"Bang Gerry kah?"
"Iya."
Gerry berjalan ke arah ranjang Nanda. Ia langsung memeluk Nanda dengan erat seolah tak ingin kehilangan gadis itu. Air matanya lagi-lagi kembali menetes.
Setelah berpelukan cukup lama, Gerry mengurai pelukan nya. Ia duduk di dekat ranjang Nanda. Ia menatap Nanda yang juga menatap nya seolah tau dimana Gerry berada.
"Bang Gerry kenapa baru jenguk sekarang? Bang Gerry tau ga? Kalo selama ini Nanda nunggu-nunggu kedatangan Bang Gerry. Bang Gerry habis dari mana aja si? Nanda nungguin Bang Gerry dari tadi tau."
Gerry terkekeh. Nanda kembali lagi dengan sifatnya."Maaf. Tadi siang aku ke sini, kamu nya belum sadar. Terus aku pulang deh istirahat sebentar, soalnya habis dari kampus aku langsung ke sini. Maaf ya.."
"Gapapa kok. Bang Gerry ga perlu minta maaf. Maaf, Nanda ga tau kalo Bang Gerry habis dari kampus langsung ke sini. Maaf ngerepotin Bang Gerry. Pasti Bang Gerry capek banget ya? Seharusnya kalo Bang Gerry capek, ga usah dateng aja. Jenguk Nanda nya bisa besok-besok aja."
"Ga ngerepotin kok. Aku juga ga capek. Apapun akan aku lakukan demi kamu untuk tebus kesalahan aku sama kamu dulu. Aku sekarang akan bahagiain kamu selamanya."
Nanda tersenyum lebar. Akhirnya Gerry mau kembali seperti dulu lagi."Makasih. Berarti Bang Gerry dari Nanda tiba di rumah sakit sampai Nanda sadar, Bang Gerry selalu nungguin Nanda dong? Selalu ada di samping Nanda dong?" Tanya Nanda tampak tak percaya.
"Iya. Aku ga pernah absen nungguin kamu. Ngajak kamu bicara. Walaupun kamu belum sadar. Kek orang gila tau." Kata Gerry diiringi tawa kecil.
"Ya ampun, baik banget sih Bang Gerry ngajak Nanda bicara. Nanda jadi terharu banget deh. Sayang Bang Gerry." Nanda memberikan Saranghae pada Gerry.
Gerry terkekeh kecil melihat tingkah Nanda yang tidak pernah berubah. Bahkan disaat ia tengah sakit, ia masih dapat menunjukkan keceriaan nya."Kamu udah makan apa belum? Kalo belum, aku buatin bubur."
Nanda menggeleng."Udah. Belum lama Nanda selesai makan bubur. Itu kan di atas meja ada bekas nya. Bubur nya terasa hambar, mungkin karena indera perasa Nanda sedang tidak berfungsi jadi nya hambar deh."
Gerry manggut-manggut."Kamu boleh makan buah ga? Kalo boleh,aku ada bawain salad buah untuk kamu. Kalo ga boleh,aku simpan aja untuk Om, Bunda atau Bang Naufal."
Nanda semangat."Tentu boleh. Dokter bilang Nanda boleh makan buah-buahan. Justru katanya bagus untuk kesehatan Nanda. Emang Bang Gerry yang buat nya kah?"
"Tentu nya iya. Dibantu juga sama Mamah. Ga mungkin aku yang buat semua nya. Ntar takaran susu dan yogurt nya ga pas lagi. Ntar ga enak." Gerry membuka wadah berisi salad buah itu.
"Aku bantu kamu duduk ya?" Tawar Gerry, ia membantu Nanda duduk di ranjang agar lebih mudah untuk Nanda memakan salad buahnya."Aku suapin ya.." Nanda membalasnya dengan anggukan. Gerry mulai menyuapi Nanda.
"Enak ga?"
Nanda mengangguk semangat."Sangat-sangat enak. Buatan Tante Christi sama seperti buatan Bunda. Sama-sama enak dan tidak pernah mengecewakan lidah Nanda."
Gerry terkekeh. Setelah salad buah nya habis tak bersisa disantap oleh Nanda. Ia mengemasi lagi wadah salad buah nya ke dalam tas yang ia bawa.
"Bang Gerry kangen ga sama Nanda?" Tentu Nanda ingin tau apakah sebenarnya perkataan Gerry saat itu mengajak nya balikan serius apa tidak.
"Sangat kangen."
"Bang Gerry beneran mau ngajak Nanda balikan. Bang Gerry serius waktu itu ngajak Nanda balikan. Kalo gitu, kita balikan yuk. Biar sekarang lebih wah gitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
GERRY ALEXANDRE
Teen Fiction"Bang Gerry mulai sekarang Nanda panggil Geger ya." "Gak.Ngaco Lo!?" "Bang Geger.Tunggu!" "Berisik Lo!" "Nanda pulang sendiri aja.Bye!!!" "Gue anter.Ga terima penolakan.Naik!!" "Nanda pengen Bang Gerry tetep disisi Nanda hari ini dan selamanya.Nanda...