**
"Maaf ya bokap gue malah ngira kalau lo Fero."
Kania berujar merasa bersalah.
Qeenan tergelak. Menggelengkan kepala.
"Gapapa kok, wajar kan pacar lo dulu emang Fero. Kalau gue mah calon pacar." Cowok itu nyengir. Terlihat biasa saja, Kania jadi semakin tidak enak.
Saat mengantar Kania pulang tadi, Qeenan diajak makan malam bersama. Awalnya makan malam itu berjalan lancar, orang tua Kania mengajak ngobrol Qeenan perihal apa yang sedang Qeenan lakukan di London lalu tau-tau Ayah Kania bertanya,
"Fero udah berapa lama kenal sama Anak Om?"
Kania malu. Padahal tadi Qeenan sudah mengenalkan diri. ketahuan kalau Ayah Kania sedang tidak fokus.
"Udah, gapapa. Muka lo jangan ditekuk gitu dong." Qeenan menunduk, menyentuh dagu Kania.
Keduanya saling tatap, Qeenan tersenyum sambil mengusap pipi Kania.
"Jangan cemberut lagi," ujarnya.
Mau tak mau Kania tersenyum. Bagaimana tidak? Perpaduan sorot mata yang lembut, suaranya yang nyaman di dengar serta hangatnya tangan Qeenan di pipi Kania, benar-benar membuat Kania luluh.
Sesi romantis itu tiba-tiba berhenti saat sebuah mobil mendekat, klaksonnya berbunyi, kaca mobil turun dan Kori muncul.
"Sorry, sesi pacaran kalian terganggu. Gue di sini mau jemput model gue."
Qeenan mencebik. Ia menegakkan punggungnya lalu memeluk Kania.
"Jangan di pikirin lagi ya, gue gak papa. Sampai ketemu besok Kania."
Setelahnya Qeenan mengusak rambut Kania, lalu masuk ke dalam mobil dan meninggalkan Kania sendiri di depan gerbang rumahnya.
"Kania ayo masuk! Si Fero udah pulang kan?" Ayah Kania memanggil dari pintu rumah yang terbuka.
"Ayah! Dia itu Qeenan bukan Fero. Kania kan udah bilang, Kania udah putus sama Fero."
Suara gelak tawa ala bapak-bapak terdengar, Kania cemberut.
**
Selesai sarapan, Kania meninggalkan rumah. Hari ini jalan-jalan kembali dilanjutkan.
Qeenan bilang akan ikut serta.
Jadi, sembari menunggu Qeenan, Kania melipir ke sebuah kafe dan memesan kopi serta kue tiramisu.
Semalam, Mamanya cerita kalau kafe ini adalah milik rekan kerjanya. Jadi, Kania ingin ikut mencoba.
Kania duduk di area outdoor kafe, tepatnya di samping kafe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan di Sore Hari (✔)
Romance(Completed/Tamat) Hujan deras sore ini seakan mengerti bagaimana perasaan Kania. Gadis itu terduduk di sudut tangga sembari melihat tetesan air hujan yang berkejaran di luar melalui jendela. Ia terdiam seraya berpikir betapa bodohnya ia selama...