**
Rasanya, enam bulan lalu Qeenan menatap ke dua retina Rara dan meminta gadis itu melupakan perasaan yang gadis itu miliki untuk Qeenan.
Enam bulan lalu juga Qeenan melihat dua retina itu memerah dengan genangan air yang membuat ke dua pipi Rara basah.
Sudah enam bulan lalu juga Qeenan tak bertemu Rara, menghilang dari kehidupan gadis itu dan pergi jauh-jauh.
Tapi, hari ini. Di toko buku yang ramai oleh acara jumpa fans dan penandatanganan novel baru dari penulis terkenal, Qeenan dipertemukan kembali dengan Rara.
Dalam keramaian dan bising suara orang-orang, Qeenan terdiam dengan pikiran kosong menatap dua retina itu yang sangat ia kenal. Muncul rasa rindu yang membuat Qeenan ingin segera menarik tubuh mungil Rara kepelukannya.
Namun, ia tak bisa bergerak. Kakinya kaku tak bisa digerakkan. Ah, bukan hanya kakinya. Tapi seluruh tubuhnya jadi kaku. Jika ini genre fantasy pasti Qeenan sejak tadi sudah berubah menjadi batu.
Rara yang jadi pertama bersuara. Suara yang sudah lama tak Qeenan dengar. Suara yang Qeenan rindukan.
Gadis itu tersenyum hingga kedua matanya hilang. Senyum yang manis yang juga Qeenan rindukan, senyum yang sama yang selalu hadir di mimpi Qeenan serta senyum yang sama yang ada di dalam potret pada ponsel Qeenan. Dan senyum itu juga yang membuat Qeenan jatuh cinta.
"Hai Qeenan."
Tapi, kali ini senyum itu hanya membuat dada Qeenan sakit.
Qeenan berusaha untuk terlihat baik-baik saja. Qeenan memaksakan senyum lantas balas menyapa. "Hai Ra."
"Lo apa kabar? Udah lama banget ya kita gak ketemu."
Iya udah lama banget, sahut Qeenan dalam hatinya.
"Iya." Satu kata jawaban dan anggukan kepala sebagai tanggapan dari Qeenan.
Rara tak bicara lagi dan Qeenan juga tak punya alasan untuk berlama-lama di sana. Maka setelah sapaan klise yang terlihat membosankan itu, Qeenan pamit pergi.
Jika saja hal itu tak terjadi mungkin Qeenan tak perlu sepayah ini. Semuanya diawali dengan tragedi pembunuhan yang menyeret nama Qeenan hingga rumor itu menyebar bak air bah yang muncul tiba-tiba di hulu sungai selepas hujan deras satu hari satu malam.
Malam itu Qeenan diberi tahu kalau Rara pergi ke club Rodeo karena mendapat telfon kalau Qeenan mabuk. Padahal Qeenan lagi sibuk main ps di rumahnya sendiri.
Karena pemilik club Rodeo adalah ketua geng Rodeo dengan nama yang sama, merasa kalau Qeenan adalah musuh terbesarnya yang sampai sekarang tidak Qeenan tahu alasannya kenapa, Qeenan dengan perasaan cemas langsung cabut menuju club Rodeo.
Sayangnya itu cuma jebakan. Karena ada seseorang dari dalam geng Rodeo yang dendam kesumat dengan ketua geng mereka sendiri dan melakukan aksi pembunuhan dengan rencana licik untuk menjebak Qeenan yang tidak tau apa-apa.
Di dalam club ketika Qeenan masuk, suasana sudah chaos. Pengunjung yang ada bubar berlarian. Perkelahian ada dimana-mana. Qeenan panik karna tak menemukan keberadaan Rara.
Hingga ia di dorong masuk ke ruangan private club dengan ketua geng Rodeo yang sudah sekarat. Pintu ruangan itu dikunci hingga polisi datang dan membawa Qeenan sebagai tersangka pembunuhan ketua geng Rodeo.
Ternyata malam itu yang melapor polisi adalah Rara. Gadis itu bilang ia kabur ke toilet saat merasa kalau ada yang salah dan menelpon polisi saat perkelahian baru dimulai. Sayangnya polisi datang terlambat hingga Qeenan dibawa paksa sebagai tersangka malam itu.
Qeenan diintograsi selama 48 jam. Para polisi tak mendapat bukti kuat dan nyata yang bisa menjatuhkan hukuman untuk Qeenan. Qeenan bersih dari tuduhan.
Ditambah lagi, perkiraan waktu Rara menelpon polisi dengan waktu kematian ketua geng Rodeo yang berdekatan sementara itu Qeenan baru muncul di cctv depan club lima belas menit kemudian serta adanya beberapa saksi yang menyatakan kalau Qeenan memang sedang main ps di rumah saat kejadian itu berlangsung.
Qeenan pun dibebaskan. Namun, omongan orang-orang luar biasa kejam. Apalagi anggota geng Rodeo yang malah menyalahkan Qeenan atas kematian ketuanya.
Rumor pun semakin menjadi-jadi. Lalu muncul bukti-bukti baru, karena bukti itu merupakan bukti tidak langsung, Qeenan hanya dimintai keterangan mengenai hal itu. Beberapa kali Qeenan harus ke kantor polisi dan menjawab pertanyaan yang diajukan.
Karena Qeenan yang merupaka ketua BEM di kampusnya rumor itu membuat nama kampusnya jadi jelek. Qeenan diberhentikan dengan tidak hormat.
Detektif polisi yang merupakan Omnya Kori mengambil alih kasus itu untuk mencari kebenarannya. Menilik bagaimana sikap Qeenan dan bukti-bukti serta saksi yang ada, Omnya Kori percaya kalau Qeenan bukanlah penjahat. Makanya, Omnya Kori mengajak Qeenan untuk tinggal di kontrakan dan kembali berkuliah di kampus yang sekarang.
Setelah lama termenung dipinggir jalan, Qeenan baru merasa ada sesuatu yang ia lupakan.
"Mampus!" umpat Qeenan sembari menepuk keningnya. Ia sudah sadar sepenuhnya.
Qeenan langsung meraih ponselnya untuk menghubungi nomor Lara. Namun, nomor gadis itu tidak aktif.
Qeenan jadi merasa bersalah karna terbawa perasaan sendiri ia sampai lupa dengan Lara. Maka dari itu saat malam semakin gelap, Qeenan bergegas pergi untuk mencari Lara.
**
Date : 21 Agustus 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan di Sore Hari (✔)
Romance(Completed/Tamat) Hujan deras sore ini seakan mengerti bagaimana perasaan Kania. Gadis itu terduduk di sudut tangga sembari melihat tetesan air hujan yang berkejaran di luar melalui jendela. Ia terdiam seraya berpikir betapa bodohnya ia selama...