0.64 Diterima lagi

35 4 0
                                    

Naufal dan Kedua Orangtua nya kembali ke rumah sakit. Saat masuk ke dalam ruangan VVIP itu, pandangan mereka jatuh pada Gerry yang tengah tertidur pulas di dekat ranjang Nanda. Begitu juga Nanda,ia tampak sudah bermimpi indah.

"Kasian anak kita sama calon mantu kita. Lama nungguin kita sampe ketiduran." Kata Aditia."Yaudah kita juga istirahat,Bun. Jangan ganggu mereka." Lanjutnya.

Nara mengangguk. Ia menghampiri Nanda yang masih tertidur pulas. Ia mencium kening Nanda lama."Selamat malam anak Bunda. Semoga mimpi indah sayang."

Nara dan Aditia pergi ke ruangan khusus untuk mereka beristirahat. Sementara itu,Naufal duduk di sofa ruang VVIP tempat Nanda dirawat.

Baru juga jam setengah delapan malam. Ia harap Gerry akan terbangun karena ia ingin berbicara sesuatu dengan Gerry."Gerry tidur apa mati si!?" Dumel nya.

Setengah jam berlalu. Gerry akhirnya bangun juga. Ia samar-samar membuka matanya. Ia melihat jam ternyata sudah pukul delapan malam."Astaga. Udah malem ternyata." Gerry menoleh ke arah sang kekasih.

Ia tersenyum menatap wajah Nanda yang tertidur dengan damai. Ia mengecup kening Nanda cukup lama."Selamat malam cantiknya Gerry. Mimpi yang indah." Ia menoleh ke belakang dan terkejut saat melihat Naufal yang menatapnya seperti sedang menginterogasi.

"Kenapa Lo? Kaget?"

Gerry berdecak kesal."Ya kaget lah. Bang Naufal kek setan tau ga. Tiba-tiba ada tiba-tiba ngilang." Ledeknya. Lagian siapa suruh ngagetin Gerry.

Naufal melotot tajam mendengar ucapan Gerry. Emang ya si Gerry,baru aja mau direstui lagi. Eh malah udah ngomong begitu."Apa Lo bilang anjing? Lo ga mau hubungan Lo sama adek gue direstui?"

Gerry menyengir."Maaf. Eh tapi emang nya Lo bakalan merestui lagi hubungan gue sama adek Lo? Bukannya Lo udah benci ya sama gue?"

"Emang sih. Tapi,emang nya Lo ga mau gue kasih restu lagi? Ga mau Lo? Hmmm..sok banget jadi cowok." Naufal langsung tertawa remeh.

"Ya mau dong."

Naufal menatap Gerry intens."Duduk depan gue. Gue mau ngomongin hal yang penting sama Lo. Kalo Lo ga mau sih gue ga kasih restu. Kalo mau sih gue jamin kasih restu lagi."

Mata Gerry membulat sempurna. Ia langsung bergegas duduk di depan Naufal. Ia tersenyum tak sabaran."Apaan? Cepetan njing Lo mau ngomongin apa?"

Naufal berdecak kesal."Sabar monyet. Kita ngobrol di rooftop aja. Biar kena semilir angin." Naufal langsung pergi keluar dari ruangan itu disusul oleh Gerry.

Tiba di rooftop atas rumah sakit. Naufal duduk di bangku yang ada di rooftop."Duduk njing." Titah Naufal membuat Gerry kesal. Emangnya dia anjing?

"Lo mau ngomong apa?"

Naufal menatap Gerry serius."Gue mau tanya. Lo beneran sayang sama adek gue? Lo bener-bener tulus kan sama dia? Lo bener-bener ga akan ninggalin dia lagi kan?"

Gerry tertawa."Ngapain Lo ketawa anjing? Gue serius kok malah ketawa. Lo pikir gue lagi ngelawak? Ga jelas Lo gila!" Kesal Naufal, bisa-bisa nya ucapan nya dikira lawakan.

Gerry berdehem."Gue beneran sayang sama Nanda. Gue bener-bener tulus sama dia. Gue beneran ga akan ninggalin dia lagi. Gue beneran akan jagain dia. Gue bener-bener akan bahagiain dia selamanya. Itu janji gue ke Lo, Orangtua Lo dan pastinya Nanda." Serius Gerry.

"Gue pegang janji Lo."

"Gue akan selalu ada buat Nanda. Gue akan ada di samping Nanda selamanya. Gue serius. Gue boleh janji sesuatu ke Lo? Ini spoiler sih,tapi Lo ga boleh bocorin ke Nanda. Awas Lo kalo bocorin."

GERRY ALEXANDRE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang