0.54 Gone

26 5 0
                                    

  ♪ Selamanya - Raisa feat Afgan
♪ Gone - Rose
♪ Tak ingin usai - Kesya Levronka
♪ Sekali saja - Rossa

"Pesawat Bang Gerry lepas landas jam berapa?" Tanya Nanda buru-buru pada Dama.

"Jam dua siang."

Nanda langsung menyaut jaket nya. Ia pergi dengan tergesa-gesa menuju Bandara. Ia ingin bertemu Gerry untuk terakhir kalinya sebelum Gerry pergi ke Amerika. Tak ingin membiarkan sang adik pergi sendirian, Naufal ikut pergi bersama sang adik mengantarkan nya ke Bandara.

"Cepetan Abang! Nanti keburu lepas landas Pesawat nya." Ucap Nanda khawatir, ia terus mengigit jarinya.

"Iya, sabar. Ini Abang udah cepetan dek."

Setelah tiba di Bandara. Nanda langsung turun dari mobil. Ia berlari cepat masuk ke Bandara agar bisa mengejar waktu keberangkatan pesawat Gerry.

Nanda berlari di Bandara. Ia melirik ke kanan ke kiri mencari  keberadaan Gerry yang ia harap masih ada di Bandara. Air mata nya seketika tumpah ruah mengalir deras. Ia menyeka air matanya yang mengalir deras karena masih belum juga menemukan keberadaan Gerry.

Ia masih terus mencari. Hingga langkah kaki nya terhenti. Saat itu juga dunia Nanda hancur. Tubuhnya diam mematung. Otak nya juga tak dapat lagi berpikir jernih.

Ia melihat papan jadwal keberangkatan pesawat ke Amerika sudah lepas landas. Dan sialnya Nanda tidak mengetahui bahwa saat ini sudah jam dua lewat lima. Itu artinya Pesawat Gerry sudah lepas landas lima menit yang lalu.

Sedetik setelah nya,air mata Nanda mengalir deras membasahi pipinya. Dada nya terasa sesak sekali.

"ADEK!" Teriak Naufal melihat sang adik jatuh bersimpuh. Ia langsung berlari menghampiri sang adik dan memeluknya erat."Udah dek! Udah! Jangan nangis terus, kamu kek gini nyiksa Abang tau ga." Ucapnya.

Nanda memaksa untuk melepaskan pelukannya. Ia lihat masih ada satu pesawat yang akan berangkat ke Amerika jam setengah tiga sore."Lepas! Masih ada satu pesawat ke Amerika yang berangkat dua puluh menit lagi. Minggir!" Ucapnya melepaskan pelukan Naufal.

Langkah Nanda harus terhenti lagi karena Naufal. Naufal menahan tangan Nanda."Jangan dek! Udah cukup dek! Jangan nyiksa diri kamu terus."

Nanda menghempaskan tangan Naufal."Nanda lebih kesiksa kalo Bang Gerry pergi tanpa mau ketemu dengan Nanda." Ucap Nanda lalu berlari.

Ada dua penjaga di Bandara. Nanda sudah tidak diperbolehkan masuk karena ia tidak memiliki tiket. Tapi, Nanda terus saja memberontak. Ia terus memohon hingga akhirnya dua penjaga itu memperbolehkan nya masuk.

Ia berlari sekuat tenaganya. Mencari kesana-kemari. Ia harap ia masih bisa bertemu Gerry. Ia harap pesawat Gerry adalah pesawat yang terakhir berangkat.

"BANG GERRY!" Teriak nya menyerah mencari Gerry. Ia melihat ke semua penjuru Bandara. Namun hasilnya nihil.

Nanda berjongkok. Ia menyerah. Air matanya juga kembali mengalir deras sangat deras. "Bang Gerry!" Lirihnya.

Ia kembali berdiri. Ia tak sengaja melihat Pesawat kedua yang menuju Amerika serikat baru saja lepas landas. Ia ingin berlari mengejar namun tangan nya ditahan oleh Naufal.

Naufal memeluk erat adik nya. Namun, Nanda selalu memberontak dan ingin tetap mengejar Gerry. Sapuan lembut tangan Naufal yang mengusap puncak kepala Nanda membuat Nanda tenang.

GERRY ALEXANDRE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang