0.39 Antara Cinta dan Keyakinan

36 6 0
                                    

Hari ini Kelas XI IPA 3 dan Kelas XI IPA 2 bergabung di musholla untuk kegiatan majelis taklim. Biasanya akan digabung juga dengan kelas XI IPA 1 tapi kelas XI IPA 1 sedang ada pelajaran tambahan dari Bu Hani. Jadi hanya kelas XI IPA 3 dan XI IPA 2.

"Nanda, nungguin siapa? Kok belum ke musholla?" Tanya Ariska yang berjalan bersama Irma, Dinda, Ditha,dan Dayah. Ia melihat Nanda seperti sedang menunggu seseorang di depan kelas mereka.

Nanda langsung menoleh ke arah sahabat-sahabatnya itu."Nanda lagi nunggu Bang Gerry. Kalian duluan aja ke musholla. Ntar Nanda nyusul." Ujarnya.

Mereka berlima pun mengangguk lalu pergi terlebih dahulu ke musholla. Nanda memang sedang menunggu Gerry. Ia sudah mengajak Gerry ketemuan karena Nanda ingin memberi tau Gerry bahwa ia ada kegiatan majelis taklim dan pulang nya sore."Ishhh! Bang Gerry kok belum datang-datang si!?" Keluh nya.

Tak lama Gerry datang dengan tersenyum ke arahnya."Maaf! Kamu nungguin lama ya?"

Nanda langsung tersenyum."Enggak kok. Enggak lama juga." Katanya.

"Emang kamu mau ngomong apaan?"

Nanda mengajak Gerry duduk di bangku yang ada di depan kelas XI IPA 3."Nanda ada majelis taklim. Dan pulang nya pasti sore. Jadi, Bang Gerry kalo mau pulang duluan Nanda gapapa kok. Daripada Bang Gerry nunggunya kelamaan."

Tangan Gerry mencubit gemas pipi Nanda."Gapapa kok. Aku nunggu kamu aja sampe selesai. Ga kelamaan kok. Aku bisa pulang sebentar. Terus balik lagi ke sini jemput kamu."

"Jangan. Kasian Bang Gerry. Bang Gerry pasti capek bolak-balik. Mendingan ga usah. Nanda bisa kok balik nya numpang Dinda atau Ariska."

"Ga usah. Kamu ada pacar kok malah numpang orang lain. Aku gapapa kok bolak-balik demi kamu."

Nanda tersipu malu mendengar penuturan manis Gerry. Ia memukul pelan lengan Gerry."Gombal! Tapi Nanda takut ngerepotin Bang Gerry. Apalagi Bang Gerry sebentar lagi ujian."

Gerry tersenyum. Ia mengelus puncak kepala Nanda."Aku ga pernah ngerasa direpotin kok sama kamu. Apapun tentang kamu yang berhubungan dengan kamu itu ga pernah merepotkan aku dan mengganggu aku."

Nanda tersenyum lebar. Ingin sekali rasanya terbang saking malu nya."Yaudah deh terserah Bang Gerry aja."

—GERRYNANDA—

"Jadi, nanti kamu pulang sama siapa? Jadi sama aku atau sama Dinda?" Tanya Ariska yang duduk di sebelah Nanda.

Nanda tersenyum melirik Ariska."Sama Bang Gerry dong. Kan ada ayank ye... Lagian Bang Gerry yang maksa untuk tetep nganterin aku pulang."

Ariska manggut-manggut. Ia kembali fokus mendengar ceramah dari Guru Agama mereka dan sebentar lagi juga mereka akan giliran mengaji.

Jam menunjukkan pukul tiga sore. Majelis Taklim sudah selesai. Tapi, mereka semua belum diperbolehkan pulang karena akan sholat ashar berjamaah. Jam setengah empat, Nanda sudah keluar dari musholla. Ia buru-buru berjalan ke arah parkiran.

Nanda mencari-cari kemana Gerry. Hingga akhirnya ia bisa melihat siluet Gerry yang sedang menunggu nya di depan gerbang sekolah."BANG GERRY!" Teriaknya.

Gerry langsung mendongak. Ia melihat sang kekasih sedang berlari ke arahnya dengan tersenyum. Ia jadi gemas sendiri.

"Sudah lama kah Bang Gerry nunggu Nanda?"

Gerry langsung menggeleng."Ga lama kok. Udah selesai majelis taklim nya?" Tanya Gerry dan dibalas anggukan oleh Nanda.

"Mau langsung pulang?"

GERRY ALEXANDRE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang