55. Hani Bilang Harus Saling Jujur

31 6 0
                                    

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

Angin sepoi-sepoi yang datang membuat Kania mengantuk. Fiska bahkan sudah menguap sejak tadi.

"Lo ngantuk ya Kak?" Kania melirik ke arah Fiska. Fiska lagi-lagi menguap. Kania pun tertawa geli karnanya.

"Si Jeje kayak lagi bimbingan sama dosen lamaaaaaa banget," Fiska lalu tergelak karna kalimatnya sendiri.

"Gue rasa gak berjalan lancar deh," Kania mendesah pelan.

Sebab dilihat dari samping, raut wajah Kori sama sekali tak terlihat senang. "tapi gue harap Jeje bisa nerima resikonya kalau-kalau pernyataan cintanya ditolak."

"Heem," Fiska kembali menguap.

"Anw, kelas gue sejam lagi dan gue perlu isi perut, kita cabut ke kantin gapapa kali ya Kak?"

Fiska mengangguk setuju. "Gapapa kayaknya dari pada kita di sini gabut nungguin dia. Biar gue yang chat Jeje kalau gitu,"

Kantin yang mereka tuju adalah kantin Fakultas MIPA. Fakultasnya Jeje. julid-julid begitu, Jeje adalah salah satu mahasiswi terbaik dari jurusan Fisika Murni, sudah tiga semester Jeje mendapat IPK di atas 3.

"Gue berasa di tempat lain, kayak tempat yang belum pernah gue kunjungi kalau ke kantin MIPA," celetuk Fiska setelah ia memesan menu untuknya sendiri dan juga Kania.

"Kenapa gitu?"

"Lo liat sendiri deh mereka, di tiap meja kalau gak laptop pasti ada buku tebel, kalau gak sibuk ngetik di laptop pasti ada yang sibuk nyatet, selain tempat makan ternyata di sini bisa jadi ruang kelas juga saking mereka gak ada yang keliatan santuy kayak kita berdua."

Kania kontan tertawa geli. Apa yang Fiska bilang ada benarnya. Semua meja yang terisi penuh oleh mahasiswa yang sibuk dengan laptop dan buku. Tak ada yang hanya makan saja di sini, kecuali Fiska dan Kania tentunya.

"Pemandangan yang jarang gue iiat," Fiska menggelengkan kepala pelan. "kalau liat mereka gue sering gak nyangka gimana Jeje bisa dapat IPK bagus dengan saingan kayak mereka."

Kania cuma tertawa geli. Dirinya sendiri bahkan masih belum percaya kalau Jeje adalah salah satu dari dua siswa yang memiliki nilai tertiggi saat lulus di sekolah menengah atas dulu.

"Jadi gimana sama perasaan lo?" Fiska tiba-tiba mengajukan tanya.

Untuk sesaat Kania terdiam tapi sedetik kemudian ia mengulum senyum dan berujar, "tiba-tiba banget nanya itu."

"Kalau gak gue tanya sekarang terus kapan lagi? Selain gue penasaran, gue juga mau tau gimana cara lo bisa keliatan baik-baik aja sekarang padahal kemarin lo jelas-jelas lagi galau berat."

"Keliatannya gue baik-baik aja ya Kak?"

Fiska mengangguk mantap. "Abis kemarin lo ngomong pengen sendiri dulu terus bilang gak mau ngomong sama gue dan Jeje tapi tiba-tiba aja gue liat lo kayak gini."

Hujan di Sore Hari (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang