kepada Dokter. Mereka menghampiri dokter yang diketahui bernama Gilang itu untuk mengetahui kondisi Nanda.
"Dok,gimana keadaan adik saya dok? Adik saya baik-baik aja kan? Adik saya akan sadar kan?" Tanya Naufal panik."Adik anda sedang melawan masa kritis nya. Berdoa saja agar adik anda bisa melewati masa-masa kritis nya." Kata Dokter itu setelah itu ia pergi masuk kembali ke Ruang ICU.
Hancur dunia Naufal dan Gerry. Naufal memukul dinding rumah sakit saking hancur nya. Sementara Gerry hanya bisa menangis dan berjongkok kembali.
Setelah menyalurkan rasa hancur nya. Kini pandangan Naufal beralih menatap Gerry tajam. Ia langsung menghampiri Gerry dan menarik kerah baju Gerry.
Hal itu membuat Omorfos panik karena Naufal menatap Gerry dengan aura seperti ingin membunuh.
Bugh!Pukulan yang diberikan Naufal berhasil membuat Gerry tersungkur lemah."BANGUN LO BRENGSEK!" Naufal terdengar sangat marah kepada Gerry.
"Woi Bang,stop Bang! Inget ini rumah sakit. Jangan ribut di sini woi." Kata Rian mencoba melerai. Namun, Naufal mendorong tubuh Rian agar tidak menghalanginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERRY ALEXANDRE
Fiksi Remaja"Bang Gerry mulai sekarang Nanda panggil Geger ya." "Gak.Ngaco Lo!?" "Bang Geger.Tunggu!" "Berisik Lo!" "Nanda pulang sendiri aja.Bye!!!" "Gue anter.Ga terima penolakan.Naik!!" "Nanda pengen Bang Gerry tetep disisi Nanda hari ini dan selamanya.Nanda...