**
Di tempat lain. Pelataran parkir restoran fast food.
Mobil van putih itu mengikuti arahan dari tukang parkir. Sopir yang berada dibalik kemudi menggerutu pelan sebab ia tadi terkejut dengan kehadiran tukang parkir yang tiba-tiba. Setelah posisi mobil pas, sopir pun keluar dan menceramahi si tukang parkir.
Si sopir kembali dan membuka pintu mobil. "Lo mau makan di sini atau take away Fer?"
Yang dipanggil adalah Fero, cowok itu mendorong pelan gadis yang tadi bersandar di dadanya lalu berujar, "Take away aja Bang." Gadis itu terlihat malu dan sibuk merapikan rambutnya.
Si sopir terlihat acuh saja. "Yang kayak biasa?"
"Iya. Sama buat Natania juga ya Bang."
"Oke." Si sopir lalu menutup pintu mobil kembali setelah Fero dan gadis yang bernama Natania itu mengucapkan terimakasih.
**
Keluar dari toko buku, Kania melipir ke gerobak jualan cuanki yang tepat berada di lahan kosong sebelah toko buku. Kania memesan yang original dan rasa coklat.
Tak lama pesanan cuanki Kania siap. Ia melahap yang rasa original terlebih dahulu di kursi dengan meja bundar yang disediakan di depan gerobak cuanki. Sore itu lengang, hanya Kania saja yang berada di sana. Makanya ia santai duduk di bawah payung besar pelindung dan makan cuanki. Kalau ramai sih ogah-ogah saja mending makan di kos.
Sore ini cuaca tidak seterik siang tadi. Kania menghirup udara sore yang dibawa angin sepoi-sepoi. Pucuk-pucuk daun di pohon-pohon pelindung terlihat bergoyang mengikuti irama angin. Seolah menarik Kania untuk berjalan-jalan di bawahnya. Kania tersenyum kecil, jarang sekali ia merasa damai seperti sekarang ini.
Setelah cuanki rasa originalnya habis, Kania pun meninggalkan kursinya. Bersamaan dengan itu ada dua orang yang datang ke gerobak chuanki, sepasang kekasih. Kania jadi iri sebab ia tak mungkin bisa seperti sepasang kekasih itu, jika ia pergi dengan Fero.
Omong-omong soal Fero, ia belum mendapat pesan dari cowok itu setelah chat tadi pagi. Sepertinya Fero sedang sibuk.
Kania lalu melangkah di trotoar. Di bawah rindangnya pepohonan. Kania melangkah dengan santai lalu tiba-tiba terdengar suara klakson dari arah belakangnya membuat Kania menghentikan langkah.
Kania menoleh ke belakang dan mendapati sosok Qeenan dengan sepeda motor tersenyum lebar ke arahnya.
"Loh kok lo ada di sini?" tanya Kania heran.
"Gue lagi jalan-jalan aja, terus liat cewek jalan sendirian gue klakson dong mana tau cewek cantik kan jadi bisa diajak pedekate eh taunya elo," jawab Qeenan seraya terkekeh-kekeh.
"Jadi lo nyesel ketemu gue bukan cewek cantik?"
"Gue gak ngomong gitu," jawab Qeenan cepat.
"Ck. Dasar cowok." Kania pun hendak berbalik dan pergi namun Qeenan menahan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan di Sore Hari (✔)
Romance(Completed/Tamat) Hujan deras sore ini seakan mengerti bagaimana perasaan Kania. Gadis itu terduduk di sudut tangga sembari melihat tetesan air hujan yang berkejaran di luar melalui jendela. Ia terdiam seraya berpikir betapa bodohnya ia selama...