Beberapa bulan kemudian....
"Ntar malem kumpul di rumah Bang Naufal. Ada acara barbeque an. Katanya sih sengaja mau ngundang anak Omorfos. Kita-kita aja sih." Kata Gerry sembari menyesap rokok yang ia bawa diam-diam.
"Kita doang?" Tanya Yudha.
"Paling sama Zidan, Argan, Azka, dan Ghani. Udah mereka berempat doang. Lagian ga usah banyak-banyak." Gerry masih mengeluarkan bungkus rokok nya.
"Nanda ga tau Lo ngerokok? Kalo dia tau pasti habis Lo. Bisa-bisa diomelin dua puluh empat jam. Ga bisa gue bayangin sih." Heran Yudha.
Sebenarnya dulu semasa SMA,Gerry sudah merokok. Tetapi,karena Dama pernah bilang bahwa Nanda tidak suka jika pacarnya merokok. Maka Gerry merokok diam-diam.
"Maka nya itu diem."
"Kalo gue cepuin sih bisa aja. Biar hubungan Lo ada asem-asem nya lagi." Rian menaik turunkan alisnya hal itu tentu membuat Gerry langsung melotot tajam ke arahnya.
"Mati Lo kalo Cepu."
Benar saja, tampak nya Dewi Fortuna sedang tidak berpihak pada Gerry. Buktinya,Nanda dan Dinda menyusul Omorfos di ruangan khusus mereka.
Dan benar saja, saat asyik-asyiknya merokok sembari mengobrol. Nanda dan Dinda datang dengan senyuman lebar mereka. Namun,saat Nanda melihat Gerry yang menyesap rokok nya membuat nya marah. Ia langsung menghampiri Gerry dan menampol keras lengan Gerry dengan buku yang ia bawa.
Plak!!
Gerry meringis. Ia berniat marah namun ia urungkan saat melihat ternyata Nanda yang menampol lengan nya. Ia menyengir lalu mematikan rokoknya dan membuangnya ke asbak di meja.
"Bang Gerry berubah."
Gerry menggeleng. Ia langsung berdiri. Jantung nya terasa berhenti berdetak saat melihat air mata Nanda yang hampir menetes."Sayang..dengerin aku dulu ya. Aku bisa jelasin semuanya. Okay?" Gerry berniat mengelus pipi Nanda namun langsung ditepis oleh Nanda.
"Ga perlu. Ga butuh penjelasan Bang Gerry. Nanda kecewa. Berubah. Bang Gerry berubah." Nanda mendorong kasar tubuh Gerry lalu melenggang pergi keluar.
Gerry langsung mengejar sang kekasih yang tampak nya sudah sangat-sangat marah kepadanya. Ia merutuki sikap nya yang benar-benar kelewatan."ARGH! BODOH LO!"
Gerry mencekal tangan Nanda membuat gadis itu menoleh kebelakang menatap Gerry. Benar dugaan Gerry, Nanda sudah menangis karenanya."Sayang..jangan nangis dong. Hei..jangan nangis. Aku minta maaf." Gerry menghapus air mata yang mengalir di pipi Nanda.
"Jahat."
Gerry tersenyum tipis. Ia menangkup wajah Nanda."Maaf. Aku bener-bener minta maaf. Janji ga akan diulangi lagi. Ini yang terakhir kalinya. Janji!"
"Bohong."
Gerry menghela nafasnya."Aku ga bohong, sayang. Aku serius. Janji ga akan aku ulangi lagi. Beneran. Aku ga mungkin bohongin kamu lagi. Beneran deh."
"Yang bener?"
"Iya bener. Aku janji." Gerry langsung memeluk Nanda. Ia mencoba menenangkan gadisnya yang masih tampak kecewa dengan tingkah lakunya.
"Jangan diulangi lagi." Gerry mengurai pelukan nya. Ia menatap hangat sang kekasih lalu tersenyum mengangguk. Ia merutuki kelakuan nya tadi yang sudah membuat Nanda nangis.
"Bang Gerry bau rokok ihhh. Jauh-jauh deh dari Nanda. Bau rokok nya nyengat banget. Bang Gerry udah habis berapa?" Interogasi nya. Nafas Gerry benar-benar berbau rokok yang membuat Nanda pusing.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERRY ALEXANDRE
Teen Fiction"Bang Gerry mulai sekarang Nanda panggil Geger ya." "Gak.Ngaco Lo!?" "Bang Geger.Tunggu!" "Berisik Lo!" "Nanda pulang sendiri aja.Bye!!!" "Gue anter.Ga terima penolakan.Naik!!" "Nanda pengen Bang Gerry tetep disisi Nanda hari ini dan selamanya.Nanda...