0.52 Kabar buruk

37 3 0
                                    

"APA?! KE AMERIKA?!"

Gerry mengacak-acak rambut nya frustasi. Baru saja ia akan terbebas dari masalah pelik nya. Kini ia harus pergi ke Amerika untuk pemulihan kondisi psikis dan mental nya.

Sungguh ia tak habis pikir dengan Ayahnya yang tiba-tiba ingin dirinya pergi ke Amerika selama setahun untuk pemulihan kondisi nya. Ia tak tau harus berkata apa lagi. Ia tak ingin pergi ke Amerika. Ia ingin tetap di sini bersama dengan Nanda dan Omorfos.

Ia hanya butuh dukungan Kedua Orangtua nya, Omorfos dan terutama Nanda, kekasihnya. Ia juga sudah merasa mental dan psikis nya lebih baik dari sebelumnya berkat semangat yang diberikan Nanda dan Omorfos.

"Iya. Kamu harus pergi ke Amerika. Di sana,kamu akan lebih tenang menjalani pemulihan kamu. Kamu akan lebih cepat melupakan kejadian ini semua dan psikis kamu juga akan menjadi lebih baik,nak." Ucap Fano.

Gerry terkekeh.

"Lebih baik papa bilang?! Gerry ga akan lebih baik di Amerika,Pa. Gerry jauh lebih baik di sini, bareng-bareng sama yang lainnya. Gerry hanya butuh dukungan dari Papa, Mama, Omorfos dan Nanda. Dukungan dari kalian saja itu udah buat Gerry bisa keluar dari jurang keterpurukan ini. Gerry ga perlu ke Amerika."

"Tap—"

"Psikiater juga bilang kalo kondisi Gerry sekarang lebih baik. Mental dan psikis Gerry lebih baik dari sebelumnya. Karena apa? Karena dukungan dari mereka. Gerry bahkan perlahan-lahan bisa mengontrol emosi Gerry dari sebelumnya. Gerry ga mau ke Amerika. Ga mau."

"Jangan keras kepala. Kami melakukan ini semua untuk kamu,nak. Kami ingin melakukan yang terbaik untuk kondisi kamu. Kamu butuh suasana yang tenang."

"Tenang darimana nya sih, Pa?! Gerry ngerasa tenang dan damai kok disini. Kondisi Gerry itu udah lebih baik. Jadi, Gerry ga perlu ke Amerika. Gerry ga mau. Disaat Gerry butuh Nanda, dia selalu ada. Terus,kalo Gerry pergi ke sana, orang yang Gerry butuhkan ga ada. Justru Gerry semakin hancur kalo di sana."

"Ini demi kebaikan kamu,nak. Mama mohon.. dengerin kami. Maksud kami mengajak kamu ke Amerika dan tinggal di sana setahun itu kan baik. Demi kesembuhan kamu."

Gerry terkekeh. Ia tak ingin mendengarkan ucapan apapun dari kedua orangtuanya. Hidupnya yang awalnya bisa ia jalani kembali. Kini perlahan-lahan hancur kembali sedikit demi sedikit. Kehidupan baru yang ingin ia jalani,kini tampak nya akan runtuh perlahan-lahan.

Gerry memilih naik ke lantai atas. Ia memilih masuk ke kamarnya. Ia ingin menenangkan dirinya. Ia ingin sendiri. Ia benar-benar kacau. Ia tak bisa berpikir jernih.

Berada di kamarnya, Gerry mengacak-acak rambutnya frustasi. Ia melempar tas nya asal. Ia meninju dinding kamar nya. Sedetik setelah nya, ia menjatuhkan diri nya di lantai kamar nya.

"Kenapa Tuhan? Kenapa ini harus terjadi sama Gerry? Kenapa harus Gerry yang dapat cobaan kek gini? Apa kira-kira Gerry bakalan kuat jalani ini semua?"

Gerry menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Ia menangis, menangis dalam diam. Ia sakit, ia hanya ingin tetap di sini bersama dengan Kedua Orangtua nya, Nanda,dan Omorfos. Ia tidak ingin pergi.

Pelan-pelan Gerry menutup mata nya. Ia lelah, setelah kembali dari tempat pembinaan, ia pikir ia sudah bebas dan akan kembali ke rumah dengan kehidupan yang tentram.

Nyatanya, ini awal mula dari runtuhnya hidupnya. Ia tak tau apa yang akan terjadi kepada nya di hari selanjutnya. Ia hanya ingin bahagia, bahagia, dan bahagia. Namun kenyataannya, ia harus kembali menerima kenyataan pahit.

Gerry terbangun. Ia bergegas kearah meja belajarnya. Kemudian, ia mengambil handphone nya. Jemari tangannya lincah mengetik pesan di handphone nya.

Dama☠️

GERRY ALEXANDRE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang