15. Danau Senja

50 18 40
                                    

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

Kania berteduh di bawah rindangnya pepohonan di depan gedung pencakar langit. Dari pesan yang temannya terima kalau narasumber untuk tugas kelompok akan bersedia ditemui langsung di kantornya yang terletak di dalam bangunan gedung pencakar langit itu.

Hani yang bertugas mengabari narasumber mengirimkan pesan dan dibalas kami harus menunggu sebab sang narasumber sedang ada rapat mendadak. Makanya, anggota kelompok Kania semuanya menunggu di luar seperti orang kurang kerjaan saja.

Qeenan santai saja duduk di sebelah Kania dengan pandangan lurus menatap ke jalanan. Sementara teman yang lainnya duduk tersebar di atas trotoar.

"Lo liat apa?"

"Liat motor sama mobil yang lewat," jawab Qeenan.

Kania mengernyitkan kening. Namun begitu ia juga mengikuti arah pandang Qeenan. Menatap jalanan yang ramai akan kendaraan. Tiba-tiba saja ponsel Kania berdering. Ada chat masuk dari Jeje.

From Jeje :
Pilih. Mau yang mana? Mumpung ada diskon beli 1 gratis 1 hahaha
/send picture/

Kania tergelak kecil yang membuat Qeenan melirik padanya sesaat tanpa Kania sadari. Kania lalu sibuk melihat sample warna lipstik yang Jeje kirimkan sembari menimang warna yang mana yang cocok untuknya.

Kania melirik ke arah Qeenan yang memang sejak tadi sudah menatapnya. Qeenan yang terpergok menatap Kania tampak santai saja. Ia malah dengan berani menatap Kania tepat diretinanya.

Adegan saling tatap pun terjadi selama beberapa menit. Teman-teman sekelompok mereka yang berada di belakang mereka menyadarinya dan mulai membuat asumsi-asumsi di dalam kepala.

"Menurut lo gue paling cocok pake warna yang mana?" Kania memberikan ponselnya pada Qeenan, di layar ponsel tertera foto berupa sampel warna lipstik yang Jeje kirim.

Qeenan mengamati sesaat. Mendengar pertanyaan Kania dan melihat sampel warna lipstik di ponsel Kania membuat Qeenan memperhatikan bibir Kania sesaat. Menurut pengalamannya kalau perempuan sudah menanyakan pewarna bibir biasanya hal itu berpengaruh dengan warna kulit mereka. Jadi, selain bibir Kania, Qeenan juga memerhatikan warna kulit Kania.

"Yang ini deh, kalau gak yang di sebelahnya." Qeenan mengembalikan ponsel Kania sembari menunjuk sampel warna di layar ponsel tersebut.

Hani yang sejak tadi memerhatikan interaksi keduanya ikut mengintip layar ponsel Kania dan berdecak pelan merasa kagum lantas ia berujar, "wah lo kayaknya berpengalaman soal warna lipstik cewek ya. Sering ditanyai warna lipstik juga ya sama cewek lo?"

Qeenan nyengir.

"Iya. Dia suka banget sama lipstik. Jadi gue sering ditanyain warna lipstik yang bagus buat dia pake. Tapi, itu dulu sih..."

Kania dan Hani kontan beroh panjang yang terdengar seperti ledekan. Keduanya lantas tertawa lalu setelahnya sibuk membahas soal warna lipstik.

Akhirnya setelah satu jam menunggu di luar yang membuat mereka kekeringan dan dehidrasi, narasumber mengirim pesan pada Hani kalau beliau bisa ditemui di kantin perusahaan yang berada di lantai dua gedung pencakar langit ini. Hani juga dikirimkan kartu pas digital yang bisa membawa masuk mereka ke dalam.

Hujan di Sore Hari (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang