"Kalian mau balapan?"
Gerry dan Naufal sontak menoleh ke arah suara yang tiba-tiba muncul. Keduanya tentu terkejut saat ternyata Nanda yang bertanya hal itu. Apalagi tatapan dari gadis itu sangat menusuk menghunus kedua mata mereka.
"Kalian mau balapan?"
Nanda mengulangi pertanyaan nya karena tidak ada jawaban dari Gerry maupun Naufal. Ia semakin yakin jika kedua laki-laki itu sedang berbohong dengannya.
"Kok ga dijawab?!" Nanda melipat kedua tangannya di depan dada. Ia memicingkan matanya curiga kepada dua laki-laki itu."Kalian beneran mau balapan?"
Gerry menengguk saliva nya."I-iya.. kita balapan ada alasan nya kok. Kita.. kita mau bantu orang dari hasil balapan itu. Kan lumayan hasilnya. Kalo kita ga ikutan, harga diri aku sama Bang Naufal dipertaruhkan."
"Haram! Alasan kalian ga masuk akal. Kalian pasti ditantang kan sama Geng Motor lain, makanya kalian ikut balapan. Ga usah! Ga usah ikut begituan, ga baik. Nanti, kalo kalian berdua kecelakaan, gimana? Mendingan diem aja di rumah."
"Ya.. jangan kek gitu, dek. Harga diri Abang sama Gerry dipertaruhkan. Harga diri Omorfos juga dipertaruhkan, harga diri Omorfos harga mati. Kita bisa diejek kalo sampe ga ikut balapan, nanti citra Omorfos sebagai Geng Motor Besar yang disegani malah ga ada apa-apa nya di mata mereka. Boleh lah ya, dek?"
"Mikirin itu nyawa kalian! Masa mikirin gengsi sama harga diri doang. Emang nya nyawa kalian ga penting?! Emang nya nyawa kalian bisa diganti?!"
"Enggak." Jawab mereka kompak.
"Ya udah berarti enggak boleh ikut balapan. Nanda ga suka ya kalian balapan begituan, ga ada manfaatnya, buang-buang waktu aja. Mendingan kalian lakuin hal yang bermanfaat sedikit dong."
"Dek, Abang mohon.. boleh lah ya? Plissss.." Naufal memegang lengan adik nya lalu memohon dengan wajah yang imut.
Nanda menghela nafasnya."Yaudah Nanda bolehin. Kalian Nanda bolehin ikut balapan besok sampe seterusnya kalo kalian ditantang balapan lagi."
"Makasii banyak, dek." Naufal langsung memeluk adiknya dengan perasaan penuh bahagia. Ia pikir akan sangat sulit membujuk adiknya. Ternyata tidak.
"Tapi, satu syaratnya."
Naufal melepaskan pelukannya. Ia mengerutkan keningnya."Syarat nya apaan? Bilang, kita akan kabulin apapun syarat nya dari kamu, dek."
Nanda menatap Gerry sinis. Ia menunjuk Gerry dengan aura seperti ingin membunuh."Kita putus kalo Bang Gerry Sampe kalah. Awas kalo kalah!" Nanda langsung pergi kembali ke kamar nya.
Gerry melongo tak percaya mendengar ucapan Nanda. Gadis itu mengancam akan putus jika Gerry kalah balapan. Apakah gadis itu sedang menantang nya?
"Yang sabar ya.. susah ngomong sama cewek. Kita udah mohon-mohon, dia nya malah balik nantang kita. Lo pasti bakalan menang. Nanda cuma lagi menguji kemampuan Lo doang. Ga usah dipikirin berlarut-larut."
"Oke! Siapa takut. Gue pasti bakalan menang. Kalo gue menang, gue mau minta satu permintaan ke dia dan dia harus kabulin permintaan gue."
"Terserah Lo. Gue liat aja."
Disisi lain, Nanda menahan tangisnya. Ia tidak suka Gerry ikut balapan. Apa kah laki-laki itu tidak tau seberapa bahayanya balapan liar begituan? Nanda hanya ingin membuat Gerry mengerti bahaya balapan liar.
Nanda tidak sungguh-sungguh mengatakan ancaman nya tadi. Ia hanya ingin membuat Gerry jera, namun jika laki-laki itu menang, itu artinya balapan selanjutnya, Nanda tidak boleh lagi melarang Gerry balapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERRY ALEXANDRE
Teen Fiction"Bang Gerry mulai sekarang Nanda panggil Geger ya." "Gak.Ngaco Lo!?" "Bang Geger.Tunggu!" "Berisik Lo!" "Nanda pulang sendiri aja.Bye!!!" "Gue anter.Ga terima penolakan.Naik!!" "Nanda pengen Bang Gerry tetep disisi Nanda hari ini dan selamanya.Nanda...