0.69 Kehidupan Yang Membahagiakan

55 2 0
                                    

Samar-samar Nanda mulai membuka matanya. Ia melihat ke sekeliling kamarnya, lalu menguap. Ia bangun dari tidurnya, pandangan nya pun tertuju pada sosok lelaki tampan yang masih terlelap di sampingnya.

Sebenarnya ada rasa kaget saat melihat Gerry tidur di sampingnya. Namun, untung saja ia cepat mengingat jika ia dan Gerry telah resmi menjadi pasangan suami-istri.

Ia mendekat kan wajah nya di dekat Gerry. Kini wajah mereka saling berhadapan. Nanda tersenyum menatap wajah Gerry yang terlihat damai dan nyenyak tidur nya.

Tangan jahil nya mulai beraksi. Ia menekan-nekan pipi Gerry, tangan nya kini beralih memegang bibir ranum Gerry. Walaupun Gerry Ketua Geng Motor, tapi Gerry dan Anggota nya tidak pernah merokok, atau sangat jarang sekali merokok. Bisa dibilang, Gerry juga rajin menggunakan lip tint untuk bibir nya agar tetap lembut.

"Ganteng banget suami Nanda.."

Puas memandangi wajah Gerry. Nanda hendak bangun dari tidurnya. Namun, tiba-tiba tangan nya ditarik kebelakang sehingga membuat nya tertidur kembali. Kali ini ia tertidur di dekapan Gerry.

Matanya membelalak sempurna. Jantung nya berdetak kencang. Gerry memeluk nya dengan erat."Bang Gerry lepasin ih! Nanda mau masak." Nanda terus memberontak agar Gerry mau melepaskan pelukannya.

Namun, sekuat apapun ia berusaha, tenaga nya tidak sebanding dengan tenaga Gerry. Laki-laki itu justru semakin erat memeluk nya. Gerry bahkan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher istri nya itu.

"Kayak gini aja dulu, sebentar doang. Aku nyaman kek gini, sayang." Parau nya dengan mata yang masih terpejam. Tampak nya akan sulit bagi Nanda untuk lepas.

Mau tak mau Nanda membiarkan Gerry kembali tertidur seraya memeluk nya erat. Bahkan, tanpa ia sadari, perlahan-lahan matanya juga kembali tertutup. Ia juga ikut tertidur.

Satu jam berlalu, Gerry terbangun dari tidurnya yang nyenyak. Ia terkejut saat melihat Nanda juga ikut tertidur pulas dalam pelukannya. Sudut bibirnya mengukir senyuman manis saat menatap wajah istrinya.

"Sayang bangun, udah jam delapan.."

Karena tak ada balasan, Gerry memikirkan ide untuk membangun kan istrinya itu."Udah sah ye kan? Iye. Jadi boleh kan cium pipi." Malu-malu ia mencium pipi Nanda cukup lama.

Bahkan saat dicium oleh Gerry, Nanda masih belum bangun juga. Tapi, Gerry tak kehabisan ide, ia mencium pipi dan kening istrinya agar istrinya bangun.

"Huh?"

Akhirnya Nanda terbangun. Ia terkejut saat melihat wajah Gerry sudah berada dihadapannya, bahkan jarak mereka mungkin hanya lima centimeter. Yang membuat nya semakin terkejut ialah, saat Gerry berada di atas tubuhnya.

"Bang Gerry ngapain?! Minggir ah, Bang Gerry berat tau. Ntar Nanda jadi penyet, minggir! Nanda mau masak!" Ia mendorong tubuh Gerry agar menyingkir.

"Ini latihan, sayang. Latihan untuk ntar malem."

Kedua mata Nanda membulat sempurna mendengar ucapan spontan dari mulut Gerry. Ia langsung mendorong tubuh Gerry menyingkir dari atas tubuhnya. Ia lantas bergegas turun dari tempat tidurnya. Lama-lama ia bisa gila.

"Sayang, jangan lupa jatah aku ntar malem.."

Nanda menghentikan langkahnya. Ia menatap galak kearah Gerry yang tersenyum jahil kepada nya."Jatah apaan?! Bang Gerry ga usah ngeres ya pikiran nya."

"CK! Kamu mah pura-pura ga tau. Jatah aku untuk nanti malem, pokoknya harus dikasih ya. Kalo enggak, kamu yang bakalan dosa sama suami lho."

"Ihhh! Ga jelas!" Nanda langsung pergi meninggalkan Gerry yang tertawa puas menjahili istri nya. Ia pergi menuju dapur dengan langkah yang cepat.

GERRY ALEXANDRE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang