**
Kania tak menyangka kalau, Haru punya nafsu makan sebesar itu.
"Efek galau," kata Jeje.
Kania mangut-mangut saja mendengar ucapan Jeje sembari melihat seporsi daging datang sesuai permintaan Haru.
"Gini banget lo Ru abis putus." Jeje berkomentar manatap Haru prihatin.
Yang ditatap prihatin hanya cengar cengir saja lantas dalam sekejap sudah menghabiskan seporsi daging sendiri.
"Wah gila. Kalau kayak gini lo bisa bikin acara mukbang sendiri Ru." Kania tak bisa untuk berhenti takjub melihat piring-piring kosong yang berada di atas meja hasil besarnya nafsu makan Haru.
Haru tergelak. Ia meneguk segelas air baru menyahut kalem, "gue seneng deh bisa makan banyak kayak gini."
"Lo yang seneng gue yang ngeri."
"Loh kenapa?"
"Takutnya lambung lo melar dan gak bisa nerima semua daging yang lo makan."
Meskipun yang dibilang Jeje hanya omong kosong. Tapi, Kania tetap setuju. Kalau makan berlebihan apalagi bukan porsi biasanya akan membuat perut begah dan berpotensi akan sakit.
Restoran all you can eat semakin ramai saat sore datang. Beberapa meja langsung terisi penuh oleh pengunjung padahal pengunjung sebelumnya baru saja melangkah pergi.
"Di luar hujan." Kania melapor.
Refleks, Jeje dan Haru menatap ke jendela.
"Iya. Duh kok hujan sih, gue kan jadi mellow kalau udah hujan begini." Ekspresi Haru langsung berubah mendung.
"Hadehhhh." Jeje mengeluh. "Dah yuk pergi, lama-lama lo mewek juga liat hujan turun. Di sini lagi rame, malu gue kalau lo mewek." Lantas menarik Haru untuk segera beranjak dari duduknya.
Kania kemudian mengikuti dan sesampainya di luar restoran, atensi Kania terlih pada sedan biru langit yang masih terparkir di tempatnya. Lampu mobil itu menyala dengan bunyi alarm terdengar.
Kania menoleh ke sekitar mencari siapa yang menyalakan alarm mobil sedan itu. Dari jarak beberapa meter ke kanan, Kania melihat seseorang yang sangat ia kenal dengan rembut blonde yang terlihat ngejreng. Itu Bang Jay. Cowok itu bersama seorang gadis yang lebih muda darinya. Kania rasa gadis itu sepantaran dengan Kania.
Kenapa Bang Jay ada di sini? Bukannya cowok itu seharusnya pergi bersama Fero bekerja di luar kota.
"Kania! Ayo!" Jeje menarik serta Kania dan Haru agar bergegas ke pelataran parkir yang di guyur hujan. Alhasil ketiganya berlari menembus hujan dan buru-buru masuk ke dalam mobil.
"Parah lo Je, narik gue gak bilang-bilang!" Kania mengajukan protes. Ia mengelus pergelangan tangannya yang memerah.
Sementara itu Haru yang berada di balik kemudi sibuk mengomel karna rambut dan bajunya basah. "Kenapa kita harus terobos hujan sih, kan tadi bisa minjem payung abang tukang parkir jadi gak perlu basah-basahan gini."
"Lebih seru basah-basahan tau." Jeje membela diri sambil nyengir. Ia juga sibuk menepis air hujan di rambut dan bajunya.
Haru hanya mendengus lantas menghidupkan mesin mobilnya bersamaan dengan itu sedan biru langit milik Bang Jay lewat di depan mobil Haru, baru setelahnya Haru menyusul melaju meninggalkan pelataran parkir menuju jalanan.
Perasaan Kania jadi campur aduk. Timbul kemungkinan berisi kecurigaan mengenai Fero. Kalau memang Fero pergi bekerja keluar kota otomatis Bang Jay yang merupakan manajer cowok itu akan ikut. Tapi, kenapa Bang Jay malah ada di restoran all you can eat bersama seorang gadis yang bisa dibilang Bang Jay sedang berkencan.
Apa Fero berbohong? Tapi kenapa?
Kania jadi galau sendiri. Overthinking sendiri.
**
Taman senja berada tepat di sebrang danau senja. Namanya sama-sama senja sebab di dua tempat itu menyuguhkan pemandangan senja yang cantik.
Karena saling bersebrangan, di taman senja bisa melihat jembatan panjang yang berada di danau senja dan juga di danau senja dapat terlihat pemandangan taman senja yang menyuguhkan pepohonan rindang dan tanah yang berbukit-bukit.
Setelah pusing mencari referensi tempat untuk kencan malam mingguan, Qeenan memilih taman senja. Awalnya sih mau di danau senja, namun baru kemarin ia pergi bersama Kania ke sana.
Masa Qeenan harus bawa gadis lain ke tempat yang sama. Mana tahu kan tukang parkir di sana ingat dengan wajah Qeenan dan akan mengira kalau Qeenan adalah buaya darat yang punya banyak pacar.
Sekitar jam setengah 5 sore, Qeenan dan Lara sampai di taman senja. Belum malam minggu masih sabtu sore. Meskipun begitu, Lara tampak senang.
"Mau duduk di sana?" Qeenan menunjuk pada gundukan tanah berumput yang berada tepat di bawah pohon. Jaraknya lumayan dekat dengan danau senja.
Langit yang mulai berganti warna jadi jingga terpantul pada permukaan air danau.
"Boleh." Lara lalu mengikuti langkah Qeenan yang duluan berjalan. Lantas ia duduk bersebelahan dengan Qeenan di atas rerumputan.
Qeenan meluruskan kakinya dan menjadikan dua tangan sebagai penyangga tubuhnya. Sementara itu Lara duduk bersila.
"Lo tau tempat ini dari mana?"
"Gak sengaja sih." Qeenan nyengir teringat sesuatu. "temen gue katanya mau liat sunset. Terus gue keinge keinget ada tempat yang namanya danau senja. Gue taunya dari temen gue yang kerja sambilan jadi fotografer, katanya di danau senja pemandangan senja keliatan lebih cantik. Yaudah deh gue ajak di ke jembatan kayu panjang itu."
Qeenan menunjuk ke depan, tepat di tengah-tengah danau dimana jembatan kayu panjang berada. "terus ternyata pas gue liat dari jembatan itu ada taman senja. Makanya gue ajak lo ke sini, mau liat gimana sih cantiknya senja di taman senja ini bareng orang yang gak kalah cantik."
Lara tergelak mendengar kalimat terakhir yang berupa pujian untuknya. Jujur saja sih, Lara dandan dengan niat banget dan dengan polesan make up natural yang diajari langsung oleh make up artist yang merupakan teman sekamarnya, penampilan Lara betulan cantik dan Lara rasa pujian dari Qeenan memang patut untuk dirinya.
Namun, Lara tak segampang itu untuk merona karena pujian dari Qeenan. Sebab kalimat Qeenan yang lebih banyak membicarakan tentang temannya membuat Lara bertanya-tanya. Bukan hanya sekali, tapi sepanjang kencan mereka berlangsung Qeenan pasti akan menyelipkan kalimat yang tak jauh-jauh dari teman cowok itu.
Siapa sih teman Qeenan yang selalu Qeenan bicarakan? Begitu rasa ingin tahu Lara semakin menjadi-jadi.
**
Date : 04 Agustus 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan di Sore Hari (✔)
Romance(Completed/Tamat) Hujan deras sore ini seakan mengerti bagaimana perasaan Kania. Gadis itu terduduk di sudut tangga sembari melihat tetesan air hujan yang berkejaran di luar melalui jendela. Ia terdiam seraya berpikir betapa bodohnya ia selama...