39. Apa Kania Berlebihan?

33 5 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


**

Untuk yang mengira kalau Kania dan Fero bermesraan di dalam ruangan dengan pintu yang bertuliskan khusus staff, kaliab salah total. Karena pintu itu tidak terhubung ke suatu ruangan mana pun.

Tapi pintu itu langsung terhubung ke halaman parkir belakang perpustakaan yang lengang. Tempat perkir itu biasa digunakan untuk staff saja tapi hal itu tidak berlaku untuk Fero.

Sebenarnya Kania juga tak menyangka kalau pintu yang bertuliskan khusus staff itu menuju halaman belakang perpustakaan, sebab Kania mengira selama ini pintu itu terhubung ke ruangan khusus semacam ruangan istirahat untuk staff.

Kania lalu masuk ke dalam mobil Fero dan duduk di passenger seat sedangkan Fero duduk di balik kemudi. Fero lalu mengemudikan mobilnya menuju apartemen cowok itu.

Ada yang beda dengan apartemen Fero kali ini. Saat masuk, Kania langsung disambut dengan foto Fero ukuran besar yang memperlihatkan ketampanannya dengan produk make up yang menjadikan Fero sebagai brand ambassador mereka.

Lalu ada setumpuk kado dan juga buket bunga yang ditaruh di sudut ruang tamu. Kelihatannya itu semua dari fans-fansnya Fero. Sesaat Kania teringat dengan kesedihannya kemarin.

"Sayang kamu mau makan apa? Kita pesen online aja ya. Kakak lagi capek, males masak."

Fero lalu duduk di sebelah Kania sembari menarik gadis itu lebih dekat dengannya. Posisi Fero seperti sedang memeluk Kania dari samping. Sesekali cowok itu juga mengecupi pipi Kania.

Kania diam saja, meskipun kadang ia mengahindari Fero karna geli dikecup terus-terusan.

"Kakak mau makan apa?" Kania mengambil alih ponsel Fero dan membuka aplikasi pesan antar makanan.

"Apa aja yang kamu mau," jawab Fero yang terdengar clingy

"Ehm yang mana ya? Fast food deh kalau gitu?"

"Oke," sahut Fero. Cowok itu merebahkan kepalanya di bahu Kania sembari memejamkan mata.

"Kakak mau yang mana?"

"..."

"Kak? Tidur ya?"

Fero tetap tak menjawab. Agaknya cowok itu sudah terlelap. Kania menghela napas panjang. Tangannya terulur mengusap-usap rambut Fero. Dan seketika berjengkit kaget karena Fero tiba-tiba meraih tangannya.

Cowok itu tidak tidur ternyata. Ia membawa tangan Kania ke depan bibirnya lalu mengecup pelan masih dengan mata terpejam.

"Aku sayang kamu Kania. Tapi, jujur aku ngantuk banget sekarang."

Kania menghela napas pelan. Ia berusaha mengerti keadaan Fero sekarang, lagipula kan rasa kangennya sudah tuntas dan sekarang ia juga sedang bersama Fero.

Hujan di Sore Hari (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang