54. Rara Ngajak Balikan

30 7 1
                                    

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

"Aku bikin gelang itu khusus buat kamu, tapi kenapa kamu gampang banget minjemin gelang itu ke orang lain." Emosi Rara akhirnya meluap bersamaan dengan air mata gadis itu yang turun membasahi ke dua pipinya.

Qeenan kaget. Edo juga kaget.

Tapi Qeenan cuma bisa diam di posisinya yang duduk di sebelah Rara tanpa melakukan apa-apa.

Sementara itu Edo pergi mengambil sekotak tisu yang ada di atas meja makan lalu melemparnya ke arah Qeenan. Ia sungguh gemas melihat tingkah Qeenan sekarang ini.

Lemparan kotak tisu tersebut jatuh tepat mengenai kepala Qeenan. Hal itu menimbulkan suara yang cukup keras. Tapi hal tersebut tak mengurangi sesi tangis Rara yang berlangsung khidmat.

Meskipun begitu lemparan tersebut membawa kesadaran Qeenan akan apa yang harus cowok itu lakukan di depan gadis yang sedang menangis.

Qeenan mencabut beberapa helai tisu lalu menyodorkannya ke tangan Rara. "Sorry. Maaf Rara."

Rara menerima lembaran tisu itu lalu menghapus sisa basah di kedua pipinya. "Gue kira lo tau." Tangisnya sudah berhenti.

"Tau apa?"

"Alasan gue ngasih lo gelang itu."

Qeenan mengernyitkan kening. Seingatnya Rara tidak memberitahu alasan apa-apa mengenai pemberian gelang itu.

"Lo gak bilang apa-apa kemaren."

Rara merengut. "ck, dasar gak peka. Gue kasih gelang itu dengan alasan gue mau kita bisa sama-sama lagi kayak dulu."

Edo yang sengaja mondar mandir setelah melempar Qeenan dengan kotak tisu untuk dapat curi dengar pembicaraan antara Qeenan dan Rara dibuat syok lagi dengan kalimat yang Rara ucap.

Sudah tiga kali Edo dibuat kaget hari ini. Yang pertama datangnya Rara di depan kontrakan, yang kedua Rara tiba-tiba menangis dan yang ketiga Rara mengajak Qeenan balikan. Wah, luar biasa.

Edo memuji betul keberanian Rara yang satu itu. Dan ia juga berharap bisa berada di posisi Qeenan, Edo juga ingin Haru mengajaknya balikan.

Qeenan memiringkan kepalanya. Ia merasa apa yang Rara ucap bukanlah hal nyata. Tapi, sesaat kemudian Rara kembali mengulang pernyataannya.

"Gue mau kita balikan Qeenan, gue mau kita pacaran lagi."

Wah, Qeenan syok. Selama mengenal Rara, tak pernah sekalipun Qeenan mengira gadis itu punya keberanian seperti ini.

"Lo ngajak... bentar, lo mau kita kayak dulu lagi?"

"Iya! Iya Qeenan." Jawaban Rara terdengar riang.

Ada harapan dalam kalimat itu. Namun, sungguh Qeenan tak pernah sama sekali berpikir hal yang Rara harap akan terjadi.

Qeenan tahu betul bagaimana dulu ia memuja Rara. Menyukai gadis itu adalah salah satu hal yang membahagiakan dalam hidup Qeenan. Tapi, itu dulu.

Hujan di Sore Hari (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang