Tiga Bulan Kemudian....
Nanda merasakan tubuhnya terasa sangat sakit. Perut nya juga terasa mules. Biasanya tanda-tanda jika ia akan datang bulan, perut nya akan baik-baik saja. Tidak akan ada masalah. Lalu ia kenapa?
Ia meraba nakas di sebelah tempat tidur nya, setelah mendapatkan handphone nya. Ia mengecek ternyata sudah jam lima. Ia harus sholat subuh. Ia melihat ke samping nya, Gerry tidak ada. Itu tandanya, cowok itu sudah pergi sholat subuh di masjid bersama dengan Angkasa.
Ia berjalan menuju kamar mandi. Membasuh muka nya, lalu ia mengambil air wudhu untuk sholat. Ia pun kembali ke kamar nya, lalu menggelar sajadah.
Selesai sholat subuh, ia memanjatkan doa untuk dirinya dan juga Gerry. Untuk keluarga kecil mereka dan untuk semuanya. Selesai doa, ia melepaskan mukena nya lalu melipatnya kembali. Ia juga melipat kembali sajadah nya.
Ia kembali melangkah kan kakinya menuju tempat tidurnya. Entah kenapa tubuh nya terasa sangat lemas dan lelah."Ya Allah.. kenapa badan Nanda sakit semua?"
Ia memejamkan mata nya. Ia kembali tertidur karena masih jam juga masih menunjukkan pukul lima lewat lima belas menit. Ia akan tidur sebentar, lagian hari ini adalah hari Minggu. Dan Gerry tidak kerja.
Satu jam berlalu.
"Sayang, bangun. Udah mau jam setengah tujuh." Gerry menguyel-uyel pipi tembam Nanda. Namun, bukannya bangun. Nanda malah semakin nyenyak tidur nya.
"Sayang, bangun...."
Karena Nanda tak kunjung bangun, alhasil, Gerry memikirkan ide cemerlang. Ia mengambil kemoceng yang digantung di dekat lemari pakaian nya. Lalu, ia menggelitik kaki Nanda dengan kemoceng itu.
Karena geli, Nanda tampak gelisah. Samar-samar ia membuka matanya, terbangun dari tidurnya. Ia mengucek matanya yang sedikit berair karena menguap.
"BANG GERRY!!" Pekiknya.
Gerry menyengir. Ia melempar kemoceng itu asal, lalu merebahkan tubuhnya di samping Nanda."Bangun, udah jam setengah tujuh. Kamu belum masak. Kamu sakit lagi?"
Nanda menggeleng pelan."Enggak kok, cuma rasanya ga enak badan aja. Mungkin karena mau datang bulan kali. Kenapa? Bang Gerry udah laper ya?"
"Enggak, aku cuma mau bilang, aku mau joging sama Bang Angkasa, Yudha, Farel, Dama, Rian, Leo, Iqbal, dan Syahrul. Gapapa kan aku joging?"
Nanda tersenyum tipis."Ya gapapa, dong. Bang Gerry kalo mau joging, joging aja. Nanda habis ini juga mau masak." Ucapnya, lalu bangkit dari dari tempat tidurnya.
"Yaudah, aku pergi dulu ya, bye...." Gerry lantas pergi keluar dari kamarnya. Cowok itu berencana untuk joging bersama sahabat-sahabatnya. Dan juga bersama senior nya di Omorfos, yakni Angkasa. Angkasa tinggal bersebelahan dengan Gerry. Lebih tepatnya, sebelah kanan rumah Gerry.
Nanda perlahan-lahan melangkah kan kakinya keluar dari rumah, turun ke lantai bawah, pergi ke dapur nya untuk memasak. Walaupun sebenarnya ia sangat lemas hari ini. Tapi, kasian Gerry juga jika ia memesan makanan terus-terusan.
Ia membasuh wajahnya, setelah membasuh wajahnya. Ia mengambil bahan-bahan masakan di kulkas. Baru saja ia ingin mengambil ikan yang ada di freezer. Tiba-tiba ia merasa mual sekali mencium bau amis. Nanda pun segera pergi kamar mandi.
Ia tidak muntah, hanya saja ada rasa mual. Keluar dari kamar mandi, ia teringat sesuatu. Ia segera mengambil kalender kecil di atas nakas.
"Tanggal empat, seharusnya--" Gumamnya sambil berpikir keras, seolah ada sesuatu hal penting yang sudah lama terlewat kan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERRY ALEXANDRE
Teen Fiction"Bang Gerry mulai sekarang Nanda panggil Geger ya." "Gak.Ngaco Lo!?" "Bang Geger.Tunggu!" "Berisik Lo!" "Nanda pulang sendiri aja.Bye!!!" "Gue anter.Ga terima penolakan.Naik!!" "Nanda pengen Bang Gerry tetep disisi Nanda hari ini dan selamanya.Nanda...