**
"Yah, kayaknya gue salah deh yang nomor dua." Hani mengeluh sembari membolak-balik catatannya.
Sementara itu Kania mengamit lengan Hani untuk menghindari tabrakan dengan mahasiswa lainnya. Sebab koridor kelas sedang ramai.
Jadwal ujian siang ini baru selesai jam 4 sore. Makanya banyak mahasiswa yang memenuhi koridor sehabis keluar dari ruang ujian masing-masing.
Beberapa di antara mereka juga ada yang mengeluh seperti Hani. Sementara beberapa yang lain sibuk berceloteh mengenai plan nongkrong sehabis ujian sore ini. Maklum, sebab hari ini adalah hari sabtu. Jadi orang-orang sibuk merencanakan acara malam minggu mereka.
"Udah, gak usah dipikirin lagi yang lalu biarlah berlalu." Doni tiba-tiba saja sudah berada di sebelah Hani.
Cowok itu merebut buku catatan Hani dan menyembunyikan di balik punggungnya. Hani tentu saja kesal dan mencoba merebut kembali buku catatannya, tapi Doni malah kabur. Alhasil mereka berdua jadi kejar-kejaran.
"Mereka udah pacaran tau," celetuk Qeenan. Cowok itu tadi datang bersama Doni.
"Hah? Serius? Kok Hani gak bilang apa-apa sama gue sih."
"Gimana dia mau bilang sama lo yang baru aja putus."
Putus?
Sehujurnya Kania tidak tahu betul hubungannya dengan Fero apa sudah benar-benar berakhir atau belum. Hanya saja setelah perkara di lokasi syuting Fero saat Kania mengembalikan ponsel baru itu sampai sekarang, Fero belum menghubungi Kania sama sekali.
Sudah satu bulan berlalu. Kania sudah melewati hari-hari yang membuatnya sakit hati.
Sekarang ia sudah merasa baik-baik saja. Jeje juga bilang kalau anggap saja hubungannya dengan Fero sudah selesai.
Toh tidak ada itikad baik cowok itu untuk menghubungi Kania. Padahal Kania sudah membuka blokir nomor Fero sejak lama.
Jadi, untuk sekarang Kania hanya ingin fokus dengan ujian semesternya. Ujian akhir semester yang akan menentukan nilai IPK. Ia tak mau nilai-nilainya turun hanya karna memikirkan Fero dan hubungan yang tidak jelas ini.
"Lo mau ke kafe kan?" tanya Kania.
"Iya. Hari ini Bang Rojer sama Bang Kori bakal pegang sifht malem, jadi gue bakal jagain kafe sampe jam 7."
"Okey, kalau gitu gue ikut."
Qeenan tersenyum kecil lalu mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan di Sore Hari (✔)
Romance(Completed/Tamat) Hujan deras sore ini seakan mengerti bagaimana perasaan Kania. Gadis itu terduduk di sudut tangga sembari melihat tetesan air hujan yang berkejaran di luar melalui jendela. Ia terdiam seraya berpikir betapa bodohnya ia selama...