60. Rara yang Belum Move On

30 5 0
                                    

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

Pemotretan kali ini diadakan di salah satu rumah temannya Tante Naya. Namanya Tante Anggun. Karena konsep foto adalah konsep kasual, dibutuhkan background foto yang aestetic.

Rumah Tante Anggun memberikan segalanya. Rumah itu baru rampung lima bulan lalu dan baru dihuni juga. Rumah itu cantik terkesan minimalis dan sangat aestetic.

Baru di teras depan saja Kori sudah gatal menekan shutter kameranya. Beberapa spot di rumah itu benar-benar fotoable.

Pemotretan di lakukan di ruang keluarga. Di sini luas dengan beberapa perabotan yang sudah di susun sedemikian rupa. Ruang keluarga itu disulap menjadi studio foto dadakan. Qeenan langsung disuruh mencoba beberapa potong pakaian. Total ada 12 potong pakaian yang harus ia pakai untuk pemotretan hari ini.

"Kamu santai aja ya, kayak pemotretan gel rambut kemarin," Tante Naya memberi nasihat.

"Baik Tante."

"Oiya, sebelum kita mulai, Tante mau kenalin keponakan Tante yang mengurus sosial media bisnis ini," Tante Anggun berujar dan membawa seorang gadis di sisinya. "nah ini Rara keponakan Tante, ini Qeenan model kita hari ini." Tante Anggun memperkenalkan keduanya.

Rara keponakan Tante Anggun adalah Rara yang sangat Qeenan kenal. Keduanya sama-sama terkejut.

Namun, Rara langsung bersikap biasa saja seolah ia baru pertama kali bertemu dengan Qeenan.

Qeenan malah dibuat bingung. Aneh sekali rasanya melihat seseorang yang sudah lama dikenalnya berpura-pura seolah baru kenal.

Qeenan hendak menanyakan alasannya pada Rara tapi gadis itu langsung menghindar dan sibuk dengan beberapa hal.

Kori mulai memotret. Qeenan berusaha untuk tidak gugup serta fokus menatap ke arah kamera. Hanya saja saat disuruh melihat ke arah lain, Qeenan jadi bingung sebab matanya malah menjelajah sampai menemukan sosok Rara.

Selepas berganti pakaian dengan pakaiannya sendiri, Qeenan beristirahat sejenak sembari menikmati makan siangnya.

Rara terlihat sibuk bolak balik membagikan konsumsi ke semua orang. Qeenan menunggu dengan sabar mencoba terlihat tak acuh hingga Rara datang mengantarkan jus jeruk untuk Qeenan.

Qeenan lalu sengaja memegang tangan Rara yang masih memegang gelas jus jeruk.

"Lo kenapa pura-pura gak kenal gue?"

Rara tampak gelisah. "Lepas Qeenan."

"Jawab dulu pertanyaan gue."

"Gue punya hak buat ga jawab pertanyaan lo."

"Kenapa lo jadi gini sih?"

"Lo nanya gue? Ini semua gara-gara lo. Toh dengan kayak gini gue bisa ngendaliin perasaan gue sendiri. Jadi, mohon buat pura-pura kita baru kenal."

Hujan di Sore Hari (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang