Extra Chapter 2 : Kania Cemburu Pt.1

34 3 0
                                    

**

"Kania lo tau kan nanti sore anak cowok kelas kita bakal tanding futsal?" Hani berujar setelah mengunyah makanan di mulutnya.

Siang ini suasana kantin lengang. Hanya ada dua meja saja yang terisi selain meja yang Kania dan Hani tempati.

"Iya, kata Qeenan mereka bakal tanding sama anak Manajemen."

Hani mangut-mangut.

"Nonton yuk!"

"Boleh."

Sekitar jam lima sore, selepas kelas Pemograman Terstruktur di gedung F, Kania dan Hani sama-sama menuju area belakang kampus.

Di sana kegiatan olahraga diadakan. Ada dua lapangan yaitu lapangan futsal dan basket yang di naungi atap dengan dinding jaring-jaring kawat. Sementara itu lapangan voli dan badminton berada di samping dengan pasir pantai dan tanpa atap.

Event futsal kali ini termasuk dalam rangkaian event tahunan yang diadakan jurusan Manajemen. Selain event yang berbau olahraga, ada juga pentas seni, seminar dan bazar.

Lapangan futsal ramai saat Kania dan Hani sampai di sana. Kebanyakan yang mengisi tempat duduk penonton adalah kaum hawa.

Di lapangan, pertandingan futsal sudah dimulai. Cowok-cowok asik mengoper bola dan sorakan heboh terdengar saat bola masuk ke gawang atau meleset dari gawang.

"Kania ada yang ngasih minum cowok lu!" adu Hani heboh.

Kania melongokkan kepala, mencoba melihat di celah cewek-cewek yang duduk di area depan.

Pertandingan berhenti, ada jeda istirahat.

Punggung Qeenan terlihat. Ia ada di sudut lapangan dekat panitia acara yang sibuk dengan speaker musik.

Kania melihat Qeenan memegang botol air. Namun, tak ada gadis lain di sebelahnya.

Cowok itu tampak berbincang dengan panitia cowok di belakang speaker musik.

"Ga ada cewek di sebelah Qeenan."

"Tadi Kania. Lo telat liatnya," balas Hani.

Kania mengernyit pelan. Merasa Hani pasti salah sangka. Namun, saat kembali mengarahkan pandangan ke arah Qeenan. Seorang gadis terlihat mendekat. Gadis itu memakai baju seragam panitia, ditangannya ada kotak makanan. Ia memberikannya pada Qeenan.

"Tuh ceweknya, liat kan?"

Kania mengangguk. "Dia panitia kan. Mungkin itu konsumsi buat anak futsal."

**

From Hani :
Gak ada konsumsi buat anak futsal Kania. Mereka tanding cuma dapet minum doang dari panitia. Itu pun cuma aqua botol. Lo liat kan tadi Qeenan minum minuman ion bukan air mineral biasa?

Sambil mengeringkan rambut dan menghidupkan televisi, Kania kembali mengingat kejadian di kampus sore tadi.

Iya sih Qeenan memegang minuman isotonik bukan air mineral biasa. Jika yang Hani bilang benar, berarti Qeenan telah diperlakukan spesial.

Ponsel Kania berdering. Nomor kontak Qeenan tertera di layar.

Kania lantas menggeser tombol hijau. Suara gemerisik dan ramai terdengar heboh di ujung sambungan telepon.

Kania sampai menjauhkan ponselnya sejenak.

"Halo Kania."

"Kamu dimana?"

"Maaf ya berisik, bentar aku pindah dulu."

Setelahnya, suara gemerisik kembali terdengar hingga sayup-sayup suara obrolan yang heboh tadi tidak terdengar lagi.

"Halo Qeen, kamu dimana sih?"

"Halo, aku di kafe belakang kampus."

"Ngapain?"

"Panitia acara ngajak ngumpul."

Kania jadi teringat panitia cewek yang memperlakukan Qeenan begitu spesial.

"Oh, ada ceweknya juga ya?"

"Iya, ada."

"..."

"Kania? Kamu masih di sana?"

"Iya. Kamu ngapain nelpon?"

"Gak ada. Pengen denger suara kamu. Besok aku jemput ya ke kampus."

"Oke."

Panggilan telepon itu berlangsung singkat saja. Berakhir setelah Qeenan dipanggil untuk kembali bergabung dengan teman-teman yang lain.

**
Lanjut besok ya😉

Hujan di Sore Hari (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang