**
Fero mengajak Kania ke apartemennya. Apartemen Fero yang terletak di gedung 20 lantai merupakan apartemen elit yang dihuni oleh orang-orang berduit dan juga artis-artis ibukota. Bahkan, Kania pernah sesekali bersisian jalan dengan artis di lorong apartemen.
Kania sudah beberapa kali ke apartemen Fero karna sebagian besar acara kencan mereka berlangsung di apartemen Fero.
Jadi, ia sudah merasa nyaman di sana dan Kania juga sudah tahu betul letak barang-barang di rumah Fero. Makanya saat mendapati bingkai foto mereka berdua yang biasanya berada di dinding atas sofa sekarang berganti di samping televisi, Kania bertanya alasannya.
"Kok bingkai foto kita pindah ke sini Kak?"
Fero yang sedang sibuk mengeluarkan bahan-bahan makanan dari dalam kulkas menjawab, "Aku pesen lukisan buat ditaro di sana terus rencananya foto kita mau aku ganti bingkainya biar samaan sama bingkai lukisannya dan digantung sebelah lukisan itu, makanya sekarang ditaro sebelah tv dulu."
Fero katanya ingin memasak makan siang untuk Kania. Biasanya sih kalau di apartemen Fero seringnya cowok itu yang memasak, Kania kebagian makannya aja.
"Kakak mau masak apa hari ini?"
Fero mendongak dan tersenyum kecil. "Kakak mau masak ayam teriyaki buat kamu."
"Wah! Pasti enak!" Kania berseru.
Ia melongokkan kepalanya untuk melihat kompor dibalik badan Fero. Tercium aroma harum saus teriyaki di atas wajan.
"Pasti dong. Kan aku yang masak." Fero berujar bangga.
Sepuluh menit kemudian, ayam saus teriyaki telah tersaji di tengah-tengah meja makan.
Acara makan siang mereka pun berlangsung dengan hangat. Sesekali Fero bercerita tentang tempat kerjanya dan Bang Jay yang kali ini suka bermain bisboll serta Fero yang jadi suka main bisboll. Kania juga menceritakan kuliahnya, tugas-tugasnya dan juga teman-temannya. Sesekali mereka tertawa dengan cerita lucu masing-masing.
Makan siang pun berakhir dengan Fero yang kalah suit dan harus cuci piring. Kania memutuskan untuk memotong buah apel dan melon yang ia temukan di dalam kulkas untuk pencuci mulut.
"Mau nonton film gak?" tanya Fero yang sedang memeriksa laci-laci bufet seperti mencari sesuatu.
"Film apa kak?"
"Maunya film apa?"
Fero menemukan apa yang ia cari di salah satu laci buffet yaitu flashdisk yang berisikan film-film, kemudian ia menyetel flashdisk itu ke televisi dan membuka folder dengan nama film.
"Sini sayang," ucap Fero dan menepuk-nepuk sofa di sebelahnya.
Kania menurut dan duduk di sana. Fero mengulurkan tangannya ke belakang leher Kania dan merangkul Kania agar lebih dekat dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan di Sore Hari (✔)
Romance(Completed/Tamat) Hujan deras sore ini seakan mengerti bagaimana perasaan Kania. Gadis itu terduduk di sudut tangga sembari melihat tetesan air hujan yang berkejaran di luar melalui jendela. Ia terdiam seraya berpikir betapa bodohnya ia selama...